Bagian 48

1.1K 51 6
                                    

Typo berserakan!

Happy reading..

Hasna keluar dari kamarnya dengan gamis simple berwarna coksu dengan hijab pashmina berwarna senada dan sepatu sneakers berwarna putih.

Kini jam menunjukkan pukul 09.32 wib,hari ini ia akan mengajak Afsa untuk pergi main ke mall,mengingat Afsa pernah mengatakan bahwa gadis kecil itu menginginkan alat untuk menggambar,jadilah hari ini ia akan membelikannya.

Ia tersenyum saat melihat gadis kecil yang sedang duduk disofa ruang tamu dengan tangan yang memegang permen ditangannya.

"Ayo sayang"ajak Hasna membuat Afsa mendongak

Afsa bangkit dari duduknya"Ayo"

Hasna tersenyum,ia menggandeng tangan mungil Afsa lalu keluar dari rumah.Setelah mengunci pintu,Hasna memasukkan kunci itu kedalam tas slempangnya,lalu melangkah menuju taksi online yang ia pesan,dan menyusul Afsa yang sudah duduk manis dikursi belakang.Taksi itupun mulai melaju menuju tempat yang Hasna tuju.

***
Kini Hasna sudah berada disalah satu Mall diJakarta,ia melangkah santai sambil menggenggam tangan mungil Afsa,mereka akan pergi ketoko alat tulis terlebih dahulu untuk memenuhi permintaan Afsa.

Hasna dan Afsa masuk kedalam toko alat tulis itu,ia mengambil keranjang merah untuk tempat menyimpan barang yang akan ia beli.

Mereka berjalan kearah rak buku gambar.

"Kakak,Afsa mau ini boleh?"tanya Afsa menunjuk penggaris bergambar spongebob

"Boleh,ambil aja"

Afsa tersenyum sumringah,lalu segera mengambil penggaris yang ia tunjuk tadi

Setelah itu mereka kembali berkeliling mencari barang lainnya.

Hasna dan Afsa kini sudah keluar dari toko dengan paper bag ditangan Hasna,dan saat ini mereka sedang menuju ke timezone untuk bermain.

"Hasna"panggil seseorang membuat Hasna berbalik

Hasna tersenyum"Khafi?"

Khafi mengangguk"Iya na,kamu ngapain disini?"

"Aku habis belanja alat gambar sama Afsa"jawab Hasna mengangkat paper bag ditangannya

Khafi mengangguk paham,ia menunduk menatap gadis kecil yang sedang menatap sekelilingnya,ia melangakh sedikit lebih dekat dengan Afsa lalu berjongkok

"Halo cantik,lagi liatin apa si?"sapa Khafi membuat Afsa langsung menoleh menatapnya

Afsa tersenyum manis menatap Khafi"Eh ada abang ganteng"

Khafi tersenyum lalu mengelus kepala Afsa yang tertutupi jilbab.setelah itu Khafi kembali berdiri.

"Setelah ini mau kemana?"

"Aku sama Afsa mau main-main dulu abis ini"

Khafi mengangguk paham"Oh ya na,besok malam kamu ada acara gak?"

Hasna terdiam sejenak,lalu menjawab"Enggak kayaknya,emang kenapa?"

Khafi tersenyum mendengar itu"Besok malam,aku mau kerumah kamu boleh?aku mau ngomongin sesuatu"

Hasna menautkan alisnya bingung"Ngomongin apa?"

"Gapapa,besok juga kamu tahu,boleh kan?"

Hasna mengangguk pelan sebagai jawaban

Khafi tersenyum"Kalo gitu aku duluan ya,kamu sama Afsa hati-hati,Assalamualaikum"

Hasna mengangguk"Waalaikumussalam"

"Dadah cantik"lanjut Khafi melambaikan tangannya pada Afsa

Afsa ikut melambaikan tangannya"Dadah abang"

***

Sedangkan disalah satu rumah,tepatnya didalam ruang tamu,tiga orang sedang berkumpul disana.

"Apakah kamu yakin ingin mengkhitbah perempuan itu?"tanya lelaki paruh baya pada pemuda dihadapannya

Lelaki yang ditanya itu mengangguk tanpa ragu"Iya buya"

"Apa kamu menerima dengan ikhlas status dia?"

"Aku menerima dia apa adanya,tidak perduli status dia sekarang"

"Baik,buya menerima keputusan kamu"

Lelaki itu tersenyum mendengar penuturan buya nya

"Buya merestui kamu dan perempuan itu,besok malam kita datang kerumahnya,lebih cepat lebih baik bukan?"

Lelaki itu mengangguk"Terima kasih buya"

Buya tersenyum"Sama-sama,kalau gitu buya kekamar dulu ya"pamitnya

Buya bangkit dari duduknya,ia mengelus rambut putranya sebentar,setelah itu kembali melangkah menuju kamarnya.

Kini tinggallah lelaki itu dan seorang wabita paruh baya diruang tamu.

"Umma boleh tanya sama kamu?"

Lelaki itu mengangguk"boleh umma"

"Apa kamu yakin dengan keputusan kamu untuk mengkhitbah dia?apalagi kamu baru mengenalnya"

Lelaki itu tersenyum"aku yakin,dan aku juga sudah mengenalnya lama,sangat lama bahkan"

Umma mengerutkan keningnya bingung"Maksud kamu?"

"Umma ingat,dulu sewaktu aku smp,tepatnya saat kelas sembilan,aku pernah membicarakan seorang gadis pada umma"

Umma terdiam mengingat"Oh iya,umma ingat"ujar umma saat berhasil mengingat gadis yang dibicarakan putranya dulu

Seketika ia terdiam,matanya menatap putranya yang kini tersenyum kepadanya"Tunggu-tunggu,apa gadis yang kamu maksud itu..."

Lelaki dihadapannya mengangguk sembari tersenyum"Iya,itu dia"






















-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang