Dua enam, Mulai tahu

4.4K 449 13
                                    

Selamat membaca!

Mari tebarkan cinta dengan menekan tombol vote dan beri komentar di setiap paragraf!

🐻🐣🐿🐇🐢

Suara berisik alarm di meja mampu membuat pemilik rambut sebahu itu terbangun. Ia merenggangkan ototnya sejenak sambil melirik gadis di sampingnya yang masih terlelap. Tidurnya tak terusik sekalipun alarm di sebelahnya masih tak mau berhenti berbunyi.

Enggan membangunkan sahabatnya lebih dulu, ia beranjak ke kamar mandi untuk bersiap. Semalam, Chaeyoung memaksanya untuk membangunkannya lebih awal agar bisa membantunya memasak namun ia tak menghiraukannya. Alhasil, terpasanglah alarm yang berujung tak berguna juga.

Alarm masih terus berbunyi bahkan sampai Lalisa selesai bersiap. Dengan terpaksa, ia membangunkan sahabatnya daripada nanti ia mendapat omelan panjang karena tak membangunkan si chipmunk.

"Chaeng!" Lalisa menepuk pelan bahu Chaeyoung berulang kali.

Tak mendapat respons yang diinginkan, ia mengapit hidung Chaeyoung dengan jarinya agar sahabatnya semakin terusik karena kesulitan bernafas.

"Aku masih mengantuk," lenguhnya menarik guling di sebelahnya untuk dipeluk.

"Alarmmu sudah berbunyi sejak setengah jam yang lalu."

Mendengar itu, Chaeyoung membuka matanya cepat. Ia mengambil ponselnya untuk memastikan pukul berapa sekarang.

"Mwo? Mengapa kau tak membangunkanku?" omelnya sebelum memasuki kamar mandi.

Yang kebo siapa yang disalahin siapa. Dasar chipmunk kebo!

Tak ingin terlalu banyak menggerutu, ia melangkahkan kakinya menuju dapur untuk membuat sarapan dan juga bekal makan siang.

Tak butuh waktu lama, semua sudah tersaji di meja makan. Baru saja hendak duduk, suara ketukan pintu membuatnya menegakkan tubuhnya.

Siapa yang berkunjung sepagi ini? Seingatnya, Seulgi menginap di rumah sakit jadi tak mungkin ia berkunjung.

Lalisa segera membuka pintu apartemennya saat suara ketukan itu semakin keras. Ia jadi kesal sendiri karena orang itu tak mau bersabar.

"Mengapa lama sekali!" ujarnya kesal menerobos masuk tanpa Lalisa persilahkan.
Ia duduk di sofa dengan bersedekap. Lalisa yang melihatnya malah bingung sendiri karena tamunya adalah orang tak terduga.

Jisoo yang mendapat tatapan kebingungan dari Lalisa hanya mendengus. Sejujurnya ia merindukan Lalisa meskipun belum sepenuhnya memaafkan kesalahannya pada Jennie.

"Apa aku terlalu mengejutkanmu?" tanyanya merebahkan diri di sofa.

"Lalic! Kau di mana? Aku sudah lapar," Belum sempat Lalisa menjawab pertanyaan Jisoo, suara teriakan dari dapur membuatnya teringat sesuatu.

Jisoo yang hendak memejamkan mata mendadak bangun dan berlari ke arah sumber suara untuk memastikan pendengarannya tidak salah.

"Semoga tidak terjadi perang," batin Lalisa.

Sesampainya di ruangan yang Jisoo kira dapur, ia bisa melihat seseorang yang sangat dikenalinya meskipun orang itu membelakanginya.

"Lalic, ayo makan!" Chaeyoung berujar demikian tanpa repot-repot menoleh. Ia masih sibuk mengambil banyak lauk.

"Sejak kapan kau pindah apartemen?"

Suara dingin itu menusuk indra pendengarannya bersamaan dengan bergesernya kursi di sebelahnya. Ia menoleh, mendapati Jisoo dengan auranya yang berbeda.

When POISON Becomes MEDICINETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang