28 || Berat

380 136 1
                                    

"ANJING!"

Aku dan dua Ran langsung terbangun mendengar Jason berteriak nyaring. Anak itu kini berdiri di atas meja dengan ekspresi tidak terdefinisikan.

"Jason, jangan berisik dan berbicara kasar!" sahutku. Tidak ada yang suka dibangunkan dengan cara seperti itu, apalagi setelah di hari sebelumnya kami melalui saat-saat yang berat.

Kemudian Jason melempar bantal sofa terdekatnya ke arahku, dan ... aku terjungkal di kasur. Ini memang kebiasaan lama Jason di rumah—melempar bantal sampai mengenai kepala. Tapi entah mengapa aku sudah tidak bisa menerimanya lagi. Nyawaku belum terkumpul sempurna, dan berani-beraninya pagi-pagi ia sudah membuat masalah! Lagipula aku tidur tepat di sebelah Chris, bagaimana jika bantal itu malah mengenai tubuh Chris yang terpasang banyak selang?!

Aku langsung mengempaskan selimut yang menghangatkan tubuh, lalu beranjak turun dari kasur dengan tangan mengepal.

Kalau dalam kartun-kartun, wajahku pasti sudah memerah dan kepalanya tampak berasap kepanasan seperti air yang sudah mendidih.

"Jason, awas saja kam—"

"GUK!"

Tubuhku tersentak dan langsung membatu.

Aku masih mengangkat bahu karena kaget luar biasa, tidak berani menurunkannya sebab menurut insting bertahan hidupku: jangan bergerak sedikitpun jika kamu tidak mau mati di tempat.

Jadi yang bisa bergerak hanyalah bola mataku. Maka aku melihat Jason yang masih memasang ekspresi tidak terdefinisikan itu: antara takut, jijik, geli, atau apapun. Salahku yang tidak langsung menyadari raut ketakutan Jason. Sementara kedua Ran—bahkan Ran Tua yang selalu menjaga air mukanya untuk tetap terlihat bijaksana—kini juga sama-sama memasang wajah penuh kengerian.

Sial, kalau tidak ada yang berani mengusirnya, ia tidak akan pergi dari sini.

Oleh karenanya, aku mendengus kesal dan memutar bola mata ke arah lain, untuk melihat seperti apa tantangan kami di pagi-pagi seperti ini.

Menyebalkan, mengganggu waktu tidurku saja.

Namun begitu mataku menangkap anjing yang mirip dengan jenis Husky Siberia, nyali untuk mengusirnya tiba-tiba jadi menciut.

Sial.

Anjing dengan bulu lebat abu-abu gelap kombinasi putih itu menjulurkan lidahnya. Ia berdiri tepat di dekat pintu keluar kami yang terbuka lebar-lebar. Melihat tubuhnya yang sebesar itu, dengan berat perkiraan mencapai 25kg dan setinggi pinggangku, membuat sistem dalam otak mengirim banyak sekali hormon adrenalin yang menyebabkan aliran darah di dalam tubuh rasanya seperti sederas air terjun.

Aku mengambil dan membuang napas secara perlahan, mirip seperti orang yang ingin melahirkan, karena takut anjing Husky itu akan terganggu dengan dengusan hidungku.

Kalau ia terganggu, aku bisa dicabik-cabik di tempat dan mati mengenaskan di sini. Yang mana itu tidak boleh terjadi karena aku masih ingin melihat Chris dalam kondisi baik-baik saja.

"Ya ampun, Jean!" Seseorang berjalan masuk. "Aku mencarimu ke mana-mana, tapi ternyata kamu malah di sini, yaaa." Ia menunduk untuk mengusap-usap kepala anjing berwajah menyeramkan itu dengan penuh kasih sayang.

Sementara itu, kami masih memasang posisi kaku juga sedikit ternganga, tidak menyangka sama sekali bahwa anjing seram tersebut memiliki nama imut seperti Jean dan Manda adalah pemiliknya.

Kemudian Manda berdiri tegak, melihat kami yang sama-sama membeku.

"Apa yang kalian lakukan? Ayo ikut aku! Hari ini akan berat." Manda menarik anjing tersebut agar keluar dari kamar, lalu meninggalkan kami begitu saja. Tidak menunjukkan perasaan bersalah sedikitpun.

Jadi Ran Tua langsung berdeham canggung, ia buru-buru mengubah wajah paniknya menjadi biasa-biasa saja kembali sambil mengibaskan tangan. Selain itu, pipinya juga sedikit bersemu merah. Ia pasti merasakan perasaan malu dan gengsi yang hebat.

Sedangkan aku, Jason, dan Ran Muda mengembuskan napas kasar.

Iya, hari ini bahkan sudah berat.

Lalu ... apa yang akan kita lalui selanjutnya? []

Hertz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang