Hari demi hari, malam demi malam, waktu telah bergulir dengan cepat sementara kami mengerahkan seluruh potensi yang kami punya untuk menemukan solusi atas segudang "permasalahan" di sini.
Tidak ada yang memiliki kualitas tidur yang baik; tidak ada yang bisa tidur dengan nyenyak. Kami sering terlelap di meja yang penuh kertas berserakan dan komputer menyala. Bahkan, tidak peduli itu pagi atau malam, kami terus bekerja.
Jason yang dulu kerjanya cuma bisa makan, main game, dan tidur ... kini telah berubah total.
Sudah tidak ada lagi Jason yang dulu; yang tidak tahu apa-apa; yang otaknya seperti mamalia laut; yang ekstra konyol dan aneh karena selalu mengaitkan dunia nyata dan film. Jason itu tidak ada lagi sekarang. Jason sudah berubah. Ia benar-benar berubah.
Ia bermetamorfosis menjadi seorang programmer paling sibuk di depan komputer. Pekerjaannya sekarang memang di depan layar, tapi layar itu tidak lagi digunakan untuk bermain game saja atau menonton film. Kini ia memakainya untuk melacak jejak-jejak "robot bermuka dua"—ini istilah baru yang menarik untuk dipakai—paling manipulatif yang pernah ada.
Atau mungkin, sosok Jason yang sebenarnya itu tidak betul-betul hilang, tetapi ia hanya tersembunyi. Tenggelam di dalam keseriusan.
Kemudian Manda, pekerjaannya adalah fokus terhadap Chris dengan memindai tubuh Chris untuk mencari apa yang salah dan bagaimana caranya membangunkan anak itu.
Meskipun Manda pernah bilang bahwa Chris mengalami trauma psikis dan sulit untuk membangunkannya, wanita itu yakin pasti ada yang bisa dilakukan dengan radiasi.Radiasi bisa membuka batas-batas atau koridor realitas dan menjadikan dunia ini lebih transparan; lebih terbuka, jadi Manda meyakini bahwa radiasi pasti bisa memecahkan masalah ini.
Lalu Ran, ya ampun kamu pasti akan terkejut melihat tampang keduanya.
Ran Muda mulai menumbuhkan rambut! Aku tahu sudah lama sekali sejak kita melihat Ran Muda botak di Quarndon. Tapi tetap saja, melihat laki-laki itu memiliki rambut yang bisa ditarik ketika ia stress adalah sesuatu hal yang baru!
Sementara itu Ran Tua sudah berubah menjadi bapak-bapak tua dengan rambut-kumis-janggut yang hampir dipenuhi uban putih seperti Dumbledore di series Harry Potter. Otaknya sudah bekerja terlalu keras dalam menemukan benang merah atas setiap tragedi yang kami lalui, sehingga tubuh pria itu tidak sanggup lagi untuk mengembalikan pigmen pada rambut. Jadi aku memakluminya.
Bagaimana denganku?
Jangan ditanya, rambutku rontok dalam jumlah banyak, sampai-sampai aku berpikir bahwa kepalaku jadi mendadak ringan karenanya. Seakan-akan volume rambut yang tebal selama ini membuatku merasa keberatan di kepala.
Ilusi yang aneh.
***
"Waktunya makan!" Manda berteriak memanggil kami semua untuk melepas pekerjaan masing-masing dan beranjak mendekat.
Selain untuk menghilangkan rasa lapar yang tidak keruan, sebenarnya jam makan adalah satu-satunya waktu yang bisa kami pakai untuk berdiskusi.
Jadi aku berjalan dengan gontai dan berekspresi kusut. Kadang-kadang aku berpikir, seharusnya tidak ada jam makan sebelum semua pekerjaan diselesaikan. Tapi yah, tidak ada yang mau mati konyol karena kelaparan juga di sini, maka mau tidak mau kita harus mengisi energi.
Aku duduk di samping Jason sambil menghempaskan tubuh pada sofa. Kemudian memijat pelipis agar paling tidak rasa pening itu bisa mereda.
"Jadi, bagaimana?" tanya Manda serius, tapi pandangannya tidak lepas dari para pelayan yang tengah menurunkan makanan-makanan.
Sementara itu aku memilih menunggu para pelayan selesai dengan pekerjaannya terlebih dahulu, baru menjawab pertanyaan Manda.
Bukannya apa-apa, tapi pembicaraan kami ini sensitif. Aku hanya tidak mau membuka akar-akar permasalahan baru karena ada informasi yang bocor. Oleh karenanya tentu lebih baik menunggu mereka semua keluar.
Tak berselang lama, ketika mereka sudah selesai dan kami berterima kasih, para pelayan itu segera angkat kaki dari ruangan ini (kamar Chris) sambil mendorong gerobak makanan yang sudah kosong. Baru kemudian aku mulai membuka pembicaraan dengan tenang.
"Aku tidak tahu ini akan berguna atau tidak, tapi ..." Aku menggantungkan kalimat. Terdiam sejenak untuk berpikir ulang apakah ini adalah jalan yang paling baik untuk kita semua atau tidak.
Namun karena tidak ada hal yang lebih memungkinkan lagi selain jalan ini, maka aku melanjutkan percakapan.
"Aku menemukan teori baru."
Dan ... mereka berempat spontan membelalakkan mata. []
KAMU SEDANG MEMBACA
Hertz ✓
Science FictionBook Series #1 Ada dunia yang seharusnya tidak kita lihat, ada suara yang seharusnya tidak kita dengar. Frekuensi adalah satu-satunya cara agar kita bisa menyadari semua itu. Karena kadang, bukan mereka yang tidak ada, melainkan kita yang memiliki...