FOLLOW GUESS
Up setiap hari kecuali🙅 hari Sabtu, hari k ketujuh dalam satu minggu🙏. I hope you enjoy my story 😊😊😊
******* * * *
* * * * *
* * * * *
* * * * *
******* * * *******
* * * * *
* * * * *
* * * * *
******* * * *"Iya iya, terus kamu kenapa kalah main basketnya?"
"Gimana gak kalah lo aja marah sama gue?"
"Alesan, bilang aja emang gak jago main basketnya?" Dien terkekeh kecil mengejek Zee.
Zee meletakkan kepalanya di atas paha Dien dan memejamkan matanya.
"Eh," Dien terkejut karena Zee tiba-tiba tidur di sana.
"Kamu ngapain? Diri ih!" Ujarnya malas.
"Gue mau tidur sebentar, kepala gue pusing."
"Kepala Kamu pusing? Kamu udah makan siang belum?" Kekhawatiran sudah tersirat di wajah Dien.
"Gue gak mau makan, gue maunya lo elusin kepala gue!" Tangan Zee menarik tangan Dien ke atas kepalanya. Dien mengelusnya membuat Zee merasa nyaman.
Tapi kelopak matanya kembali terbuka karena kebisikan suara anak pelajar yang berhamburan keluar menuju kantin karena sekarang sudah saatnya untuk istirahat. Mereka tidak ada di taman belakang itu, tapi suara dari kelas di depan itu sangat keras.
Dien yang peka dan pengertian mengeluarkan ponsel dan handsatnya dari dalam saku dan memasangkanya satu di telinga Zee dan satu di telinganya.
Zee tersenyum dengan perhatian yang diberikan Dien kepadanya dan memejamkan matanya lagi.
°°_°°
''Ayok!'' Zee mendekat kepada Dien yang celengak celenguk mencari keberadaan Mutiara. Sedari tadi Mutiara tidak menunjukkan batang hidungnya.
''Kita naik motor?''
''Hmm.'' Zee menyodorkan helm satunya lagi kepada Dien.
''Ah gak mau, nanti kamu ngebut lagi kayak kemarin - kemarin.''
''Gak bakal, gue janji!'' Zee membentuk jaringan tangannya V.
''Yaudah tapi jangan ngebut yah!'' Zee mengangguk dan menarik Dien mendekat kepadanya lalu memasangkan helm itu.
Dien menaiki motor itu dengan bantuan bahu Zee sebagai keseimbangan. Dien sangat sulit naik ke motor seperti ini, sangat tinggi. It's very annoying.
''Peluk!'' Ujar Zee melihat Dien yang menggeleng dari kaca spionnya.
''Yaudah kalau gue ngebut, jangan nangis kalau jatuh.'' Tiba-tiba Zee mengebutkan motornya dan mendadak meremnya kembali sehingga badan Dien mengjungkal ke depan dan tangannya refleks memeluk Zee.
''Kamu ih Zee, kesalin banget tau gak sih?''
''Gak tau!''
Dien memutar bola matanya malas melihat kelakuan Zee yang terus menjahilinya. Mereka meninggalkan area sekolah itu. Mereka adalah orang terakhir yang ada di sekolah.

KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Teen FictionHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.