"Semalam abis nonton basket, lo lihat Mutiara gak Yob?"
"Gak tuh, tapi kok tumben dia lama datang yah? Semalam juga dia gak on di wa sama di ig. Chat gue aja gak dibalas noh!" Yobela menunjukkan pesannya kepada Dien dan menariknya kembali.
Aneh saja, kenapa sejak kemarin Mutiara gak menunjukkan batang hidungnya. Biasa kalau di grup juga, dia yang paling pertama membalasnya terus kenapa sekarang dia gak balas.
Dien men- chating Mutiara, siapa tahu kalau dia yang chat bakal dibalas atau mungkin semalam ponselnya lagi lowbat sampai-sampai dia gak balas tuh Chat si Yobela.
"Lo chat dia?" Dien mengangguk sambil mencari-cari sesuatu di ponselnya. Dia menscrol aplikasinya sampai ke bawah dan kembali lagi ke atas.
"Apa bedanya coba? Gue aja gak dibalas apa lagi lo," Ketus Yobela.
"Kamu kenapa?" Tanya Dien kepada Dara yang baru saja masuk ke dalam ruangan kelas itu. Mukanya yang sangat kusam dan matanya berkantung hitam. Hanya ada mereka bertiga disana. Biasa jam seperti ini itu semua orang sedang sibuk di kantin.
"Kamu dipaksa lagi belajar sampai malam?"
Dara langsung menjatuhkan kepalanya di atas meja dan memejamkan matanya. "Iya, gue gak tau salah gua apa sampai-sampai gue gak dianggap anaknya."
"Maksud lo apaan sih Dara? Datang-datang udah murung aja." Yobela duduk di samping Dara dan mengelus punggungnya.
Dia merasa kalau temannya itu sedang terisak. "Lo nangis, lo kenapa? Coba cerita sama kita, siapa tahu kita bisa bantu!"
Dien mendekat kepada mereka dan duduk di meja yang ada di depan meja Dara dan Mutiara. Tidak biasa-biasa nya Dara yang ceria serupa hari tiba-tiba menangis seperti ini.
"Kamu cerita aja!" Ujar Dien dengan lembut. Tangannya juga terangkat untuk mengelus punggung Dara.
"Mamah gue gak anggap gue anaknya. Semalam saat gue baru pulang ke rumah, gue langsung dipaksa masuk ke kamar dan dikunci disana. Dan alasan semuanya itu karena mamah gue mau admin arisan di rumah. Hiks..hiks... terus setelah itu mamah bilang kalau mamah malu punya anak kayak gue. Gue gak tau apa salah gue? Mamah lebih pilih Cleo dibandingkan sama gue."
Yobela mengepal tangannya kuat. Kenapa Cleo bisa datang ke kehidupan sahabatnya. Dia sudah membuat keluarga Dara hancur. Apa dia gak tau diri kali dia itu bukan siapa-siapa disana.
Dien mendekat ke Dara dan memeluknya sambil mengelus punggungnya itu. Dia tau rasanya bagaimana orang tua Dara melakukannya seperti itu. Dia dapat merasakan sedih yang dirasakan sahabatnya itu. "Lo yang kuat yah Dar, kita-kita akan terus ada buat kamu kapanpun pun itu."
°°-°°
Jam pelajaran sedang berlangsung, tapi saat ini Dien merasa tidak nyaman karena perutnya merasa keram. Ini pertama kalinya dia merasa perutnya sesakit ini.
Kret.
Dia berdiri dan mendekat kepada guru yang sedang menulis di papan tulis. Dara dan Yobela menatap heran kepada Dien. Tidak biasanya Dien permisi kalau sedang jam pelajaran.
"Permisi bu." Guru itu berbalik dan mendapati Dien di belakangnya sambil memegang perutnya.
"Kamu mau kemana Dien?"
"Saya mau ke UKS bu, perut saya sakit." Rintihan mulai keluar dari mulutnya.
"Ya sudah kamu istirahat saja dulu sana!" Dien berjalan keluar dengan kaki yang bergetar. Perutnya membuat dia sangat pucat dan penuh keringat.
![](https://img.wattpad.com/cover/303800982-288-k253515.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ZEEDIEN [End]
Teen FictionHanya seorang gadis yang mampu memberikan rasa sayang dan cinta kepada pemuda yang tidak pernah mendapat kasih sayang dari siapapun sebelum gadis itu muncul dalam kehidupannya.