Bagian 45

1.1K 50 1
                                    

Typo berserakan!
Jangan lupa votment~

Happy reading

Saat ini Hasna sedang berada diruang tamu ndalem dengan Faidhan yang duduk dihadapannya dan umma yang duduk disampingnya.Sudah lumayan lama mereka mengobrol,ah lebih tepatnya Umma dan Hasna saja,sedangkan Faidhan hanya sesekali merespon ketika ditanya,itupun hanya dengan anggukan atau 'iya' .

"Umma kebelakang bentar ya,mau nyimpen ini sama mau masak"

"Kalian ngobrol-ngobrol aja,atau keliling pesantren juga gapapa,asal jaga batasan"sambung umma

"Umma,Hasna bantu umma masak aja ya"jawab Hasna

"Gausah na,tinggal sedikit lagi kok"

"Yaudah umma tinggal ya"sambung umma lalu beranjak dari duduknya menuju kedapur

Dan kini,tinggal Faidhan dan Hasna diruang tamu.

"Hasna"panggil Faidhan

"Ya?"

"Mau jalan-jalan?"

Hasna terdiam sejenak"Boleh,ayo"Faidhan mengangguk sebagai jawaban

Mereka berdua beranjak dari duduknya,Faidhan berjalan terlebih dahulu disusul Hasna dibelakangnya,mereka pun berjalan-jalan disekitar pesantren.

Hasna berjalan santai dibelakang Faidhan,sesekali tersenyum dan mengangguk guna membalas sapaan santriwati yang juga tersenyum menyapanya,sedangkan Faidhan?dia hanya berjalan santai dengan wajah datarnya.

"Kita istirahat disana"ujar Faidhan menunjuk taman dengan beberapa pohon dan juga kolam ikan disana

Mereka duduk lesehan diatas rumput dengan jarak tidak terlalu jauh juga tidak terlalu dekat,jarak aman.

"Hasna"panghil Faidhan tanpa mengalihkan tatapannya dari depan

"Ya?"sahut Hasna melirik sekilas Faidhan lalu kembali menatap ikan-ikan dikolam

"Saya boleh nanya sama kamu?"

"Nanya?tentang apa?"

Faidhan melirik Hasna sekilas,ia menghela nafas pelan"Tentang kamu dan Abidzar"

Hasna terdiam sejenak,kemudian berucap"Silahkan"

"Saya ingin tahu hubungan kalian sebelumnya"

"Kenapa kamu ingin tahu tentang hubungan kami?"

"Hanya ingin tahu,dan karna Abidzar juga saudara saya"

"Lantas kenapa kamu tidak bertanya pada Abidzar?yang notabe nya itu saudara kamu"

"Saya pernah bertanya,tapi dia hanya merespon seadanya"

"Tanpa penjelasan"sambung Faidhan

Hasna tersenyum mendengar itu"Saya yakin,kamu sudah tahu hubungan saya Abidzar sebelumnya,dan saya juga yakin kamu bahkan umma kamu sudah tahu tentang status saya"

Hening,mereka terdiam cukup lama dengan fikirannya masing-masing.

"Apa yang mau kamu tanyakan sebenarnya?"tanya Hasna memecah keheningan

Faudhan menoleh menatap Hasna dari samping,lalu kembali mengalihkan tatapannya lagi"Apa kamu sudah memgikhlaskan dan melupakan Abidzar?"

"Saya mencintai Abidzar karna Agamanya,jadi,jika hilang agamanya,maka cinta saya untuknya juga perlahan menghilang"

"Ditambah rasa sakit yang dia beri membuat cinta saya untuk Abidzar semakin berkurang setiap saatnya" sambungnya dalam  hati

Faidhan diam mencerna ucapan Hasna barusan

"Jadi kamu sudah melupakan Abidzar?"tanyanya

Hasna mengangguk pelan"Sudah cukup lama"

"Apa saya boleh bertanya lagi?"tanya Faidhan

"Silahkan"

"Jika suatu hari,ada yang datang kerumahmu untuk melamarmu,apa kamu akan memerimanya?"

Hasna tersenyum mendengar itu"Mungkin"

"Jika lelaki itu baik dan busa menerima status saya,kenapa tidak?"lanjutnya sambil tersenyum

Faidhan tersenyum tipis mendengar itu.

***

Sedangkan disisi lain,Abidzar sedang memijat tengkuk Karin yang sedang muntah,ntah sudah keberapa kalinya Karin terus muntah-muntah dan yang dimuntahkan pun hanya cairan bening.

Abidzar mengangkat Karin ala bride style  keluar dari kamar mandi menuju kamar.Ia membaringkan Karin diatas kasur dan duduk disebelahnya.

Ia menatap wajah Karin yang sudah pucat,ia mengelus lembut pipi istrinya itu.

"Kita kerumah sakit aja ya?"pintanya

Karin hanya mengangguk,karna ia lemas sedari tadi bulak balik kamar mandi

Setelah itu Abidzar membantu Karin berdiri,lalu memapahnya keluar rumah.

Skip rumah sakit

"Bagaimana dok?istri saya sakit apa?"tanya Abidzar

Saat ini ia dan Karin sudah berada dirumah sakit,Karin baru saja selesai diperiksa,dan kini ia sedang duduk disamping Abidzar dihadapan dokter.

Dokter itu tersenyum"Tenang saja,ibu Karin baik saja-saja"

"Itu biasa terjadi pada awal-awal dalam kehamilan"lanjutnya

Abidzar terdiam,kehamilan?Karin?hamil?Karin hamil anaknya?

Begitupun dengan Karin yang ikut terdiam mendengar ucapan itu namun tak lama setelah itu ia tersenyum.

"M-maksud dokter,i-istri saya hamil?"

Dokter itu mengangguk sambil tersenyum"Usia kandungannya sudah dua minggu"

"Dan ini beberapa vitamin dan obat untuk mbak Karin"sambung dokter itu sambil memberikan kertas bertuliskan resep obat dan vitamin untuk Karin

Abidzar menambil kertas itu"Terima kasih dokter,kalau begitu kami pamit,Assalamualaikum"pamit Abidzar

"Waalaikumsalam,silahkan"

Setelah itu Abidzar dan Karin beranjak keluar dari ruangan dokter.

Tak bisa dipungkiri,saat ini Abidzar sangat merasa bahagia mendengar kabar kehamilan istrinya.

Abidzar memeluk Karin dari samping"Makasi,kita jaga dia sama-sama ya"ujar Abidzar sambil mengelus perut rata Karin

"Iya"jawab Karin mengelus tangan Abidzar yang ada diperutnya














-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang