Tiga sembilan, Turnamen

4.2K 487 28
                                    

Selamat membaca!

Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!

🐻🐣🐿🐇🐢

Mereka bertiga duduk melingkar di ruang makan apartemen milik Lalisa. Sudah beberapa hari ini mereka rutin sarapan bersama di apartemen Lalisa. Jennie dan Lalisa selalu bergantian menyiapkan sarapan untuk mereka berempat.

"Kenapa kesiangan?" tanya Jennie ketika melihat Lalisa memasuki ruang makan.

Lalisa tak langsung menjawab karena tangannya sibuk mencomot strawberry yang ada di tengah meja untuk tambahan topping pancakenya.

"Mungkin aku kelelahan," jawabnya bohong. Ia tak mungkin mengatakan jika ia kurang tidur semalam.

Hari ini adalah jadwal pertarungan bebas dan semalam ia harus mengikuti rangkaian tes yang telah disiapkan oleh Bambam. Sebenarnya tesnya dilaksanakan pada sore hari. Namun karena Lalisa harus bekerja, Bambam memberinya waktu hingga tengah malam dan mereka baru selesai pada pukul tiga dini hari. Hari ini juga Lalisa memilih cuti agar ia tak terlalu kelelahan nanti malam.

"Memang seberat apa pekerjaanmu di sana? Setahuku waktu kau bekerja di restoran milik paman Park kau tak pernah terlambat padahal jam kerjamu sama," tanya Jennie khawatir.

"Sama saja. Mungkin aku kelelahan karena hal lain," jawabnya berusaha sesantai mungkin. Ia mulai memakan pancakenya sebagai kode agar Jennie tidak bertanya lebih jauh.

"Hal apa?"

Astaga kenapa Jennie malah lebih cerewet dari Chaeyoung?

"Sudahlah Jen. Biarkan Lisa sarapan dengan tenang. Kita hampir terlambat," Jisoo yang sejak tadi diam akhirnya angkat bicara. Hal itu membuat Lalisa diam-diam menghela nafas lega.

Jennie mencebikkan bibirnya, ia menurut dan memakan pancakenya dengan tenang. Setelah ini ia akan kembali mencerca Lalisa dengan beberapa pertanyaan.

"Aku selesai," ujar Chaeyoung dengan raut bahagianya karena perutnya sudah kenyang. Jennie memberinya empat potong pancake dengan berbagai macam topping sedangkan yang lain hanya memakan dua potong. Ia kadang heran mengapa teman-temannya hanya makan sedikit.

"Kau sudah kenyang?" tanya Lalisa setelah menghabiskan suapan terakhir. Ia menumpuk piringnya di atas piring Chaeyoung.

"Tentu."

"Tapi aku yakin sebentar lagi kau akan memakan snack di mobil," ujarnya jahil. Rasanya sudah lama sekali ia tidak menjahili sahabatnya sejak insiden itu.

"Memangnya kenapa?" tanya Chaeyoung kesal. Sekarang ia berdiri karena Jisoo dan Jennie juga sudah menyelesaikan makannya. Ia menumpuk semua piring kotor lalu mencucinya seperti biasa.

"Katamu sudah kenyang?" Lalisa masih ingin menjahili sahabatnya meskipun ia sudah melihat raut kesal sahabatnya.

"Makan snack tidak mengenyangkan."

"Tapi---"

"Stop!" Jisoo kembali angkat bicara. Tolonglah ini masih pagi untuk melihat sebuah perdebatan.

Lalisa mendengus. "Kau sebenarnya kenapa?"

"Datang bulan."

Bukan Jisoo yang menjawab melainkan Jennie. Ia jelas tau jadwal sepupunya begitu pun sebaliknya. Oleh karena itu, sejak tadi ia tak berani membantah ucapan Jisoo karena ia takut memancing amarah Jisoo.

When POISON Becomes MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang