CHAP 16. ZEEDIEN

2.9K 94 0
                                    

BANYAK TYPO DIMANA-MANA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

BANYAK TYPO DIMANA-MANA. DITANDAI AJA BESTIE

Karena akar dari segala kejahatan ialah cinta dan uang. Sebab oleh memburu uanglah beberapa orang telah menyimpang dari imam dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
                                                                ☆☆☆☆☆

"Oke. Terus kenapa gue gak bisa langsung tidur?"

"Kamu abis makan loh Zee, nanti kalau langsung tidur bisa bisa perut kamu buncit dan kamunya kena penyakit asam lambung," jelas Dien. Zee yang gemas langsung mengusap pucuk kepala Dien

"Kamu berantem yah Zee?" Tanya Dien melihat muka Zee yang babak belur

"Jawab ih Zee!" Ujarnya ngambek karena Zee gak kunjung menjawab pertanyaannya

"Hmm."

"Kok bisa berantem sih Zee?" Tanya Dien lagi sambil mengambil kotak P3K di laci meja belajar lalu mendekat ke Zee

"Biar aku obatin Zee!" Dien duduk di depan Zee.

Dien mulai membersihkan luka luka di wajah Zee dan menempelkan dengan plester. Di dahi Zee juga ada luka, itu tepat di luka yang pernah Dien obatin saat di kantin

Zee terus memperhatikan Dien dengan senyum di wajahnya. "Jangan mikirin macam-macam!" Ujar Dien karena sadar akan tatapan Zee

Dien kembali mengerjakan tugasnya setelah selesai mengobati Zee.

"Lo tidur aja udah malam. Tugasnya di lanjut besok," kata Zee

"Gak bisa Zee. Tugas ini besok dikumpul," jawabnya tanpa menoleh ke Zee

Melihat kekeuhnya Dien, Zee berdiri. "Awas biar gue kerjain!" Ujarnya

"Emang kamu bisa. Tugas kamu aja belum siap," Ketus Dien

"Nyokap gue dari dulu selalu mengelus kepala gue kalau mau tidur."

Dien turun dari ranjangnya dan mendekat ke Zee. "Aku elusin yah Zee biar kamu bisa cepat tidur." Dien mulai mengelus kepala Zee yang tersenyum kepadanya. Tak berselang lama, Zee sudah langsung tertidur. Dien yang melihat itu juga langsung tidur menelusuri alam mimpi.

                                 ****

"Fugin duluan yah sayang, nanti pulangnya naik taxi aja yah!" Ujar Rendy setelah mengantar Dien tepat di depan gerbang sekolah itu

"Iya Fugin, hati-hati di jalan yah gin!" Dien melambaikan tangannya. Rendy pun tersenyum menanggapi care dari putri semata wayangnya.

Setelah Dien memastikan kalau ayahnya sudah tak terlihat lagi, lalu dia memasuki area sekolahnya itu.

Di tengah lapangan, Zee datang menghampirinya dengan satu tangan di saku dan tasnya hanya bertengger di satu bahunya. •gaya anak cool• bahkan dengan gayanya itu mampu membuat semua siswi yang dilewatinya berteriak histeris.

ZEEDIEN  [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang