Chapter 29 - Never, This Time

58.6K 6.4K 2.1K
                                    


Setelah mobilnya mulai berjalan, Damien segera mengambil ponsel dari sakunya. Lalu ia mengirim pesan kepada Tomi, menanyakan soal hasil interogasi. Setelah pesannya berhasil dikirim, ia juga menelpon Josè untuk menyiapkan keberangkatan dia dan Starley ke Dubai.

Tepat setelah itu Damien merasa kepala Starley bersandar ke pundaknya, Damien menoleh ke arah Starley. Wanita itu masih terlelap begitu pulas. Damien tidak bisa menahan dirinya, akhirnya dia mengecup lembut kening Starley. Lalu membiarkan Starley tetap di posisi seperti itu.

"Colby, jangan terlalu laju membawa mobilnya," seru Damien tiba-tiba. Colby keheranan mendengar permintaan majikannya itu, biasanya Damien ingin Colby cepat-cepat. Karena waktu itu sangat penting bagi Damien, dan Damien tidak ingin menyia-nyiakan tiap detiknya.

"Baik, Tuan."

Setelah itu, Colby memperlambat kecepatan mobil, lalu dengan penasaran ia melirik spion tengah mobil. Kebetulan pembatas antara sopir dan bagian belakang mobil sedang dibuka. Membuat Colby dapat melihat pemandangan yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Pemandangan Boss-nya membiarkan seorang wanita menyandarkan kepalanya di pundaknya.

Dengan cepat Colby membuang pandangannya, takut ketahuan oleh Boss-nya kalau dia melirik. Colby kembali menatap jalanan di depannya. Kenapa jantungnya yang berdebar-debar melihat pemandangan itu? Astaga dia adalah nyamuk.

Setelah itu Colby pun tidak melirik lagi, menghormati privasi Boss-nya.

Sedangkan Damien menikmati perasaan tubuh Starley yang bersandar kepadanya. Terasa nyaman. Juga wangi feminim Starley yang memenuhi hidungnya membuat semuanya semakin terasa sempurna, seperti sebuah aroma terapi yang membuatnya tenang.

Tangan kanan Damien dengan perlahan melingkari pinggang Starley, dan menarik Starley lebih dekat kepadanya. Entah kenapa Damien berharap masa ini bertahan selamanya. Damien ikut memejamkan matanya untuk mengistirahatkan matanya yang sudah menatap layar komputer berjam-jam.

***

Starley terbangun oleh sebuah suara berat yang membangunkannya.

"Starley." Suara itu terdengar begitu seksi di telinga Starley. Suara itu seperti... suara Damien? Apa dirinya tengah mimpi tentang Damien?

"Cupcake." Suara itu muncul lagi, kali ini terdengar begitu lembut. Tapi Starley tetap memejamkan matanya, berharap dia kembali ke dalam mimpi untuk memimpikan Damien memanggilnya begitu lembut seperti itu.

"Bangun cupcake, atau kau mau ku gendong lagi?" tanya Damien dengan nada santai. Alis Starley mengerut ketika mendengar ucapan Damien, apa maksudnya dengan kata 'lagi'?

Akhirnya Starley membuka matanya perlahan, dan yang pertama kali ia lihat adalah wajah Damien begitu dekat dengannya. Spontan Starley mendorong Damien menjauh darinya, tapi ternyata dirinya lah yang bersandaran ke Damien.

Lalu ia langsung sadar kalau dia sudah di dalam mobil. Bukan di office Damien lagi. Dengan cepat Starley menoleh ke Damien.

"Bagaimana aku tiba-tiba di sini?" tanya Starley. Damien memperhatikan Starley sejenak, sebelum tersenyum simpul.

"Kau tidur sambil berjalan," jawab Damien santai.

Starley ternganga mendengar jawaban itu, dia tidak percaya dengan ucapan Damien. "Seumur hidupku aku tidak pernah tidur berjalan."

"Apa kau lupa? Kau jalan sendiri, cupcake. Sambil memejamkan matamu," jawab Damien. Tapi Starley dapat melihat mata Damien berkilat-kilat geli.

Starley melototi Damien dengan tajam. "Aku serius Damien."

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang