Bagian 32

1.2K 56 0
                                    

Happy reading

Jangan lupa votement~

•••

"M-maaf"

Abidzar menundukkan kepalanya setelah mengatakan itu

Hasna tersenyum tipis"Gapapa"

"Ini bukan sepenuhnya salah kamu Bi"lanjut Hasna

Abidzar mendongak menatap Hasna yang tersenyum tipis menatapnya,ia balas tersenyum tipis pada Hasna"Makasi Hasna,kamu udah maafin aku" 'walau sebenarnya hati aku masih ngerasa bersalah sama kamu' lanjut Abidzar dalam hati

Hasna tersenyum dan mengangguk menanggapi

"Aku harap,setelah kamu pisah sama aku,kamu bisa nemuin orang bener-bener menyayangi kamu,yang bisa membahagiakan kamu" 'gak kaya aku yang selalu bikin hati kamu sakit' batin Abidzar

Hasna mengangguk lirih"Amiin,aku juga berharap itu sama kamu"jawab Hasna tersenyum

"Abidzar,setelah kamu nikah sama Karin,aku harap kamu bisa bahagiain dia,buat dia selalu merasa nyaman saat sama kamu,jangan sakiti dia"

"Jaga dia,aku yakin,dia tepat buat kamu dan mungkin bisa ngerubah sikap kamu"lanjut Hasna setelahnya ia mengulum bibirnya guna menahan agar tidak menangis

Abidzar tersenyum"Semoga"jawabnya

"Em,aku masuk dulu ya,kasian Laras nunggunya lama,Assalamualaikum"pamit Hasna lalu melenggang memasuki rumahnya tanpa menunggu jawaban dari Abidzar

"Waalaikumsalam"jawab Abidzar lirih

Abidzar menghela nafas lalu berbalik dan mulai melangkah menuju rumahnya.

Sedangkan Hasna,ia menutup pintunya dan detik itu pula tubuhnya meluruh kelantai,air mata yang sedari tadi ia tahan meluncur deras membentuk sungai kecil dipipinya,kedua telapak tangannya menutup mulutnya sendiri menahan agar isakannya tak terdengar,hatinya sakit jika melihat Abidzar.

Laras berjalan menuruni tangga,niatnya ingin mengambil air minum namun malah melihat Hasna yang menangis,ia berlari kecil menghampri Hasna,berjongkok dihadapan Hasna.

"Hasna"panggil Laras pelan

Hasna mendongak menatap Laras,setelah itu ia langsung memeluk Laras erat,dibalas tak kalah erat oleh Laras.

"Kamu yang sabar ya,aku yakin kamu kuat"ujar Laras mencoba menenangkan,tanannya terangkat mengusap punggung Hasna

"Hiks  s-sakit Ras"liris Hasna pelan namun Laras dapat mendengarnya,

Air mata Laras menetes membasahi pipinya detik itu juga,hatinya berdenyut sakit melihat keadaan sahabatnya seperti ini,ia semakin mengeratkan pelukannya pada Hasna,dengan tangan yang tak berhenti mengelus punggung Hasna.

Setelah merasa Hasna sedikit tenang,Laras mengurai pelukannya,ia menangkup kedua pipi Hasna dengan kedua tangannya,Laras menatap Hasna dengan tatapan teduh

"Kamu gak boleh gini Na,kamu harus kuat,kamu harus ikhlas"

"Aku yakin,nanti,kamu akan mendapat sosok pengganti yang lebih baik dari Abidzar,kamu harus bisa lupain Abidzar,kamu harus bisa hapus rasa cinta kamu sama Abidzar"lanjut Laras

"Hiks  A-aku selalu coba itu,aku hiks  selalu berusaha b-buat lupain dia,t-tapi susah hiks ras"

"A-ku hiks mencintai dia hiks  g-gak sebentar,b-bertahun-tahun Ras,dan hiks sekarang a-aku harus lupain dia?"Ujar Hasna dengan isak-kan yang masih terdengar,ia manatap Laras dengan pandangan sendu

"S-susah hiks "lanjutnya

Hasna terus mengeluarkan semua rasa sakit yang ia rasakan selama ini,pada Laras,sahabatnya.

"Saat bunda bilang jodohin aku sama Abidzar,aku seneng Ras,seneng banget malah"

"Aku fikir kehidupan rumah tangga aku bakal baik-baik aja"

"Tapi malah berakhir gini"Hasna terkekeh pelan

"Aku fikir saat menikah sama aku,Abidzar juga punya perasaan yang sama kayak aku,aku fikir aku cinta pertama Abidzar"

Mata Hasna menatap kosong kedepan

"Padahal bukan,PD banget ya aku"ujar Hasna terkekeh diakhir ucapannya

Laras diam,menatap sahabatnya sendu

"Dia pernah bilang sama aku,kalo dia...."

Air matanya kembali menetes saat ingatannya kembali pada kejadian saat Abidzar meminta Izin untuk menikah lagi,bahkan sampai menampar dirinya..

"D-dia hiks  cinta sama Karin,bahkan sebelum kita menikah"

"Udah,udah cukup,gak usah diingat lagi kalo itu bikin kamu sakit"potong Laras saat Hasna akan kembali berucap

Tangan Laras terangkat menghapus jejak air mata dipipi Hasna,matanya menatap teduh pada manik mata Hasna

"Kamu pasti bisa lewatin semua ini,kamu kuat"ujarnya tersenyum

Laras berdehem pelan"Udah ah,kok jadi sad gini si"ujar Laras sambil terkekeh pelan

Ia bangkit dari duduknya,tangannya ia ulurkan pada Hasna yang masih terduduk,ia tersenyum saat Hasna mendongak menatapnya

"Ayo"

"Kamu harus bisa lewatin semua ini"

"Ada aku"lanjut Laras

Hasna menerima uluran tangan Laras kemudian bangkit.Ia menatap Laras dengan atapan sendu,ia sangat bersyukur mendapatkan sahabat seperti Laras,yang selalu ada disaat dia berada dalam keadaan apapun,termasuk sekarang.

Laras mengepalkan tangannya dan mengangkatnya sebatas telinga sambil berucap"Semangat Hasna"pekik Laras tersenyum manis menatap Hasna

Hasna yang melihat itu pun terkekeh pelan"Makasi Ras,aku bersyukur bisa dapet sahabat kayak kamu"ujar Hasna tulus lalu bergerak maju dan memeluk Laras




















-Tbc-


My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang