Selamat membaca!
Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!
🐻🐣🐿🐇🐢
Jennie menepikan mobilnya di parkiran apartemen Lalisa. Ia melihat sekeliling. Tidak ada motor kuning milik Lalisa yang artinya Lalisa sedang tidak berada di apartemen sekarang.
Meskipun bodyguardnya selalu mengikuti Lalisa, Jennie tidak pernah bertanya di mana Lalisa berada. Tugas bodyguardnya hanya melaporkan dan menjaga keselamatan Lalisa. Bukan untuk melaporkan semua kegiatan Lalisa.
Jennie menuju pos keamanan sesuai tujuan awalnya. "Selamat pagi nona. Ada yang bisa saya bantu?"
"Apa apartemen ini aman?"
"Tentu nona. Selama sepuluh tahun saya bekerja di sini tidak pernah ada kejadian buruk. Kebakaran, pencurian ataupun pertengkaran antar tetangga juga tak pernah terjadi. Di sini sangat aman dan nyaman untuk ditinggali."
Jennie mengangguk saja sambil mengamati keadaan sekitar. Lumayan banyak orang yang berlalu lalang. Mungkin karena sekarang hari libur.
"Anda mengenal Lalisa?"
"Nona yang mukanya mirip barbie itu? Tentu saya kenal, yahhh meskipun dia sangat dingin dan tertutup."
Jennie mendekat lalu berbicara dengan suara yang lebih pelan, lebih tepatnya berbisik, "Apa Anda bisa menjaganya tetap aman selama di sini? Apa Anda bisa memblokir semua orang yang akan mengunjunginya?"
Satpam tersebut menggeleng. "Untuk urusan memblokir, saya tak berhak melakukannya. Semua bisa berkunjung bahkan menginap sesuai dengan keinginan pemilik apartemen."
"Tapi Anda bisa kan mengamati Lalisa jika keluar? Anda hanya perlu melihat apakah ada yang mengikutinya atau tidak. Potret lalu kirimkan ke nomor ini. Apa Anda bisa?" Jennie menyerahkan kartu namanya dan ia bisa melihat ekspresi terkejut satpam tersebut. Mungkinkah karena nama belakangnya?
"T-tentu nona. S-saya akan melakukannya dengan baik," ujarnya takut-takut. Setelahnya, ia membungkuk hormat.
"Gomawo, saya permisi," Jennie balas membungkuk dan beranjak menuju mobilnya kembali. Ia mengerutkan kening saat melihat Mark berlari menghampirinya.
"Kau dari mana saja?"
Dengan nafas yang masih tak beraturan, Mark mengusap peluhnya. Ia cukup terkejut karena Jennie berada di sini. Bukan apa-apa, ia hanya takut majikannya terluka jika sampai ikut turun tangan.
"Saya sedang membuntuti orang yang saya curigai nona."
"Lalu bagaimana?"
"Dia berhasil kabur nona. Sepertinya dia tau jika sedang diikuti."
Jennie menghela nafasnya. Perasaannya semakin gusar. Sudah dua kali Mark melihat orang mencurigakan yang mengamati apartemen Lalisa.
"Waspadalah dan perketat keamanan."
"Baik nona."
🐻🐣🐿🐇🐢
Lalisa tersenyum melihat Yerim yang sibuk bermain tanah bersama Krystal. Ia merentangkan tangannya ketika Yerim melihatnya dan berlari ke arahnya. Mereka berpelukan sebentar sebelum akhirnya Lalisa menggendongnya.
"Syukurlah kau datang. Dia bilang dia merindukan unnie-unnienya. Entah seberapa banyak unnienya," ujar Krystal. Ia memang jarang tau dengan siapa saja anaknya bermain, tentu karena ia jarang ke panti saat siang hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
When POISON Becomes MEDICINE
Fanfic(Selesai) FRIENDSHIP Jennie x Lalisa Mereka tak pernah tau mengapa takdir membuat mereka saling berinteraksi jika hanya untuk berseteru. Namun, seiring berjalannya waktu, Lalisa yang dibencinya ternyata menjadi penyembuh traumanya~ Start : 03-02-22 ...