CHAP 24. ZEEDIEN

2.1K 66 1
                                    

Come back again in my story
How about my story

I HOPE YOU ENJOY THIS MY STORY

I HOPE YOU ENJOY THIS MY STORY

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mereka pun keluar. Mata mereka langsung melihat ke Zee yang duduk tenang sambil memperhatikan orang-orang sepertinya Zee mencari keberadaan seseorang.

Mata Zee sudah tertuju kepada Dien yang masih fokus dengan ponselnya, kepalanya menunduk karena saking fokusnya sampai-sampai dia tidak menyadari banyak mata yang tertuju kepadanya.

Zee berjalan mendekat ke Dien dan mengikis jarak antara mereka sampai duapuluh centimeter. Baru Dien menyadari bahwa seseorang berdiri di depannya. Dia mendongak dan mendapati Zee sudah berdiri di depannya. Bukannya menjauh, Zee malah semakin mendekat ke Dien. Dan dia memeluknya.

Mata Dien membulat. Bukan, Zee tidak memeluknya melainkan membuka bajunya yang diikat di belakang. Dia tidak mau semua mata tertuju ke perut putih Dien.

"Lo gak usah pakai baju kayak gini. Kurang bahan, emang udah miskin lo. Suruh gue buat beliin baju sama lo." Zee langsung pergi meninggalkan Dien dan berjalan ke sebuah ruangan.

                                     ****

Zee sudah menaiki panggung yang memiliki tinggi tigapuluh centimeter. Dan diikuti Zui yang berjalan dengan gaya yang sangat berkarisma.

"Huuuuuuuuuuuu!!!!" Semua teriakan mulai terdengar ketika Zui dan Zee sudah mengambil posisi.

Mereka sudah mulai menari dengan gerakan yang tidak senada tapi masih tetap hebat. Zui membuat gerakannya seperti gerakan cerrybel yang sangat feminin dan senyuman terukir di bibirnya.

Sedangkan Zee, dia menggunakan gerakan yang tomboy yang sangat keren jika di gerakkan olehnya ditambah lagi dengan mukanya yang datar.

Semua berteriak histeris melihat Zee yang sangat berkarisma dalam menari. Banyak ocehan yang mengatakan Zee dan Zui sangat serasi.

Setelah di akhir tarian, tiba-tiba Zui jatuh dan Zee dengan sigap menangkapnya. Tatapan mereka saling beradu beberapa detik.

'Wih, serosi banget sih mereka'

'CIEEEEE!!!' Semua orang berteriak mensuport kedekatan mereka.

Cekrek.

Suara kamera mengambil foto mereka dan hal itu juga membuyarkan aktifitas mereka.

"Sorry," kata Zui setelah melepaskan pelukannya dan menatap sinis kepada Dien dengan satu sudut bibir terangkat.

"Lain kali hati-hati," ucap Zee dengan nada dingin dan pergi menuruni panggung.

Dien merasa cemburu melihat adegan itu. Apalagi dengan orang-orang yang mendukung mereka. Hal ini bisa membuat kepercayaan dirinya berkurang.

"Ini giliran lo berdua Dien!" Ujar Mutiara melihat kepada Dien yang masih fokus melihat kearah Zee dan Zui

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang