Delapan belas, Retak

4.4K 433 10
                                    

Selamat membaca!

Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!

🐻🐣🐿🐇🐢

Acara ulang tahun Jennie berjalan dengan lancar setelah sebelumnya harus melewati banyak drama. Sekarang waktunya girls time. Mereka bertiga sedang duduk di sofa kamar Jennie untuk membuka kado. Hanbin sendiri sedang berbincang dengan kedua orang tua Jennie setelah memberikan sebuah kalung dengan liontin berlian sebagai kado ulang tahun untuk Jennie.

Tumpukan kado memenuhi meja yang diselimuti taplak berwarna emas. Kedua gadis itu berbincang ringan namun Rose tampak tak menanggapi mereka. Entah, ia sedang sibuk menunggu balasan pesan dari seseorang karena saking cemasnya.

"Ada masalah Rose?" tanya Jennie saat melihat Rose yang sejak tadi gelisah. Ia sudah bertanya berkali-kali namun Rose selalu menjawab tidak.

"Ani---"

Ting

Sebuah notif pesan yang masuk di ponselnya berhasil membuat perasaan Rose menjadi lega. Ia tersenyum pada Jennie dan Jisoo lalu meletakkan ponselnya.

"Jadi masalahmu sudah selesai?" tanya Jisoo.

"Aku hanya terlalu cemas unnie."

"Mencemaskan apa?" tanya Jennie heran.

Rose mengalihkan netranya dari mereka berdua. Ia tak mungkin mengatakan jika ia mencemaskan Lalisa di saat Jennie membencinya.

"Mengapa kau seperti orang yang hendak berbohong?" pertanyaan penuh selidik itu datang dari Jisoo.

"Aniya. Sebenarnya aku membeli anjing dan aku meminta Alice unnie untuk mengeceknya di apartemenku karena tadi aku lupa memberinya makan," ujarnya cepat saat menemukan alasan yang masuk akal.

"Wow. Pasti sangat menggemaskan. Mengapa tidak memberi tahu kami?" respons Jennie antusias. Ia sebenarnya juga ingin memelihara anjing namun belum memiliki waktu luang untuk membelinya.

Rose menghela napasnya sejenak kala Jennie mempercayainya. Tapi ia tak berbohong soal ia yang membeli anjing.

"Tadinya akan kujadikan kejutan jika kalian mengunjungi apartemenku," jawabnya lesu.

"Pasti apartemenmu semakin ramai," ujar Jisoo.

"Ya begitulah unnie. Ayo unnie buka kadonya. Jika ada makanan berikan padaku. Tapi pertama kau harus buka kadoku dulu," seru Rose mengalihkan topik pembicaraan dan menyerahkan kadonya.

"Aniya kadoku dulu," ujar Jisoo menjauhkan tangan Rose yang mengulurkan kado pada Jennie.

"Unnieeee yang lebih tua harus mengalah!"

"Tidak bagiku."

"Mengapa kalian jadi bertengkar? Aku akan membukanya secara acak. Pertama, aku penasaran dengan isi dari kotak ini," ujarnya meraih kotak kado berwarna hitam dengan pita berwarna merah muda.

Jisoo yang melihat itu mendadak gugup. Ia tau jika kotak yang dipegang Jennie adalah pemberian dari Lalisa karena jelas-jelas hanya kotak Lalisalah yang berwarna hitam polos sederhana berbalut pita merah muda, tidak ada hiasan lain. Jisoo agak takut jika kado itu tak sesuai ekspektasi Jennie.

Sementara di sisi lain, Jennie menganga tak percaya melihat isi kado yang dibukanya. Ia dengan cepat mengambil boneka pizza itu dan memeluknya saking gemasnya.

"It's so cute," ujarnya gemas.

Jisoo dan Rose sama-sama terkejut atas reaksi Jennie sekaligus isi dari kado tersebut.

When POISON Becomes MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang