12. Ryujin

2.2K 342 52
                                    

Tiffany nampak kesal, wajah nya begitu masam, karena merasa kalah dengan Seohyun, ia sudah tak sabar ingin mendekati Rio, pemuda yang langsung menarik perhatian nya di pertemuan pertama dulu, dia berasa seperti kembali ke masa remaja nya, saat mulai berkencan dengan Nickhun.

"Aku menuruti ucapanmu dan sekarang aku malah tertinggal dari tetangga mu itu" gerutu Tiffany, Jessi menghela nafas.

"Hyunie sudah berkeluarga Tiff, punya seorang anak laki-laki, dia hanya ingin menunjukan tanggung jawabnya saja pada Rio yang telah menjadi korban suami nya" hibur Jessi, dalam hati ia tentu merasa jika Seo juga menaruh perhatian lebih pada Rio, feeling wanita biasanya tak pernah meleset.

"Apa luka mu sudah diobati lagi?" Tanya Seo hendak memeriksa luka lecet di kaki dan tangan Rio.

"Sudah nyonya, Yuna yang melakukan nya untuk saya" Rio berusaha menghindar, karena sungkan.

"Baiklah, kalian sudah makan siang belum?" Tanya Seo lagi.

"Belum" jawab Rio, Yuna menyingkirkan gelas bekas Tiffany dan Jessi tadi, lalu mengambil gelas baru untuk Seo.

"Nyonya, ini air minum nya" ucap Yuna.

"Terima kasih Yuna" Seo tersenyum menatap gadis kecil yang duduk di samping nya itu.

Seo mulai mengeluarkan belanjaan nya satu per satu.

"Ini apa nyonya?" Tanya Yuna penasaran, sambil mengamati sebuah kaleng makanan.

"Itu daging ikan tuna sayang" jawab Seo.

"Aku akan memasak buat kalian" lanjut Seo.

"Tapi Yuna sudah makan tadi" polos nya

"Nanti Yuna boleh makan lagi" Seo mengusap rambut Yuna.

"Yang ini apa nyonya?" Tanya Yuna lagi.

"Itu telur ikan roe"

"Yuna boleh membantu?"

"Tentu saja" jawab Seo, Rio nampak kikuk dan sungkan.

"Nyonya, anda tak perlu melakukan nya, saya. . ."

"Semua sudah di beli, biarkan aku yang memasak nya, Yuna pasti juga sudah lapar lagi" potong Seo, dan dengan bantuan Yuna wanita dewasa itu pun mulai memasak, Rio hanya diam memperhatikan nya dari tempat ia duduk.

"Nah, makanan sudah siap, silakan di nikmati" seru Seohyun.

"Yeay, Yuna mau makan lagi Yuna makan lagi" antusias nya yang penasaran dengan rasa telur ikan roe, Seo tentu senang dengan antusias Yuna.

"Yuna mau telur ikan itu oppa" pinta nya

"Sini, biar aku ambilkan" Seo mengambil alih mangkuk nasi milik Yuna dan mengisi nya dengan telur ikan yang ia tumis dengan sayuran, lalu menyerahkan nya pada gadis kecil itu.

"Nyonya sendiri tidak makan?" Tanya Rio, Seo tersenyum canggung.

"Makan lah bersama kami" pinta Rio.

"Baiklah" jawab nya malu-malu, setelah Seo menyuap makanan nya, Yuna dan Rio pun mulai ikut makan, menunggu yang lebih dewasa untuk makan lebih dahulu, baru menyusul kemudian.

"Daging tuna juga bagus untuk mempercepat penyembuhan luka mu" tutur Seo, ia lalu meletakan daging tuna kaleng tadi mangkok Rio.

"Terima kasih nyonya"

Seo nampak berkali-kali melirik ke arah Rio yang tengah lahap menyantap nasi nya, karena ia sudah sangat lapar.

"Kamu juga berhak mendua Hyunie, lakukan apa yang sudah Yoong perbuat pada mu, balas saja, kesalahan nya tak termaafkan karena dia sudah berbagi hati" batin Seo terus bergolak, meminta untuk membalas perbuatan sang suami.

"Yuna-yaa, simpan lauk nya di kulkas ne, untuk unnie mu nanti" tutur Rio, setelah selesai makan.

"Yuna punya unnie?" Tanya Seo.

"Iya nyonya, kami empat bersaudara, saya yang paling besar, dan masih ada Somi lima belas tahun, dan Karina sepuluh tahun" jawab Rio.

"Orang tua kalian kemana?" Tanya nya lagi, Yuna menatap sendu sang oppa.

"Kami tidak tahu, karena dari kecil sudah biasa hidup di panti" jawab Rio yang membuat Seo merasa iba.



Sampai akhir nya
Rio kini sudah sembuh, luka nya mulai mengering, dan ia sudah kembali bekerja seperti biasa, mengambil dua shiff.

"Apa tidak sebaik nya kamu ambil satu shiff saja Rio?" Ide Sean.

"Tidak bisa Sean, kebutuhan ku semakin banyak sekarang" tolak Rio, mereka hendak berangkat ke restauran bersama.

Dilift, mereka berpapasan dengan sepasang muda mudi yang seperti nya tengah di mabuk asmara, terlihat dari raut wajah mereka yang begitu sumringah.

Sementara di kantor SHK Megazine, sang ceo nampak gelisah, melamun menatap foto sang putri, yang sudah tiga hari tidak pulang, anak buah sang ayah sudah di kerahkan, tapi belum menemukan hasil nya.

"Kemana kamu Ryujin?" Batin nya penuh tanya, Hye Kyo lalu berdiri, melangkah keluar dari ruangan nya.

"Wendy-ahh, aku keluar sebentar, jangan menggangguku" pesan nya pada sang sekertaris.

"Baik sajangnim" jawab Wendy membungkuk hormat, Hye Kyo mengemudikan mobil nya tak tentu arah, berpikir mungkin ia bisa menemukan Ryujin nanti, sampai hampir dua jam dia tak kunjung menemukan keberadaan sang putri, yang sengaja mengganti nomor ponsel nya sebelum ia pergi, jadi keberadaan nya tak bisa dilacak, yang sang mommy tahu, Ryujin menarik uang tunai dari bank dalam jumlah yang tak sedikit seminggu yang lalu, tanpa sepengetahuan nya.

"Untuk apa ia menarik uang sebanyak itu?" Batin nya terus bertanya.

"Tak mungkin dia pindah keluar negeri" Hye Kyo kemudian melajukan mobil nya ke Javo restauran, untuk membeli americano, karena itu adalah restauran terdekat dari tempat nya berada saat ini, dan tepat saat ia keluar dari mobil nya, Rio berangkat mengantar pesanan dengan sepeda nya, Hye Kyo menatap pemuda itu yang membuat nya penasaran selama ini.

"Tak mungkin dia pindah keluar negeri" Hye Kyo kemudian melajukan mobil nya ke Javo restauran, untuk membeli americano, karena itu adalah restauran terdekat dari tempat nya berada saat ini, dan tepat saat ia keluar dari mobil nya, Rio berangkat me...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Oh, jadi ini restauran tempat dia bekerja" batin Hye Kyo mengalihkan tatapan nya ke Javo restauran.



#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang