Selamat membaca!
Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!
🐻🐣🐿🐇🐢
Lalisa benar-benar tak tau apa yang telah ia perbuat. Ia merutuki dirinya yang tak mampu menahan emosinya. Ia sungguh menyesal kala melihat Jennie lebih frustrasi dari sebelum-sebelumnya. Air matanya entah mengapa juga jatuh saat melihat tangan kotornya yang sempat melukai batin Jennie.
Apa aku terlalu dalam menyakitimu Jen?
Suara langkah kaki yang terburu-buru tak mampu mengalihkan perhatiannya dari Jennie. Ia hendak mendekat, namun ada tangan lain yang menepisnya dan segera merangkul bahu rapuh milik Jennie.
"JANGAN SENTUH UNNIEKU!" ucapan penuh amarah itu berhasil menyadarkan Lalisa sepenuhnya.
Ia mendongak, cukup terkejut karena Chaeyounglah yang ada di hadapannya sekarang. Ia bisa melihat dengan jelas Chaeyoung yang menggunakan seragam yang sama persis seperti dirinya.
Chaeyoung bersekolah di sini juga?
Yang lebih membuatnya terkejut adalah bentakan Chaeyoung karena selama hidupnya, ia tak pernah mendengar bentakan itu tertuju padanya. Ia dapat menyimpulkan jika Jennie sangat berarti untuk Chaeyoung.
"Unnieee. Kumohon berhentilah," ujar Chaeyoung mengulurkan salah satu tangannya ke meja untuk menghalangi kepala Jennie terbentur meja lagi. Air matanya sudah jatuh bahkan sejak Joy menelponnya tadi. Ia tau, Joy hanya akan menghubunginya jika terjadi sesuatu pada Jennie.
"My chipmunk bantu aku mengeluarkannya dari kepalaku, hiks.." ujarnya parau masih berusaha membenturkan kepalanya ke meja.
"Unnie tenanglah," kali ini ia memeluk Jennie sangat erat hingga Jennie lelah memberontak.
Perlahan, Jennie membalas pelukan Chaeyoung. Ia menyembunyikan wajah sembabnya dalam dekapan Chaeyoung.
"Apa aku harus mati agar ingatan ini hilang?" Pertanyaan itu membuat Chaeyoung semakin terisak. Sudah bertahun-tahun berlalu namun mengapa ingatan brengsek ini kembali membunuh unnienya.
"Kita hanya perlu menemui dokter Ahn unnie. Kumohon bersabarlah. Kita kerumah sakit sekarang, ne?"
"Aku lelah."
"Unnie!"
Kesadarannya perlahan menghilang membuat Chaeyoung panik bukan main.
Dengan sangat tergesa Chaeyoung menggendong Jennie di punggungnya. Ia tak membiarkan siapa pun menyentuh Jennie sekalipun mereka berniat membantunya.🐻🐣🐿🐇🐢
Lalisa duduk di sofa ruang kepala sekolah dengan pandangan kosong. Ia tak lagi memikirkan beasiswanya. Yang ada di pikirannya saat ini hanyalah Jennie, Jennie dan Jennie.
"Nak!" suara tegas itu membuatnya mendongak. Ia cukup terkejut ketika mendapati orang yang ditolongnya tempo hari berada di hadapannya.
Tidak lama setelah Chaeyoung membawa Jennie pergi, nama Lalisa langsung terpanggil untuk menemui kepala sekolah.
Namun mengapa yang menemuinya sekarang bukan Pak Arnold?
"Kau?" pria berumur 40-an itu sama terkejutnya dengan Lalisa. Niat ke sini untuk menegur orang yang membuat anaknya kembali berjuang dengan traumanya kini pupus.
Lalisa mengernyit heran kala pria itu malah duduk di sebelahnya. Ia bertanya-tanya siapa pria di hadapannya sehingga berani dengan lancang duduk di sebelahnya, di ruang kepala sekolah pula.
KAMU SEDANG MEMBACA
When POISON Becomes MEDICINE
Fanfic(Selesai) FRIENDSHIP Jennie x Lalisa Mereka tak pernah tau mengapa takdir membuat mereka saling berinteraksi jika hanya untuk berseteru. Namun, seiring berjalannya waktu, Lalisa yang dibencinya ternyata menjadi penyembuh traumanya~ Start : 03-02-22 ...