16. Hospital

2K 328 18
                                    

"Jangan takut, nyonya sudah menunjuk ku untuk menjadi pengacara mu juga, jika ada yang ingin macam-macam dengan mu" ujar pengacara Oh untuk menenangkan Rio, dalam perjalanan menuju ke rumah sakit.

"Ya tuan, terima kasih" balas Rio sopan.

Mereka pun tiba di lobby rumah sakit, seorang bodyguard pun sudah menyambut mobil sang pengacara dan membuka kan pintu penumpang depan yang Rio duduki, pemuda itu pun kebingungan.

"Dia pengawal nyonya Hye Kyo, ikut saja dengan nya" interuksi pengacara Oh.

"Baik tuan" pengacara Oh mengangguk.

"Mari ikut saya tuan" ujar pengacara tadi, dan Rio pun berjalan di belakang nya, menuju kamar yang Ryujin tempati.

Tok. . . Tok. . .

Ceklek

"Tuan Rio sudah tiba, nyonya" beritahu sang pengawal pada Hye Kyo setelah sampai di ruangan VVIP, dengan pengamanan ketat di tambah bodyguard pribadi, wajar, sebab Ryujin adalah putri tunggal dari mantan model ternama, pemilik majalah mingguan SHK dan mendiang pengusaha Shin Changmin.

"Baik nyonya" sang bodyguar pun mempersilakan Rio masuk, pemuda itu menunduk segan memasuki ruangan.

"Selamat sore nyonya" sapa Rio sambil membungkuk hormat, Hye Kyo menatap pemuda itu dari atas kebawah dan sebaliknya, sambil duduk di sofa ruang tamu tempat Ryujin di rawat.

"Perawat sedang memandikan Ryujin, dia sudah sadarkan diri semenjak siang tadi, dan dia menanyakan mu" ujar Hye Kyo, dua orang perawat nampak mulai berkemas, lalu meninggalkan ruangan setelah berpamitan pada Hye Kyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Perawat sedang memandikan Ryujin, dia sudah sadarkan diri semenjak siang tadi, dan dia menanyakan mu" ujar Hye Kyo, dua orang perawat nampak mulai berkemas, lalu meninggalkan ruangan setelah berpamitan pada Hye Kyo.

"Ayo kita temui dia" ajak Hye Kyo, ia lalu melangkah menuju ke ranjang sang putri, yang nampak sudah segar, gadis itu terkejut menatap ke arah pemuda yang datang bersama mommy nya itu.

"Lihat, siapa yang datang Ryujin" ucap Hye Kyo lembut pada sang putri.

"Nona/oppa" sapa mereka bergantian.

"Mommy tinggal sebentar ya" pamit Hye Kyo, Ryujin mengangguk, Hye Kyo membuka kulkas yang ada di ruangan itu dan memberi Rio sebotol air mineral dingin.

"Terima kasih nyonya" ucap Rio menerima minuman dari Hye Kyo, yang kemudian berpindah ke ruang tamu lagi untuk menyelesaikan pekerjaan nya.

Rio mendekati ranjang Ryujin, dan meletakan air minum nya di meja yang berada di samping kasur.

"Bagaimana keadaan nona?" Tanya Rio, ia menatap seluruh tubuh Ryujin yang di perban.

"Ya seperti yang oppa lihat, rasanya masih sakit semua, tapi dokter sudah memberi ku obat anti nyeri" jawab Ryujin dengan senyum terpaksa, dalam hati Rio merasa iba melihat wajah Ryujin masih lebam di beberapa tempat dan bekas robekan di bibir bawah nya.

"Apa dia sudah ditangkap oppa?" Tanya Ryujin, Rio menggeleng lemah, Ryujin tentu kecewa mendengar nya.

"Polisi sedang mengumpulkan bukti nya, Hanbin bukan orang biasa, jadi polisi harus berhati-hati dalam menangani kasus nya" jelas Rio.

"Aku membenci nya sekarang" ujar Ryujin membuang tatapan nya dari Rio, ke arah jendela ruangan nya, ia menatap langit yang mulai menggelap.

"Aku menyesal termakan oleh rayuan nya, hingga membuat ku nekat pergi dari rumah dan mengambil uang di bank dalam jumlah besar, mungkin karena waktu itu aku juga sedang emosi karena pertengkaran ku dengan mommy" cerita Ryujin, Hye Kyo yang tadi nya fokus bekerja pun kini malah jadi terdiam ikut mendengarkan cerita sang putri dari ruangan yang hanya dipisahkan oleh sekatan dinding tanpa daun pintu.

"Bagaimana dia bisa melukai mu?" tanya Rio.

"Dia hendak membawa kabur uang ku, saat aku tertidur, tapi aku memergoki nya, lalu terjadilah pertengkaran diantara kami berdua yang berakhir dengan kekerasan itu, andai aku tidak bisa keluar dari apartemen itu, mungkin aku akan mati disana dan tak ada yang bisa menemukan mayat ku" Hye Kyo memejamkan kedua mata nya, merasa sangat bersalah pada sang putri.

"Beruntung aku bertemu oppa, dan kita belum sempat berkenalan" Ryujin tersenyum tipis ke arah Rio.

"Aku Lee Mario, nona bisa bisa memanggil ku Rio"

"Aku Ryujin, tapi maaf aku tidak bisa menjabat tangan mu oppa, dan terima kasih atas bantuan oppa malam itu" balas sang gadis karena tangan nya masih belum bisa di gerakan dengan bebas.

"Iya, aku bisa mengerti nona"

"Apa oppa yang merawatku malam itu?" Penasaran Ryujin.

"Ya, berdua dengan yeojadongsaengku" jawab Rio.

"Siapa nama nya oppa? Bisakah aku bertemu dengan nya?" Tanya Ryujin antusias.

"Tentu, nama nya Somi, dan aku masih punya dua lagi, Karina tapi dia dikamar nya waktu itu karena si bungsu Yuna menangis ketakutan melihat nona penuh luka" jelas Rio.

"Yaah, aku merasa menyesal oppa, maaf membuat dongsaeng mu ketakutan oppa" sesal Ryujin.

"Tidak masalah nona"

Seorang perawat masuk membawa makan malam untuk Ryujin, Hye Kyo pun membawa nya masuk.

"Waktu nya makan malam sayang" ujar nya pada sang putri.

"Ne, bisa tolong naikan sedikit ranjang nya momm?" Pinta Ryujin.

"Biar aku saja nona" ujar Rio, ia lalu berpindah ke seberang ranjang dan menekan tombol nya.

"Sebaiknya jangan terlalu tinggi, aku takut akan mempengaruhi penyembuhan tulang iga Ryujin yang patah" cemas Hye Kyo.

"Segini nyonya?" Tanya Rio

"Bagaimana sayang?"

"Iya cukup, aku hanya tak nyaman jika harus makan sambil berbaring, begini sudah lebih baik" jawab Ryujin, Hye Kyo kemudian mulai menyuapi sang putri, Rio mengambil botol air minum nya dan meneguk tepat di seberang Hye Kyo duduk menyuapi sang putri.

"Kurang ajar" batin nya melirik jakun Rio yang naik turun menelan air minum nya.

"Nyonya, nona, saya harus pamit, hari sudah malam, aku tak ingin membuat dongsaeng ku cemas" pamit Rio setelah hampir dua jam menjenguk Ryujin.

"Biar Fabio yang mengantar mu" potong Hye Kyo.

"Tidak perlu nyonya, saya bisa pulang sendiri" tolak Rio, ia lalu keluar dari ruangan Ryujin, dan setiba nya di lantai bawah.

"Rio?"

"Nyonya?" Kaget kedua nya yang tak menyangka akan bertemu di lobby rumah sakit.

"Ada apa kamu disini? Siapa yang sakit?" Cerca Seo khawatir.

"Saya hanya menjenguk teman nyonya" Jawab Rio, Seo tentu lega mendengar nya.

"Sekarang mau kemana?"

"Pulang, nyonya sendiri?"

"Aku juga mau pulang, ayo aku antar"

"Tidak nyonya, terima kasih, saya . . .  "

"Ayo" Seo memaksa, ia menarik lengan Rio bertepatan dengan pintu lift yang terbuka, dimana Hye Kyo sebenar nya mengejar Rio dan hendak mengantar nya, tapi pemandangan yang ia dapati membuat ia urung melanjutkan niat nya, ia kembali menekan tombol lift untuk ke kamar sang putri lagi, Seo sendiri bukan nya tanpa alasan ke rumah sakit, karena tempat itu adalah milik Yoong suami nya.


#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang