Bagian 43

1.1K 58 0
                                    

Typo berserakan!
Jangan lupa votment~

Happy reading

Satu bulan berlalu...

Tak terasa,pernikahan Abidzar dan Karin kini sudah berjalan satu bulan,setelah satu tiga hari tinggal dirumah ummi,Abidzar memutuskan untuk mengontrak.

Diawal pernikahan mereka,sikap Karin masih seperti biasanya,dia selalu melayani dan mengurus Abidzar,namun ntah kenapa,sudah satu minggu ini sikap Karin mulai berubah.

Karin lebih suka memainkan ponselnya dan tidak mengurus Abidzar.Seperti saat ini,Karin sedang duduk disofa ruang tamu dengan ponsel ditangannya,sedari tadi ia terus tersenyum menatap ponselnya,ntahlah,Abidzar juga tidak tahu apa yang Karin lakukan saat ini,tidak tahu Karin sedang bertukar pesan dengan siapa,ia tidak tahu.

"Rin,baju koko aku yang warna abu-abu dimana?"tanya Abidzar keluar dari kamarnya

"Dilemari lah,emangnya kamu fikir aku nyimpan baju dimana"jawab Karin tanpa mengalihkan tatapannya dari ponsel

"Tadi aku cari gaada,kamu bantu cariin ya"pinta Abidzar

Karin berdecak"Kamu cari sendirilah Bi atau kalo gaada kamu pake yang lain aja,aku sibuk!"ketus Karin

Abidzar menghela nafas pelan,ia sudah terbiasa dengan sikap Karin akhir-akhir ini,meski batinnya sakit dan selalu bertanya kenapa dia berubah?apa dia salah hingga membuat Karin berubah?

Abidzar berbalik kembali memasuki kamarnya,untuk mencari bajunya lagi.

Karin yang melihat itu melirik sekilas Abidzar"Dari tadi kek,ganggu aja!"gumamnya

Tak lama setelah itu,Abidzar kembali keluar dari kamar dengan koko putihnya,karna ia tidak menemukan koko abu-abu nya.

Ia melihat jam didinding yang sudah menunjukkan pukul 18.36 wib.Malam ini,ia akan pergi untuk memenuhi undangan pengajian dikampung sebelah,ia juga sudah mengajak Karin untuk ikut menemaninya,karna biasanya ia akan pergi bersama Karin,namun kali ini Karin menolaknya dengan alasan cape karna seharian ngurus rumah,dan Abidzar memaklumi itu.

Ia melangkah mendekati Karin"Rin,aku berangkat ya,kamu hati-hati dirumah"ujar Abidzar mengulurkan tangannya pada Karin

"Iya-iya"jawab Karin lalu mengambil tangan Abidzar dan menyalaminya setelah itu kembali fokus pada ponselnya

"Ngapain masih disitu?katanya mau berangkat?"tanya Karin menatap Abidzar

Abidzar yang menghela nafas pelan"Aku berangkat,Assalamualaikum"salamnya lalu mengecup kening Karin

"Waalaikumussalam"

Setelah itu Abidzar langsung melangkah keluar dari rumah.

Karin yang melihat Abidzar sudah pergi,langsung me-lap keningnya yang baru saja dikecup oleh Abidzar.

"Pergi dari tadi kek"gumamnya kesal

Lalu tak lama setelah itu ponselnya berdering,dengan cepat ia langsung menekan ikon hijau lalu menempelkan ponsel itu pada telinganya.

'Halo'

***
Ditempat lain,seorang lelaki baru saja menyelesaikan sholatnya.Ia menengadahkan tangannya.

"Yaallah,yang maha pemurah lagi maha penyayang,hanya kepadamu aku menyembah dan hanya kepadamu aku meminta"

"Yaallah,jika memang dia jodohku,maka dekatkanlah kami,namun jika bukan,maka jauhkanlah kami dengan caramu"

"Amiin,amiin yarobal alamin"ujarnya lalu mengusap wajahnya dengan kedua tangan

***
Disebuah cafe yang ada diJakarta,dua lelaki duduk berhadapan dengan coffe adan kentang goreng dihadapan mereka.

"Lo suka dia?"tanya lelaki yang memakai jaket jeans

Lelaki dihadapannya terkekeh pelan"Bahkan udah lama gue suka sama dia,dari kita masih Smp"

"Mungkin yang dia tahu gue cuman temen SMA nya,tapi dia gatau,kalo kita pernah ketemu saat masih smp,bahkan satu sekolah,cuman saat itu gue gak ada keberanian buat ngajak dikenalan"

"Setiap hari gue selali merhatiin dia dari jauh,kalo olahraga,gue suka beliin dia minuman dan nyuruh orang lain buat ngasih ke dia"

"Sampe akhirnya kita lulus,gue cari tahu kemana dia bakal lanjutin SMA nya,dan setelah tahu,gue jua ikut daftar disana"

"Bentar-bentar,jadi lo masuk SMA sana,karna tuh cewe"potong temannya

Lelaki itu mengangguk"Ya"

"Saat masuk SMA,gue seneng banget karna gue sekelas sama dia,gue beraniin diri buat ajak dia kenalan,dan ya setelah itu kita kenalan dan jadi teman sampe sekarang"

"Terus sekarang gimana?kenapa gak lo ajak pacaran aja atau ta'aruf gitu?"

"Gue gak mau ngajak dia pacaran,gue gak mau ajak dia berbuat zina,lagipula dia juga gak bakal gamau"

"Iya tau kok mas santri satu ini gak bakal mau pacaran"ujar temannya

Lelaki itu terkekeh"Kalo untuk ta'aruf gue gatau,liat nanti aja"

"Iya dah iya"

"Eh,tapi kalo boleh tahu nama cewenya siapa?"lanjut temannya bertanya

Lelaki berkaos hitam itu tersenyum"Namanya"ujarnya menjeda

"Hasna"











-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang