Typo berserakan!
Happy reading..
"Hasna?"
Hasna sedikit menoleh lalu kembali meluruskan pandangannya"Ya?"tanyanya
"Saya mau bicara tentang saya dan kamu"jawab Faidhan dengan pandangan lurus kedepan
Hasna menautkan alisnya"Maksudnya?"
"Sebelum saya menjelaskan,saya mau tanya dulu"
"Kamu kenal saya sejak kapan?"lanjut Faidhan bertanya
Hasna terdiam sejenak berfikir,lalu menjawab"Pas diterminal lagi nunggu jemputan sama Khafi dan Zaid"
"Yakin semenjak itu?"
Hasna mengangguk ragu,ia agak ragu tapi yang ia ingat memang saat itu,saat menunggu jemputan diterminal.
"Saya mau tanya lagi"
"Saat kamu smp,kamu ingat pernah menolong seorang lelaki?"
Hasna kembali teriam mengingat-ingat"Ya,aku pernah bantuin lelaki yang pakai kaca mata agak tebal"
"Itu aku"
Hasna sedikit membelalakkan matanya mendengar itu"Benarkah?kamu bohong ya?"
Hasna menatap Faidhan sebentar lalu kembali mengalihkan pandangannyaJujur,ia sedikit tidak percaya,karna lelaki yang Hasna tolong saat itu memakai kaca mata gak tebal dan juga kulitnya agak gelap,sedangkan Faidhan?
Faidhan terkekeh melihat keterkejutan Hasna,ia juga mengakui kalau dirinya saat Smp tidak seperti ini"Untuk apa saya berbohong?"
Hasna diam tak menjawab
Faidhan tersenyum tipis melihat Hasna"Saya mencintai kamu Hasna"
"Saat kamu menolong saya,saya langsung menyukaimu"
"Apalagi hanya kamu yang mau menolong saya saat itu,dan hanya kamu pula yang mau berdekatan dengan saya disaat orang lain menatap saya rendah karena fisik sya"
Mata Hasna berkaca-kaca mendengar penjelasan Faidhan"J-jadi kamu beneran Idan?"tanya Hasna pelan menatap Faidhan
Faidhan tersenyum"Iya,aku Idan"
Hasna mengelap air matanya yang menetes,sungguh ia sangat senang bisa kembali bertemu dengan Idan / Faidhan,teman Smp nya dulu.
"Jangan nangis na"
Hasna menggeleng"Nggak,aku cuma terharu"jawab Hasna terkekeh pelan
Faidhan ikut tersenyum"Na"
"Niat saya kemarin malam itu serius,saya bahkan menolak untuk dijodohkan dengan putri dari teman Buya,itu karna kamu na"
"Na,kamu mau kan nerima saya?"
Hasna terdiam sejenak,ia tidak boleh gegabah mengambil keputusan
"Tapi aku pernah menikah Faidhan"jawab Hasna pelan
"Saya gak peduli sama status kamu saat ini"
"Saya hanya mau kamu,saya mau kamu yang menjadi pendamping saya dalam menyempurnakan separuh agama"
Hasna tersenyum tipis mendengar itu,ia tahu Faidhan tulus padanya
Hasna menarik napas lalu menghembuskannya pelan"Kalau kamu memang serius,besok malam kembali datang kerumahku"
"Dan aku akan menjawabnya malam itu juga"
Faidhan tersenyum mendengar itu"Tentu,besok malam aku datang"
Hasna tersenyum"Udah gak ada lagi yang mau dibicarain kan?"
Faidhan menggeleng
"Kalau gitu aku pamit,Assalamualaium"pamit Hasna lalu bangkit dan melangkah meninggalkan Faidhan
"Waalaikumsalam"
***
Keesokan harinya..Malam pun tiba,Faidhan keluar dari kamar mandinya dengan tawb berwarna hijau tua yang melekat ditubuhnya,ia menggosok-gosokkan handuk pada rambutnya.
Setelah dirasa cukup,ia meengambil sisir dan merapikannya,lalu mengambil parfum dan memakainya,setelah selesai ia beranjak mengambil sandalnya lalu memakainya.
Ia berdiri didepan cermin,meneliti penampilannya kembali.
Setelah selesai ia langsung beranjak keluar dari kamar menemui kedua orang tuanya yang sudah menunggu.
"Umma,Buya ayo"
Kedua orang tuanya menoleh saat mendengar suara Faidhan
"Masyaallah,tampan banget kamu"puji umma bangkit dari duduknya lalu mendekati Faidhan dan mengelus rahangnya
Oh ya,tentang kejadian malam itu orang tua Faidhan memaklumi itu,mereka paham dengan apa yang Hasna rasakan,mereka juga sudah tahu alasan cerainya Hasna dan Abidzar dari ummi.
Dan saat mendengar Hasna pernyataan Faidhan kemarin,mereka tentu senang,karna apa yang putranya inginkan dapat terlaksanakan.
"Semangat banget kamu"ujar Buya terkekeh pelan saat melihat wajah Faidhan yang memancatkan kebahagiaan
Umma dan Faidhan ikut terkekeh mendengar itu.
Setelah itu mereka berjalan beriringan keluar dari rumah,mereka memasuki mobilnya dengan Faidhan yang menyetir.Tak lama setelah itu,mobil pun melaju meninggalkan pekarangan rumah mereka.
***
"Silahkan duduk"ujar paman Hasna mempersilahkan mereka duduk"Panggil Hasna nya mah"titah paman pada bibi Hasna
Bibi mengangguk lalu berbalik dan melangkah menuju kamar Hasna
Ia mengetuk pintu,lalu membukanya pelan
Ia tersenyum saat melihat Hasna yang sedang duduk menghadap cermin dihadapannya
"Hasna"panggilnya
Hasna menoleh kebelakang"Iya?"
"Kamu masih ragu?"tanya bibi
Hasna mengangguk pelan"Sedikit"
Bibi tersenyum lembut"Kamu udah shalat istikharah kan?"Hasna mengangguk sebagai jawaban
"Udah dapat jawabannya?"Hasna kembali mengangguk
"Nah kalau gitu kenapa masih ragu?"Hasna diam tak menjawab
"Apapun keputusan kamu nantinya,bibi pasti dukung dan semoga keputusan itu yang terbaik"
"Ayo kita turun"
Hasna mengangguk lalu bangkit dari duduknya,mereka pun keluar dari kamar menuju ruang tamu.
***
Hasna duduk disebelah bibinya dan dihadapannya ada Faidhan."Ayo Faidhan,bicarakan maksud kedatanganmu kemari"titah Buya nya
Faidhan mengangguk,ia berdehem pelan"Bismillahirahmanirrahim"
"Hasna,kamu tahu salah satu sunnah Rasul yang paling aku tunggu-tunggu untuk aku lakukan adalah pernikahan,kini kuutarakan niat dan kesungguhanku untuk melamarmu dan membangun cinta dalam ikatan suci yang insyaallah diridhoi-Nya.Jadi,maukah kamu menikah dan menyempurnakan separuh agama mu bersama ku?"ujar Faidhan tulus
Hasna terdiam sejenak,menahan degup jantung yang menggila didadanya
"Ayo Hasna jawab"ujar Bibinya
Hasna menarik nafas dan menghembuskannya pelan"Bismillahirahmanirahim"
"Faidhan,terima kasih atas niat baik kamu,insyaallah dengan restu paman dan bibi,saya.......
-Tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
My Husband young Ustadz |END
Teen FictionEND |revisi ••• [Budayakan follow sebelum membaca] ⚠️DIBEBERAPA PART MASIH TERDAPAT BEBERAPA TULISAN YANG BELUM DIREVISI⚠️ _______ Ini tentang sepasang sahabat kecil yang dipisahkan dengan alasan pendidikan.Hingga akhirnya Tuhan kembali mempertemuka...