Hanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.
Semoga cerita saya dapat menginspirasi kakak kakak sekalian
Terima kasih untuk yang udah membaca sampai sejauh ini
Tandai TYPO kak!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terima kasih mba." Ibu panti asuhan itu tersenyum.
Dan anak-anak yang ada di situ langsung berlari kepada mereka lalu melihat-lihat kotak makanan yang ada di tangan Mutiara. Dien yang melihat itu langsung meminta makan itu dari Mutiara dan membagi-bagikannya kepada anak-anak itu.
Mutiara dan Yobela juga ikut serta dalam membagikannya. Sedangkan Dara, dia mengambil minuman oqua gelas yang dibeli Mutiara tadi di tengah jalan. Awalnya mereka heran melihat Mutiara membeli banyak makanan dan minuman.
Dara langsung membagikan minuman itu dengan telaten. Semua anak-anak itu tersenyum kegirangan karena mendapat makanan.
"Abis ini kita mau kemana?" Tanya Dara melihat ketiga temannya
"Kita ke... beli buku yuk! Soalnya ada toko buku abis dibuka." Yobela menaiki mobil terlebih dahulu.
Dan mereka langsung meninggalkan area panti asuhan. Mereka asik dengan pikiran masing-masing. Dien mengalihkan pandangannya ke luar jendela, dia teringat dengan perkataan Zee yang seperti menghinanya.
Sedari tadi Zee tidak pernah memberikan kabar kepada Dien setelah selesai berlomba dance. Apa dia tidak merasa bersalah kepada Dien setelah apa yang dikatakan. Sungguh laki-laki itu selalu menganggap semua hal menjadi hal sepele.
"Dar, besok lo jadi kan ajak geng Destroy baris upacara." Yobela memajukan kepalanya melihat Dara yang duduk di depan.
"Hmm," guman Dara sambil masih asik dengan ponsel yang ada di tangannya.
Setibanya di depan toko buku yang tidak terlalu besar, mereka masuk dan mulai memilih buku yang mereka sukai.
Setelah selesai membeli buku sesuai kesukaan masing-masing, mereka memutuskan untuk kembali pulang karena sudah hampir sore.
Sial! mereka kena macet yang sangat panjang dan biasanya ini akan macet sampai jam delapan malam. Mutiara memutar mobilnya karena mobil mereka masih di barisan paling belakang. Mereka memutuskan melewati jalan pintas saja.
Di jalan pintas itu sangat sepih dan tidak seorangpun yang lewat disana. Dien memperhatikan area sekitar jalan dari jendela.