Bonus gues
Tandai TYPO
Dien membuka kotak P3K yang sudah ada di depannya. Dien menuangkan obat merah ke kapas yang di pengangnya. Sedari tadi Zee tidak membuka pembicaraan begitu juga dengan Dien. Mereka masih musuh tanpa sebab.
Dien memegang pipi Zee untuk melihat luka itu sebelum mengolesinya dengan obat merah. Lima centimeter lagi obat kapas itu akan mencium luka Zee, seorang gadis sudah memanggil Dien
"Kak, kakak dipanggil ke ruangan pak Andi!" Ujar gadis itu dan pergi begitu saja. Dien menoleh kepada Zee yang sama sekali tidak menoleh kepadanya dan berdiri dari tempat duduknya. Dien meletakkan kapas yang dia pegang di meja lalu mulai keluar dari ruangan itu setelah keluar dari kolom kursinya.
Zee melihat kepergian Dien sampai tidak terlihat karena ditelan belokan pintu. Zee berdecih kesal.
Tok.tok.tok.tok.
"Ya masuk!" Dien masuk setelah di persilakan masuk oleh guru itu.
"Ada apa pak?" Tanyanya to the poin. Andi menoleh melihat murid yang di Panggilnya.
"Jadi gini Dien, bentar lagi akan ada olimpiade fisika. Bapak yakin kamu bisa ikut olimpiade ini. Apa kamu ingin ikut?"
Dien tampak berpikir sejenak. "Tapi sebelumnya pembelajaran umum untuk anak berprestasi di sekolah ini diadakan. Kamu wajib ikut karena kamu salah satu anak berprestasi walaupun kamu tidak mau ikut dalam perlombaan olimpiade. Dan sebagian yang setuju ikut perlombaan olimpiade fisika akan ikut seleksi penyaringan untuk mendapat anak yang benar-benar bisa mengalahkan ribuan murid berprestasi lainnya."
"Jadi pak, saya wajib ikut pembelajaran tambahan?" Andi mengangguk. "Pembelajarannya diadakan tiga kali satu minggu. Setiap hari senin, rabu, jumat. Mulai minggu depan," jelas guru itu.
Dien berjalan termenung di koridor. Sebenarnya hal itu tidak masalah tapi yang menjadi masalah adalah; apakah dia akan ikut perlombaan fisika. Mimpinya sejak SMP adalah ikut perlombaan olimpiade fisika tapi saat ini dia masih ragu karena dia tidak yakin dengan kemampuannya.
"Dorr!" Mutiara tiba-tiba muncul dam membuat Dien terkejut.
"Astaga Muti!!, gimana kalau aku pingsan?" Tanya Dien dengan nada tinggi karena sangat terkejut. Mutiara hanya tersenyum geli. "Tapi untung itu tidak terjadi," ucapnya tanpa dosa. Dien hanya menggelengkan kepalanya.
'Tadi Zee hajar Diman itu keras banget yah'
'Iya, sekarang Diman udah dibawa ke rumah sakit. Kayaknya dia kena patah tulang deh, itu kenapa sih?, kenapa Zee sampai hajar dia kayak gitu?'
'Jadi gini, lo lihat gak coretan yang ada di sana?' Yang ditanya mengangguk melihat arah tunjuk temannya.
'Itu yang buatnya Zee tapi Diman malah mencoretnya dikit. Jadi Zee hajar dia deh'
"Zee berantem?" Tanya Mutiara karena mendengar pembicaraan kedua siswi tadi. Dien mengangguk, dan pergi buru-buru setelah mengingat Zee
"Zee kamu gak papa?" Tanya Dien yang langsung masuk ke kelasnya. Disana hanya ada Zee dan Nadin yang duduk di kursi yang sama.
"Dia gak papa. Karena udah gue obatin," kata Nadin dengan tatapan sinis kepada Dien.
"Di, gue keluar dulu yah soalnya gue ada urusan!" Mutiara keluar setelah Dien mengangguk.
Nadin keluar setelah mendapat tatapan dari Zee sebagai isyarat. Begitu juga dengan Dien yang hendak berbalik dan ingin keluar tapi Zee langsung memegang tangannya.
"Gue lapar!" Ujarnya menarik tangan Dien duduk di kursi mereka. Dien hanya diam duduk tanpa menoleh kepada Zee. Dia juga tidak melakukan apa-apa.
"Gue lapar. Baby," rengas Zee karena diabaikan oleh Dien.
"Terus, aku boleh apa?" Tanya Dien menoleh kepada Zee yang meletakkan kepalanya di atas meja dan terus memperhatikannya.
Zee hanya diam dengan wajah datarnya dan mulai memejamkan matanya. Tak lupa, kepalanya juga sudah dibalikkan ke arah lain.
Dien merogoh tasnya dan mengeluarkan kotak makan dari sana. "Nih makan!" Ujarnya memberikannya kepada Zee.
"Apa peduli lo?" Tanya Zee
"Aku gak peduli sama kamu yang Kaya raya dan bisa melakukan apapun tanpa siapapun," ucap Dien langsung tanpa memikirkan perasaan Zee
"Lo marah sama gue?" Tanya Zee menegakkan badannya
"Pikir aja sendiri," Ketus Dien dan membaca buku yang ada dihadapannya. Zee tersenyum tipis melihat reaksi Dien yang sedang marah.
Bonusnya segini dulu gues
Ada pesan untuk Dien dan Zee atau tokoh lainnya??
REVISI : 3 Juni 2022
⏰08:44
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Ficção AdolescenteHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.