CHAP 4. ZEEDIEN

4.9K 158 0
                                    

Vote, komen, share

Zee berhenti tepat di depan mansionya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zee berhenti tepat di depan mansionya. Dia masih duduk di atas motor. Teman-temannya sudah tiba di depan motor Zee.

Leo merasa iba kepada sahabatnya ini. Dia melirik kepada yang lain untuk memberi sebuah isyarat.

"Sebaiknya lo cari tuh cewek yang bernama Xuyin, Xuyin  apa itu namanya. Cina amat anjir," ucap Jastin. Dia juga sangat perhatian kepada Zee yang tidak pernah bersama kedua orang tuanya karena Ridwan selalu pergi ke luar negeri untuk mengurus bisnis.

"Xuyin. Kita akan bantu lo besok untuk cari tuh cewe dari pada lo harus di hajar sama bokap lo, lebih baik lo belajar bareng tuh cewe. Kita juga bisa belajar bareng sama lo," kata Riyan lalu diangguki Samuel dan Bili.

>•<

Tiba-tiba Dien merubah posisinya dari tidur menjadi duduk dengan cepat karena mimpi buruk. Keringat sudah memenuhi pelipisnya

"Kenapa tuh cowok masih aja muncul di mimpi aku. Gak  cukup apa ketemunya hanya kemarin. Aku ga mau ketemu dia lagi. Udah cukup di mimpi untuk kedua kalinya," katanya sambil meraba-raba nakas yang berada di samping tempat tidurnya.

Matanya membola ketika melihat jam walkernya menunjukkan pukul enam tigapuluh menit. Dien langsung menyibak selimut dalam durasi tiga detik karena cepatnya. Dia langsung beranjak dari tempat tidur dan langsung menguncir rambutnya asal.

Setelah selesai dengan seragam sekolah dan rambutnya sudah diikat rapi Dien melompat lompat untuk memakai satu sepatu dan cepat mengikatnya. Dia langsung menyambar ransel  yang berada di atas meja belajar dan keluar buru-buru dari kamarnya.


"Fugin, mugin, Dien pergi yah. Nanti Dien sarapannya di sekolah aja soalnya udah telat," kata Dien yang masih berlari dari tangga.

"Yaudah biar Fugin antar aja," kata Rendy yang sudah berdiri

"Gak usah Fugin, aku jalan kaki aja. Sekolahnya juga gak jauh kok. Dien pergi," teriak Dien yang sudah berlari keluar mansion.

Dia sudah berlari sejauh mungkin. Dia menunduk sambil memegang lutut dan mengatur nafas yang memburu karena kelelahan berlari. Dien berjalan ke halte yang sudah dekat dengannya.

Dien melirik jam Huawei watch GT2 miliknya. Dia menyesal menolak tawaran Rendy tadi untuk mengantarnya. Suara deru motor saut menyaut di jalanan sangatlah ribut. Awalnya Dien tidak memperdulikan itu tapi karena suara motor itu semakin keras dan jelas Dien melihat dari mana motor itu.

Puluhan motor berwarna hitam dan yang mengendarai menggunakan jaket dengan lambang setangkai bunga mawar, mereka memenuhi jalanan. Dan tiba di pertigaan, motor itu terbagi menjadi tiga bagian. Dien terus memperhatikannya sampai sampai sebuah taxi melewatinya begitu saja.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang