Dien terus menangis di taman belakang. Dia tidak mengira akan seperti ini. Dia tidak mengira bahwa hubungannya akan berakhir seperti ini. Dia terus mengucapkan maaf walau hanya dirinya yang ada disana.
"Kenapa hm?" Tanya Leo yang duduk disebelah Dien. Dia menangkup pipi Dien yang basah. Matanya menatap manik mata Dien yang sangat basah.
"Aku gak mau putus sama Zee, Leo hiks...!" Dien memeluk Leo dan menangis di dada bidang Leo. Dia tidak menghiraukan seragam Leo yang sudah basah
Leo terus mencoba menenangkan Dien yang terus menangis. Melihat Dien yang sesuguhan membuat Leo juga mau menangis. Entah kenapa dia tidak kuat melihat Dien menangis seperti ini.
______________@evaels2__________
Setelah jam pelajaran hari ini selesai, Dien dan teman-temannya berjalan ke arah parkiran. Dien sudah menceritakan semua masalahnya kepada mereka. Mendengar apa yang dialami Dien membuat mereka merasa marah kepada Zee.
Mereka melihat Zee yang duduk bersama Ceng Zui diatas motor. Mereka melihat Jelas kalau Zui memeluk Zee dengan kuat. Dien berjalan cepat kearah mereka. "Lo apa-apaan peluk Zee kayak gitu?" Dien menjauhkan tangan Zui.
"Hellow... Dien yang paling terhormat. Bukannya lo udah putus sama Zee. Masih berharap yah? Lo harus tau kalau gue sama Zee itu udah resmi pacaran. Iya kan Zee?"
Dien melihat Zee yang hanya memasang muka dinginnya. Lagi dan lagi mata Dien sudah berkaca-kaca, secepat itu Zee melupakannya? Apa selama ini Zee tidak benar-benar mencintainya?
Mutiara memegang pundak Dien dan memberikan isyarat supaya Dien tidak menangis lagi. Satu hari ini Dien sudah terus menangis. "Udah Di, lo gak usah pikirin Zee. Masih banyak cowok baik yang nerima lo di luar sana."
Zee menatap tajam kepada Mutiara yang mengabaikannya. Dia melajukan motornya meninggalkan area parkiran dan menjauh dari pandangan Dien.
Sudah hampir satu jam Dien dan teman-temannya ada di parkiran menunggu Dien tidak menangis lagi. "Lo gak usah sedih, ada kita. Sekarang kita pulang aja!" Ujar Dara tersenyum hangat kepada Dien.
"Iya Di, gak papa kita berdua jomblo. Emangnya lo gak kasihan sama gue yang jomblo ini?" Yobela memasang mukanya kusut.
Kedua sudut bibir Dien tersenyum melihat itu. Dia sangat-sangat bersyukur mempunyai sahabat seperti mereka. Dia berdoa semoga tidak kehilangan sahabat-sahabatnya itu.
"Gitu dong senyum, gak usah melow - melow. Kita mau nangis lihat lo tadi nangis," jelas Mutiara memeluk Dien.
"Yaudah kita pulang yuk! Gue yang anterin!" Ujar Yobela memeluk Dien dari samping. Tapi sebelum mereka masuk, sebuah suara bariton memanggil nama Dien. Dia berlari dan berhenti di depan Dien.
"Lo manggil Dien?" Tanya Mutiara kepada cowo yang tidak mereka kenal.
"Iya, gue Laskar ketua Osis. Gue mau kasih formulir olimpiade ini sama lo, lo harus ikut olimpiade satu minggu lagi. Nama lo udah didaftarkan. Kalau lo gak mau langsung kabarin nanti malam. Tapi kalau lo gak mau ikut, lo harus bayar denda. Bapak kepala sekolah mau bangat lo ikut!" Ujar cowok itu dan memberikan formulir itu kepada Dien.
"Di, lo ikut aja. Dengan cara begitu lo bisa lupain tuh si Zee!" Ujar Yobela yang duduk di kursi penumpang bersama Dien.
"Gue pikir-pikir dulu!"
__________@evaels2________
Hari ini adalah hari senin minggu kedua Zee masuk ke kelas dengan baik. Semua anggota inti geng Destroy sudah mulai tidak membolos lagi tapi dibalik itu semua mereka juga tidur kalau jam pelajaran dimulai. Zee juga begitu saat ini. Dia meletakkan kepala di lipatan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Teen FictionHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.