Bagian 41

1K 64 6
                                    

Typo berserakan!
Jangan lupa votment~

Happy reading

"Umma,Faidhan biar sama Karin aja kalo mau liat-liat daerah sini,lagipun mereka kan bukan mahram umma"sahut Karin membuat Abidzar langsung menatap Karin dengan tatapan yang sulit diartikan

Umma menoleh menatap Karin"Saya sudah bilang,panggil saya tante"

"Dan terserah saya mau minta siapapun buat nemenin Faidhan,lagipula kamu siapa bisa mengatur saya?"

"Satu lagi,mahram kamu bilang?lantas kamu fikir Faidhan dan kamu itu mahram?"lanjutnya

Karin yang mendengar itu tersenyum kikuk,tangannya pun sudah terkepal mendengar itu

"Maaf tan,Karin dan Faidhan memang bukan mahram,tapi setidaknya jika Faidhan bersama Karin,masih ada Abidzar,jadi kita tidak pergi berdua"jawabnya

"Maksud kamu apa?kenapa kamu memaksa untuk pergi bersama Faidhan?"

"Dengar Karin,kamu sudah menjadi istri Abidzar,tidak sepantasnya kamu berbicara seperti itu apalagi didepan suami kamu,apa kamu tidak memikirkan perasaan Abidzar saat kamu memaksa ingin menemani Faidhan pergi?"

"Lebih baik kamu urus suami mu,jangan bersikap seperti tadi,tidak baik,hargai juga Abidzar sebagai suamimu"

"Jika Faidhan pergi bersama Hasna,mereka pun tidak pergi berdua,masih ada teman-teman Hasna jadi Faidhan tidak pergi berdua bersama Hasna"

"Saya percaya sama Faidhan,dia tidak mungkin bersikap lebih kepada perempuan yang bukan mahramnya"

"Saya juga percaya Hasna,dia perempuan baik-baik"

"Tapi tan,apa tante yakin kalau Hasna ini perempuan baik-baik?bagaimana kalau dia hanya bersikap baik didepan tante saja,sedangkan jika tidak ada tante dia akan mempengaruhi Faidhan atau bahkan menggoda Faidhan"

"Saya mengenal Hasna,dia perempuan baik-baik,dia tidak seperti apa yang kamu bilang"sahut Faidhan yang sudah mulai jengah

"Jangan menuduh seseorang yang tidak-tidak apalagi tanpa adanya bukti,itu bisa saja menjadi fitnah jika apa yang kamu ucapkan tidak benar"lanjutnya

Karin menunduk mendengar itu,tanpa disadari siapapun ia menatap tajam Hasna yang menundukkan kepalanya sejak tadi,tapi tidak dengan Faidhan,ia sedari tadi melihat gerak-gerik Karin,mulai dari tangan yang terkepal sampai dia menatap tajam Hasna.

"Benar apa yang dikatakan Faidhan,Hasna perempuan baik-baik,dia tidak mungkin melakukan apa yang kamu bilang tadi"sahut Abidzar

Karin mendongak menatap Abidzar"Kamu kok belain dia?!"

"Aku hanya membela yang benar,aku dan Hasna sudah bersahabat sejak lama,bahkan sebelum aku masuk pesantren"jawab Abidzar santai

Baru saja Karin hendak berbicara,namun terpotong karna ucapan Hasna.

"Em umma,Faidhan,Abidzar,Karin Hasna mohon jangan dilanjutin,nggak enak kalau didenger tetangga"

"Diem!ini juga karna kamu!"sarkas Karin

Hasna terdiam mendengar itu 'saya?kok jadi saya yang disalahin?' Batin Hasna bingung

"Ini semua berawal dari kamu,bukan Hasna"sahut umma

"Udah-udah,umma,Faidhan,Abi,Karin Hasna pamit aja ya,kasian temen Hasna udah nungguin"pamit Hasna melirik Laras dan Dina yang sudah emnunggunya didepan pagar rumah Abidzar

"Dari tadi kek!"gumam Karin tak terdengar siapapun

"Faidhan kamu ikut gih,sekalian jalan-jalan"titah umma

Faidhan diam tak menjawab

Hasna yang melihat itu tersenyum tipis"Em umma,Hasna pamit ya"ujar Hasna menyalimi tangan Umma

"Hati-hati ya na"Hasna mengangguk sebagai jawaban

"Assalamualaikum"salamnya lalu berbalik hendak melangkah pergi namun suara seseorang menghentikan langkahnya

"Saya ikut"ujar Faidhan

***

Umma masuk kedalam rumah setelah Faidhan dan Hasna pergi,Abidzar dan Karin juga sudah masuk kedalam kamar mereka.

Umma masuk kedalam dapur lalu duduk dikursi meja makan,tepat disamping ummi yang sedang memotong sayuran,tangan umma terulur mengambil bawang lalu mengupasnya.

"Tadi diluar kenapa mbak?kok saya dengar ada ribut-ribut"tanya ummi

"Gara-gara menantu mu itu"

"Menantuku?Karin?memang dia kenapa?"

"Nanti saja mbak jelaskannnya"

Ummi mengangguk sebagai jawaban

"Faidhan mana mbak?didepan kah?"

"Fadhan tadi saya suruh ikut Hasna sama temen-temennya jalan-jalan"

"Hasna?"

"Iya Hasna,tadi saya liat dia di rumah sebelah,lagi nunggu temen katanya"

Umma mengambil ponselnya lalu membuka galeri mencari foto Hasna,sedangkan umma,hanya menatapnya bingung.

"Hasna yang ini bukan?"tanya ummi menunjukkan foto Hasna

Umma menoleh menatap layar ponsel itu"Nah iya,ini Hasna,kamu kenal dia?"

Ummi mengangguk"Dia mantan istri Abidzar"






















-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang