Hanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Dien mengerutkan keningnya karena Zee dan teman-temannya itu tidaklah orang yang bodoh karena mereka bisa mengerjakan soal yang diberikan. Bahkan mereka mengerjakan dengan sangat cepat.
Dien membereskan semua barang-barangnya setelah jam menunjukkan pukul empat sore.
Sebelum Dien keluar dari mansion itu, Zee sudah terlebih dahulu menyambar jaket dan kunci motornya yang tergeletak di meja. Semua teman-temannya merasa heran kepada Zee, karena sebelum ini Zee belum pernah mau mengantarkan cewe bahkan Kara pacarnya sendiri pulang.
"Biar gue antar!" Ujarnya berjalan keluar. Dien mengejarnya untuk menolak antaran Zee tapi dia malah diabaikan oleh Zee
Setibanya di luar mansion, Zee sudah duduk di atas motornya.
"Naik!" Ujar Zee seraya menyodorkan helm kepada Dien
Zee terus menyodorkan helm namun tak kunjung di terima oleh Dien. "Tangan gue pegal, lo mau tanggung jawab?" Dien menggelengkan cepat.
"Yaudah terima aja, apa susahnya sih?" Tanya Zee dengan sedikit menaikkan nada suara karena merasa kesal diabaikan oleh Dien
Dien menerimanya dan yang membuat Zee heran yaitu Dien meletakkan helm itu lagi di teras mansionnya.
"Aku jalan aja," kata Dien yang berjalan meninggalkan Zee yang masih duduk di motornya
"Woi, Katie tungguin," kata Zee yang kesal. Dia mengumpat dan turun dari motornya lalu mengejar Dien yang sudah hampir jauh.
Setelah mereka sudah sejajar. Zee terus memperhatikan Dien yang masih setia berjalan tanpa memperdulikannya.
"Katie bodoh!" Ujar Zee berjalan santai di samping Dien.
Mendengar itu membuat Dien menoleh ke Zee. "Nama aku itu Dien, buka Katie," ucapnya kesal namun tak dihiraukan Zee
Mereka berjalan hampir sejauh dua kilometer meter menuju rumah Dien.
Dien duduk di halte karena merasa lelah, Zee yang melihatnya pun duduk di sebelah Dien.
Zee memperhatikan Dien. Dia merasa Dien sangat bodoh walaupun memiliki paras yang cantik tapi sayangnya dia bodoh. Seharusnya tadi dia menerima penawaran Zee untuk mengantarkannya bukan malah memilih untuk berjalan sejauh ini.
"Lo bodoh banget ya?" Tanya Zee kesal. Dien melirik nya Dengan mata malas. Seharusnya kan Zee tidak mengikutinya. "Seharusnya kamu gak ikutin aku, kamu yang bodoh, bukannya kamu Zee si pemburu liar yang gak mau antarin pulang cewek yah?, bahkan itu sepupu atau pacar kamu," kata Dien