43 || Rencana Mereka

306 127 7
                                    

Rambutku berkelebat dan langkah kaki kami bergerak panjang-panjang dan cepat. Jika waktu bergerak melambat, mungkin kami sudah seperti dalam film-film aksi. Karena situasi berubah menjadi menegangkan, dan napas kami jadi tercekat. Selain daripada itu, pikiranku tiba-tiba kosong. Aku tidak terbersit suatu apapun selain segera kabur dari sini dan menemui Chris.

Ran Muda menarik tanganku agar berlari lebih cepat lagi. Telapak tangannya dipautkan kepada telapak tanganku dan ia menariknya sekuat tenaga, sekaligus memberiku dorongan dalam diri untuk berusaha bergerak seperti kilat.

Kemudian perasaan lelah dan napas terengah-engah itu segera aku tepiskan. Meski energi sudah menurun lima puluh persen secara drastis, aku tetap tidak bisa menyerah begitu saja di sini.

Kami dikejar waktu.

Dan akan berbahaya jika Manda mengetahui bahwa kami mendengar percakapan rahasia mereka.

Semua yang berasal di luar dari frekuensi Derivea ini, akan berbahaya.

Aku, Jason, kedua Ran, dan Chris akan berbahaya.

Kita semua harus kabur.

***

Aku dan Ran Muda kini sudah berada di dalam lift pada bangunan tempat kamar Manda berada. Mataku terfokus ke arah layar lift yang menunjukkan kami bergerak naik dari tiap-tiap lantai sambil menggigit ringan jariku yang mulai tremor lagi. Aku tidak sabar bertemu dengan Chris. Aku tidak sabar. Aku tidak sabar lagi.

Setelah semua penantian dan usaha yang panjang; setelah semua kesusahan yang kita lewati, Chris akhirnya terbangun. Aku akhirnya bisa menemui anak itu yang sadar. Aku akhirnya bisa melihat Chris yang dulu lagi; yang pintar; yang menyukai festival; yang kadang-kadang menyebalkan.

Setelah semua derita yang dilalui, aku akan melihat adikku itu lagi ....

Tapi kemudian percakapan Manda dengan David tiba-tiba lewat dalam pikiran. Percakapan bahwa kami adalah anak-anak yang berbahaya.

"Ran? Bagaimana ini?"

Laki-laki itu yang awalnya sama sepertiku, memperhatikan layar lift, kini mengalihkan pandangan ke arahku. "Kenapa?"

Dan, karena kekhawatiran yang memuncak, mataku jadi mulai berair. "Mereka bilang ... mereka bilang kita berbahaya."

Lalu isi kepala langsung kacau lagi. Aku takut hal-hal buruk akan terjadi. Kendatipun kami biasa menemukan hal-hal buruk dan berhasil menghadapinya, tapi sekarang ada Chris. Sekarang ada anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Dan, aku akan membenci diriku sendiri jika sesuatu yang buruk mengenai Chris terjadi lagi.

"Ini Derivea, Ran. Frekuensi paling canggih. Mereka mungkin sudah tahu kita menguping pembicaraan. Ba—bagaimana ini?"

Aku mulai mengacak-acak rambut karena semua terjadi di luar kendaliku. Belakangan, aku memang mudah terpicu stress jika sesuatu tidak sesuai kontrol atau perkiraanku. Hal-hal terjadi begitu saja tanpa aba-aba. Dan aku juga sangat membencinya.

"Bagaimana ini, Ran? Kita semua terancam .... Kita semua terancam jika terus ada di sini, Ran ...."

Ran Muda, seperti Jason, menarik tanganku agar berhenti mengacak-acak rambut. Lantas ia berkata dengan lembut (sangat lembut), "Kita akan baik-baik saja."

Aku menengadah. Air mataku tumpah ruah melihat Ran Muda yang tenang dan tampak yakin. "Baik-baik saja bagaimana?" lirihku.

Ran Muda tidak menjawab.

"Sekarang ada Chris, jika hal-hal berbahaya itu harus terjadi lagi, dia bagaimana?"

Ia langsung mengeluarkan sebuah pulpen dari saku dan menunjukkannya kepadaku. Pulpen berwarna silver yang biasa-biasa saja, seperti pulpen pada umumnya.

Awal-awal aku kira ia bercanda karena menunjukkan barang tidak berguna itu kepadaku, tapi tidak sampai kemudian ia berkata, "Ini teknologi untuk menghindari sistem pelacakan."

Dahiku berkerut. Apa maksudnya?

Aku segera menghapus air mata yang mengalir di pipi. "Maksudmu?"

"Aku dan Jason sudah tahu soal ini. Ketika mendapat bagian melacak jejak robot, dan karena alurnya tidak masuk akal, kami memanfaatkan waktu untuk mempelajari teknologi di sini. Salah satunya adalah ... pulpen ini."

Aku menutup mulutku yang ternganga.

"Lihat? Aku sudah menekan tombolnya." Ran Muda mengarahkan pulpen itu tepat di depan wajah kami. "Jika tombolnya sudah tertekan seperti ini, mode hilang dari lacakan sedang aktif. Pulpen ini bekerja seperti membuat gelembung anti radiasi."

"Tapi, jika itu benar, berarti kita akan menghilang dari peredaran mereka. Manda akan semakin curiga."

Ran Muda mengembalikan pulpen tersebut ke dalam sakunya dengan hati-hati. "Jason sudah meretas sistem mereka."

APA?

"Kami tahu hal-hal seperti ini akan terjadi Jane, entah kapan waktunya itu. Dan, Jason juga berhasil membangunkan Chris sesuai dengan rencana."

Aku mundur beberapa langkah untuk menyandarkan tubuh pada dinding lift.

Semua terasa seperti sulit untuk diterima.

Rencana seperti apa yang mereka berdua lakukan?

"Jane, kita akan baik-baik saja. Itu harus. Karena, itu janjiku kepada Jason," tutup Ran Muda sambil menganggukkan kepalanya yakin. []

***

a/n:
haiii semua, gimana kabarnya?
beberapa bab lagi hertz akan mencapai epilog! yeyy, akhirnya setelah perjuangan tiga tahun! *nangis terharu

perjalanan hertz tidak akan bisa sampai sejauh ini tanpa kalian semua yang setia membaca, berkomentar lucu-lucu sebagai mood booster abis, dan kalian yang sudah follow akun ini untuk tahu kelanjutan menulisku! pokoknya lovyu sekeboonn <3

jangan lupa share hertz supaya bisa dibaca lebih luas lagi yaa! tengkyuu 🌻

Hertz ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang