Bagian 40

1.2K 62 5
                                    

Typo berserakan!
Jangan lupa votment~

Happy reading

Saat ini Hasna sedang menonton tv diruang tengah,sudah hampir satu jam Hasna menonton serial itu.Hasna melirik jam didinding yang menunjukkan pukul 08.02 wib,ia bangkit dari duduknya lalu melangkah menuju kamarnya untuk bersiap-siap.

Tak lama setelah itu,Hasna kembali keluar dari kamar dengan gamisnya.Hari ini Hasna akan pergi bersama kedua sahabatnya,Laras dan Dina,sesuai janjinya kemarin.

Paman dan bibi nya pun sudah pulang tadi shubuh,karena kemarin paman merasa tidak enak badan,jadi pulangnya ditunda jadi hari ini.

Hasna mengambil ponsrlnya yang berada diatas meja,lalu melangkah keluar dari rumah,ia menutup pintu dan menguncinya,lalu kembali melangkah menuju rumah rumah Laras.

Tak membutuhkan waktu lama,Hasna kini sudah berada didepan rumah Laras.

"Assalamualaikum"salamnya

"Waalaikumsalam"sahut seseorang dari dalam,lalu tak lama setelah itu pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari Laras,Linda.

"Eh Hasna"sapanya

Hasna tersenyum,ia bergerak maju lalu menyalami tangan ibu Laras,ibu Laras tersenyum lalu ia menarik Hasna dan memeluknya sejenak.

"Apa kabar ma?"tanya Hasna sambil melerai pelukannya

Hasna memang memanggil ibu Laras dengan sebutan mama,itupun atas permintaan ibu Laras sendiri yang sudah menganggap Hasna seperti anaknya sendiri.

"Akhamdulillah baik sayang,kamu kemana aja kok baru main kesini?"

"Maaf ya ma,Hasna baru main kesini lagi"

"Gapapa,oh ya,berita tentang kamu sama Abidzar itu apa benar?"

"Ya,itu benar ma,kami berpisah"

"Bahkan Hasna sekarang disini itu karna kemarin ngehadirin nikahannya"lanjutnya

Mama Laras tersenyum,tangannya terangkat mengelus kedua bahu Hasna"Gapapa ya,mungkin kalian memang belum ditakdirkan bersama"

"Semoga setelah ini,kamu bisa dapat penggantinya yang lebih baik dari dia ya,kamu kuat na,kamu hebat"lanjutnya mengelus kepala Hasna sayang

Hasna tersenyum,ia menghapus air mata yang turun"Amiin,makasi ya ma"

"Sama-sama sayang"

"Eh na,udah dateng?"tanya Laras yang baru saja keluar dari rumah

"Iya ras"

"Yaudah yuk,langsung berangkat aja"aja Laras setelah selesai memakai sepatunya

"Yuk"

"Ma,Hasna sama Laras pamit keluar dulu ya"pamit Laras lalu menyalami tangan ibunya disusul Hasna

"Iya,kalian hati-hati ya"

Hasna dan Laras mengangguk"Assalamualaikum"salam keduanya

"Waalaikumsalam"

Setelah itu mereka melangkahkan kakinya keluar dari pekarangan rumah Laras,mereka akan menuju kerumah Dina.Dan,Fyi  rumah Dina letaknya berada disamping rumah Abidzar,jadi mereka harus melewati rumah Abidzar terlebih dahulu baru setelah itu rumah Dina.

Hasna dan Laras saat ini sudah berada dirumah Dina,mereka sedang duduk diteras rumah Dina sambil menunggu Dina yang sedang bersiap-siap.

"Hasna"panggil seseorang membuat Hasna dan Laras menengok keasal suara,dirumah Abidzar

Disana ada umma,Faidhan,Abidzar dan Karin yang sedang duduk santai didepan teras.Huft,Hasna beru menyadari itu.

"Sini Na"panggil umma lagi

Hasna tersenyum,ia menoleh menatap Laras yang menatapnya dengan tatapan bingung seolah bertanya 'siapa'

"Nanti aku jelasin,aku kesana dulu"Laras mengangguk sebagai jawaban

Hasna bangkit lalu melangkah menuju rumah Abidzar,ia menghembuskan nafasnya pelan lalu kembaki tersenyum.

"Ada apa umma?"tanya Hasna setelah berada didekat umma

'Hasna kenal sama umma?' Batin Abidzar

"Kamu lagi ngapain disana na?"tanya umma

"Hasna lagi nyamperin temen umma"

"Kalian mau keluar?"

"Iya umma,Hasna mau pergi jalan-jalan sebelum pulang keJakarta"

"Nah,bagus kalo gitu"

"Memangnya kenapa umma?"

"Faidhan ikut kamu ya?"

Ucapan umma tadi mampu membuat Faidhan langsung mendongak menatap umma nya kaget,karena biasanya ummanya itu tidak akan mengizinkan ia pergi bersama perempuan jika tidak ada kepentingan,dan biasanya jik bertemu atas pergi dengan perempuan,umma nya selalu menyuruh salah satu santri untuk ikut dengannya,tapi ini?ummanya sendiri yang meminta ia untuk dengan Hasna,gadis yang beru beberapa bulan mereka kenal.

"M-maksunya?"bingung Hasna

"Maksudnya,Faidhan ikut kamu pergi,biar dia tahu daerah-daerah sini gitu"

"Umma,Faidhan biar sama Karin aja kalo mau liat-liat daerah sini,lagipun mereka kan bukan mahram umma"sahut Karin membuat Abidzar langsung menatap Karin dengan tatapan yang sulit diartikan





















-Tbc-

My Husband young Ustadz |ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang