85. Musim Dingin

1.5K 253 113
                                    

Yuna dan Hye Kyo pergi untuk mendaftarkan ke sekolah baru, di KIS, tapi berbeda gedung dengan Somi, ia pun juga mendapatkan beasiswa, berupa potongan uang tahunan dan bulanan, sama seperti Somi, dan Hye Kyo lah yang membayar sisa nya, mereka berjalan sambil bergandengan tangan, Yuna nampak bahagia karena bisa di terima di salah satu sekolah terbaik di Korea.

"Apa Yuna senang?" Tanya Hye Kyo menatap si bungsu.

"Tentu madam, tak sabar ingin bercerita pada oppa rasa nya" jawab nya girang.

"Yuna pasti akan merindukan miss Victoria dan miss Bae" gumam nya sendu.

"Jika mau, Yuna bisa main ke sana, biar Fabio yang mengantar mu nanti" ujar Hye Kyo.

"Madam serius?" Yuna tak percaya, Hye Kyo tentu memberi kelonggaran pada Yuna sebab bagaimana pun Irene adalah mantan guru Yuna, dan oppa mereka pun juga dekat dengan Miss Bae, Hye Kyo pamit ke kantor, dan setelah nya meminta Fabio untuk mengantar Yuna ke rumah Irene.

Gadis kecil itu melangkah menuju ke pintu utama, dan berdiri di sana, menunggu seseorang menyadari keberadaan nya, sampai ia melihat Irene bersiap hendak keluar dengan perut besar nya.

"Miss Bae!" Seru Yuna menyapa.

"Yuna-yaa, kamu datang dengan siapa?" Kaget Irene, ia lalu menghampiri Yuna dan mengedarkan tatapan nya mencari keberadaan orang yang mungkin mengantar Yuna.

"Dengan uncle Fabio, dia sudah kembali ke kantor madam Kyo sekarang, miss Bae mau pergi?" Jawab Yuna.

"Yaa, saat nya aku harus ke dokter kandungan Yuna-yaa" balas Irene.

"Apa Yuna boleh ikut?" Tanya nya penuh harap.

"Tentu" jawab Irene tersenyum senang, mereka pun mengendarai mobil berdua, Irene masih mengemudikan mobil nya sendiri meski hamil besar.

Dan di rumah sakit, Yuna berdiri di samping ranjang tempat Irene berbaring, dokter sedang memeriksa kandungan miss Bae, mengechek nya melalui USG.

"Ini adalah calon bayi nya" ujar sang dokter menggerakan alat yang menempel di perut Irene.

"Apa kalian ingin tahu jenis kelamin nya?" Tanya dokter Kim, Yuna menatap Irene, dan wanita dewasa itu tersenyum lucu karena Yuna teelihat sangat penasaran.

"Boleh dok" jawab Irene.

"Dia perempuan" balas sang dokter, Yuna langsung tersenyum lebar, gadis kecil itu masih terlalu lugu dan polos, jadi dia tidak bertanya tentang siapa pasangan atau ayah dari bayi yang di kandung Irene.

Sepulang dari rumah sakit, Irene mengajak Yuna makan siang bersama di restauran, gadis muda itu menyantap es krim vanilla nya sambil terus berbicara.

"Apa miss Bae sudah membelikan baju untuk nya?" Irene menggeleng.

"Jika miss Bae mengijinkan, Yuna mau menemani belanja" ujar nya polos.

"Boleh, bulan depan ok" balas Irene

"Siap miss" Irene tersenyum lucu dengan jawaban Yuna.

Dan tiga bulan kemudian, tepat nya di bulan Desember, salju musim dingin masih turun dengan deras nya, Irene mengusap perut nya yang mulai mengalami kontraksi malam itu, sesekali ia mengerang kesakitan sendiri.

"Bibi Park!" Teriak Irene memanggil asisten rumah tangga nya itu.

"Yaa nona" sang bibi datang dengan tergopoh-gopoh.

"Tolong hubungi Joy bibi, seperti nya aku sudah mulai kontraksi" interuksi nya, lewat tengah malam, Irene mulai merasakan kontraksi.

"Baik nona"

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang