Selamat membaca!
Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!
🐻🐣🐿🐇🐢
"Saya akan menyembuhkannya," ujarnya yakin. Entah dari mana ia mendapat keberanian untuk mengutarakan hal tersebut.
"Mwo? Jangan bicara omong kosong nak. Dokter pribadi Jennie yang notabennya adalah psikiater terbaik di Korea Selatan saja belum mampu menyembuhkannya apalagi kau yang hanya siswa kelas sebelas," raut wajah Kim Alexander jelas mengutarakan ketidakpercayaannya.
"Beri saya waktu satu bulan. Saya akan membuktikannya."
"Bagaimana caramu melakukannya?" tanyanya heran dengan pemikiran gadis muda di hadapannya.
Lalisa mengetuk pelan jarinya pada pahanya. Sejujurnya ia gusar dan belum tau bagaimana caranya.
"Anda tak perlu tahu."
Jawaban itu membuat ketidakpercayaan Kim Alexander semakin membesar. Ia semakin ragu dengan ucapan Lalisa.
"Bagaimana jika yang kau lakukan malah memperburuk kondisinya, sama seperti yang kau lakukan hari ini?" Ia tak mau mengambil resiko yang mungkin rasanya lebih buruk karena keterlibatan Lalisa.
"Pertama, saya sama sekali tidak tau jika Jennie memiliki trauma dan kedua, saya tidak sengaja melakukannya. Itu semua refleks saya lakukan karena tindakan semena-mena Jennie."
"Beritau aku konsekuensi jika kau gagal."
Lalisa menghembuskan nafasnya perlahan guna meredakan kegugupannya. Ia sudah memikirkan dengan matang apa yang akan dilakukannya nanti jika yang ia harapkan berujung kegagalan.
"Saya akan dengan suka rela keluar dari negeri ini tanpa jaminan apa pun dari Anda."
"Kau yakin?
"Tentu."
"Baiklah tetapi kau tetap mendapat hukuman sesuai peraturan di sini. Lihatlah sendiri," ujarnya menyerahkan buku tata tertib sekolah.
Skorsing selama tiga hari
Lalisa masih saja memikirkan percakapannya dengan appa Jennie. Ia sebenarnya juga tidak yakin bisa menyembuhkan Jennie. Tapi, karena rasa bersalahnya, ia bertekad untuk melakukannya meskipun kemungkinan berhasilnya belum ia ketahui.
Berbicara tentang trauma, sejujurnya ia juga belum menyembuhkan traumanya sendiri. Ingatan tentang traumanya biasanya hadir saat ia bertemu dengan Chaeyoung. Bedanya, ia hanya akan diam menerima ingatan buruknya sekalipun hatinya sakit.
Lalu bagaimana cara ia menyembuhkan trauma Jennie?
Lamunannya buyar saat ia telah sampai di depan rumah Jisoo. Ia dapat melihat Jisoo yang bersandar di mobilnya dengan raut tak bersahabat.
Belum sempat menstandarkan motornya, Jisoo sudah lebih dulu menariknya kasar. Alhasil, motornya harus jatuh dalam keadaan mesin yang masih hidup.
"Masuk!" perintah penuh amarah itu membuatnya mau tak mau harus masuk dalam mobil.
"Motorku," ujarnya datar.
"Tidak akan hilang."
Brummmm
Jisoo mendadak menekan pedal gasnya kuat-kuat. Tak peduli Lalisa akan terjengkang akibat ulahnya.
"Yak! Bisakah kau pelan-pelan?!" teriak Lalisa dengan segera memakai sealbeatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When POISON Becomes MEDICINE
Fanfiction(Selesai) FRIENDSHIP Jennie x Lalisa Mereka tak pernah tau mengapa takdir membuat mereka saling berinteraksi jika hanya untuk berseteru. Namun, seiring berjalannya waktu, Lalisa yang dibencinya ternyata menjadi penyembuh traumanya~ Start : 03-02-22 ...