"Ini adalah kota kami!"
Bola mataku membesar dan mulutku menganga lebar.
Kota ini ... sungguh-sungguh indah.
Manda membangunkan kami pagi-pagi untuk memperlihatkan keajaiban pada Derivea. Setelah beres-beres dan mandi, kami semua dibawa pergi ke atas menara dalam bangunan raksasa tertinggi untuk memandanginya tanpa ada gangguan sedikitpun. Omong-omong, bangunan ini berbeda dengan tempat Manda dan ruang bawah tanah itu sebelumnya. Tempat ini sedikit lebih jauh, dan tentunya juga jauh lebih besar dari konstruksi yang tadi kami tinggali.
Awalnya aku menggerutu di jalan, aku masih menyesal karena belum mendapatkan kualitas tidur yang baik. Akibatnya kepalaku masih pening. Tapi karena tidak ada pilihan lain untuk menyelamatkan Chris, aku tidak bisa membantah Manda.
Kemudian setelah menyadari ajaibnya frekuensi ini, aku sama sekali tidak menyesal atas tindakannya itu.
Karena ... aku tidak menyangka bahwa pemandangan ini adalah hal pertama yang akan kita lalui. Sangat lebih baik dari yang aku pikirkan sebelumnya.
"Ini ... benar-benar impian umat manusia," gumam Ran Tua, ia maju selangkah lalu memegang batasan besi itu untuk meyakinkan apa yang ada di depan mata. Sepertinya Ran Tua sudah melupakan kejadian pagi tadi, pasalnya tadi selama di perjalanan, pria itu tidak membuka mulutnya sama sekali (tampak seperti masih menahan malu).
Namun sekarang berbeda. Semua kekesalan dan rasa malu kami rasanya seperti menguap begitu saja ketika diperlihatkan kota utama Derivea.
Manda memundurkan kacamatanya yang longgar. "Tentu saja, peradaban frekuensi kalian pasti mengarah ke sini." Wanita itu ikut maju agar sejajar dengan tubuh Ran Tua. "Derivea adalah puncak peradaban umat manusia," ucapnya dengan nada memelan.
Dan, perkataan Manda memang benar.
Pencapaian Derivea adalah keinginan semua orang dalam seluruh dunia paralel. Mereka hidup sejahtera dengan memanfaatkan betul-betul sumber daya yang dimiliki. Kendaraan terbang, informasi yang disampaikan oleh hologram raksasa, perangkat-perangkat yang belum kuketahui fungsinya untuk apa .... Mereka memanfaatkan teknologi habis-habisan. Dari atas sini aku bisa melihat dengan jelas, bagaimana Derivea benar-benar memanfaatkan ilmu pengetahuan di dunia.
Tapi, ada beberapa pertanyaan di dalam benakku yang disimpan rapat-rapat: bagaimana caranya? Dan kenapa mereka harus hidup di dalam bangunan raksasa ini? Apakah karena khawair akan bencana alam? Atau hal lainnya?
"INI GILA! Ada banyak kendaraan terbang tanpa jalur, hologram, dan ... alat-alat canggih." Intonasi Jason menurun, seperti baru menyadari sesuatu. "Kenapa kalian melakukannya di dalam?"
Manda tetap memandang lurus ke depan. Dia diam seribu bahasa.
Jadi aku langsung memahami situasi ini, mungkin Manda tidak ingin orang luar paham apa yang sedang terjadi. Maka, aku mengurungkan niat untuk melontarkan pertanyaan lainnya. Tidak masalah juga kalau tidak terjawab.
Aku ikut maju selangkah, untuk melihat kota utama mereka secara spesifik.
Di bawah sana orang-orang beraktivitas seperti biasa, kebanyakan dari mereka yang memakai pakaian rapi sedang menunggu antrean bus terbang. Jadi kurasa yang berpakaian jas atau kemeja itu adalah orang-orang kantoran. Lalu sebagian dari mereka juga tampak berbicara sendiri—eh, tidak! Ada hologram yang keluar di depan wajahnya. Orang-orang itu pasti sedang menghubungi orang lain.
Ajaib.
Selanjutnya, tidak ada kendaraan yang bergerak di bawah kecuali fase penjemputan, karena setelah itu mereka selalu menerbangkan kendaraan tersebut dengan tinggi lebih dari tiga meter, yang pengendaliannya sangat sempurna sebab tidak pernah kulihat ada yang menabrak kendaraan-kendaraan terbang lain.
Mereka sudah memanfaatkan radar dengan baik. Jadi jangan heran dan takut kalau kamu sedang berjalan di bawah, dan di atas kepalamu ada banyak kendaraan yang berlalu lalang.
Aku alihkan ke arah lain lagi, ada hologram manusia besar yang menginfokan berita hari ini. Besarnya kurang lebih kisaran lima meter, dan suaranya menggelegar ke seluruh penjuru menginformasikan kabar-kabar baik untuk memulai hari.
Berita mereka agak berbeda dengan hal-hal yang biasa kita konsumsi. Biasanya hal pertama yang kita dapatkan dari berita pagi adalah kabar cuaca, tapi karena di sini mereka semua di dalam ruangan, kabar cuaca pasti bukanlah informasi yang relevan.
Jadi hal-hal yang diinformasikan itu seperti pembaruan aplikasi, penemuan-penemuan teknologi kecil baru, informasi harian seperti wajib mengakses fasilitas kesehatan dan pendidikan bagi anak-anak mereka, sampai ke hal-hal remeh seperti menu makanan yang baru keluar di semua bangunan.
Tidak ada kabar buruk. Tidak ada informasi kriminal. Ini menandakan frekuensi Derivea adalah frekuensi yang benar-benar aman, damai, dan sejahtera. Tempat impian kita semua.
Lantas aku memerhatikan langit-langit di sini, dan menyadari satu hal: mereka hidup di dalam kubah-kubah raksasa yang terbuat dari besi atau kandungan apapun itu yang ada di dalamnya.
Sejak datang ke sini dan memerhatikan peta, tidak ada gambar yang menunjukkan mereka hidup di dalam kubah. Semuanya baru bisa disadari kalau kita melihat permukaan langit-langitnya dengan betul.
Jadi berbeda dengan Jason dan lain-lain yang sedang menunduk, tengah memerhatikan keajaiban-keajaiban teknologi di bawah sana. Pandanganku justru menengadah, menelusuri kubah itu dari kejauhan.
Tempat ini ... tidak, kubah itu ... lebih tampak seperti penjara bagi orang-orang banyak.
Maka tanpa berbasa-basi, aku segera memasang ekspresi serius untuk bertanya kepada wanita itu. "Manda, apa yang bisa kami bantu?"
Karena kita tidak punya banyak waktu lagi. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Hertz ✓
Science FictionBook Series #1 Ada dunia yang seharusnya tidak kita lihat, ada suara yang seharusnya tidak kita dengar. Frekuensi adalah satu-satunya cara agar kita bisa menyadari semua itu. Karena kadang, bukan mereka yang tidak ada, melainkan kita yang memiliki...