59. The Mommys

1.6K 285 128
                                    

Rio membantu Irene mengupas buah mangga, sementara wanita itu memasak beras ketan yang akan ia buat menjadi hidangan sticky rice.

"Aku membayangkan reaksi Yuna saat memakan ini nanti" gumam Irene antusias, ia begitu menyayangi si bungsu, yang menjadi pelipur lara nya setelah kehilangan sang putri.

"Kami belum pernah memakan nya" balas Rio.

"Yak, kamu terlalu besar memotong mangga nya" protes Irene, Rio terkejut menyadari kesalahan nya.

"Ya sudah biar ku makan saja yang potongan nya terlalu besar" acuh Rio, ia mulai memasukan potongan mangga nya ke dalam mulut.

"Tidak bisa begitu, kamu menyebalkan" Irene pura-pura marah dan mendorong tubuh Rio, pemuda itu terbahak-bahak.

"Noona mau juga kan" ejek nya, ia menyuapi Irene dan wanita itu tidak menolak.

"Dasar wanita"

"Apa?!"

"Tidak"

"Coba katakan lagi?!"

"Aawww noona. . . Tolong ini sakit" rintih Rio yang pinggang nya di cubit oleh Irene.

Kedua nya bagaikan sahabat seumuran, bercanda tanpa canggung, apalagi setelah mereka sama-sama tahu masa lalu dan rahasia masing-masing, jadi makin akrab mereka.

Menjelang sore, Irene mengemas sticky rice nya untuk keluarga Rio, karena pemuda itu bersiap hendak pulang.

"Ingat, jangan di tukar dengan milik Yuna" pesan Irene yang tak percaya pada Rio, milik si bungsu memang paling beda, sebab ia yang termuda, tapi Irene hanya bercanda.

"Noona tak akan tahu kan" balas Rio mengejek.

"Yak! Awas saja kalau berani" teriak Irene mengancam, Rio terpingkal berlari menuju ke mobil nya.

Sesampai di apartemen, Rio meletakan makanan dari Irene tadi, kemudian mandi dan menunggu kepulangan dongsaeng-dongsaeng nya.

Ceklek

"Aku pulang!" Seru Somi memasuki apartemen sang oppa, Rio pun menoleh, dan Hye Kyo mengantar Somi sampai atas rupanya.

"Madam" Rio menyapa, mendekati wanita itu.

"Terima kasih madam" ucap Somi sebelum meninggalkan sang oppa dan tamu nya untuk masuk ke kamar, wanita itu hanya tersenyum tipis membalas ucapan Somi, yang menenteng belanjaan nya, Hye Kyo tak hanya membelikan seragam, tapi juga sepatu, tas dan perlengkapan yang lain.

"Madam, aku tak tahu. . ." Bingung Rio yang lidahnya terasa kelu untuk berbicara.

"Somi layak mendapatkan nya, aku pamit dulu" ujar Hye Kyo, ia tak masuk ke dalam apartemen Rio.

"Baiklah, hati-hati di jalan" Hye Kyo pun memasuki lift dan Rio masih berdiri di depan pintu apartemen nya, sampai lift nya tertutup.

Setengah jam berlalu

"Kami pulang!" Seru Yuna memasuki apartemen bersama Karina dan Tiffany, Rio langsung terduduk dari rebahan nya di sofa, mendengar dongsaeng mereka pulang, Somi pun keluar.

"Woah, kalian belanja?" Tanya Somi.

"Somi-ahh, maaf kan aku, karena aku tidak tahu selera mu seperti apa, jadi aku belum membelikan mu, kita bisa pergi besok kalau kamu mau" sesal Tiffany.

"Tidak masalah nyonya, saya. . ." Rio menggeleng, memberi kode pada Somi untuk tidak memberi tahu bahwa ia sudah berbelanja dengan Hye Kyo.

"Saya bisa mengerti, oppa sudah berjanji akan mengantar saya nanti" ucap Somi.

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang