11. Tamu

2.2K 340 62
                                    

Tiffany dan Jessi pun berangkat ke apartemen Rio di gedung Nine Three, tapi sebelum nya, mereka membeli makan siang dulu untuk Rio, dan beberapa camilan sebagai buah tangan yang hendak menjenguk orang sakit.

"Kamu yakin ini unit nya?" Tanya Tiffany saat mereka sedang berdiri di depan pintu unit yang Rio tempati.

"Yakin, yang sebelah itu tempat Jisoo, Sean dan Seulgi, yang ini unit Rio" jawab Jessi, ia lalu menekan bell pintu nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Yakin, yang sebelah itu tempat Jisoo, Sean dan Seulgi, yang ini unit Rio" jawab Jessi, ia lalu menekan bell pintu nya.

Tink. . . Tonk. . .

"Biar Yuna yang buka oppa" ujar si bungsu, ia meletakan kapas yang sudah di tetesi obat untuk luka Rio yang masih harus di obati sampai sembuh, Yuna berlari kecil menuju ke pintu utama dan membuka nya.

Ceklek

Ia mendongak menatap dua wanita dewasa yang berdiri di depan pintu.

"Nyonya" kaget Rio gugup, karena tak menyangka akan kedatangan tamu istimewa yaitu boss nya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nyonya" kaget Rio gugup, karena tak menyangka akan kedatangan tamu istimewa yaitu boss nya sendiri.

"Silakan masuk, dan maaf tempat nya berantakan" Rio nampak celingukan dan sungkan karena rumah nya yang masih kosong melompong.

"Ya, terima kasih" balas Jessi, ia dan Tiffany pun masuk, Rio nampak kebingungan mencari tempat duduk untuk Jessi dan Tiffany, dan wanita itu seperti nya paham.

"Tidak masalah, kami bisa duduk di lantai" tutur Jessi.

"Yuna-yaa, tolong bantu oppa bersihkan lantai nya dulu ya sayang" pinta Rio pada sang dongsaeng karena ia tak bisa berdiri.

"Ne oppa" Yuna mengambil kain bersih di lemari bawah kompor, lalu mengusap lantai yang hendak di duduki Tiffany dan Jessi, kedua wanita dewasa itu saling bertatapan.

"Kamu pandai sekali, siapa nama mu?" Puji Jessi.

"Saya Lee Yuna, lima tahun, nyonya" jawab Yuna.

"Aku Jessi dan ini Tiffany teman ku" balas Jessi.

"Selamat datang nyonya" sapa Yuna pada Tiffany.

"Bagaimana keadaan mu Rio?" Tanya Jessi, melirik luka di tangan dan kaki Rio.

"Saya memiliki perawat terbaik di dunia nyonya, jadi besok saya sudah bisa mulai bekerja" jawab Rio.

"Ini, aku bawakan makan siang untuk mu" Jessi menyerahkan oleh-oleh nya pada Rio.

"Terima kasih nyonya, dan maaf jadi merepotkan" sungkan Rio.

"Tidak, yang nama nya celaka, kita tidak bisa menghindari nya, dan sudah kewajiban ku untuk menjenguk pegawai ku sendiri" balas Jessi, Tiffany menyenggol punggung Jessi dengan siku nya, memberi kode agar segera di kenalkan.

"Oh ya, kenalkan dia Tiffany, sahabat ku, yang tempo hari bertemu di ruangan ku, masih ingatkan?" Tanya Jessi.

"Oh, iya, saya Rio nyonya" Tiffany tersenyum menerima jabatan tangan Rio.

"Silakan di minum nyonya" Yuna mengambilkan dua gelas air putih untuk tamu oppa nya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Silakan di minum nyonya" Yuna mengambilkan dua gelas air putih untuk tamu oppa nya itu.

"Terima kasih Yuna-ya" ucap Jessi.

"Keponakan mu?" Tanya nya pada Rio, yang di tanya menggeleng.

"Dongsaeng saya, nyonya, yang paling kecil" jawab Rio, Yuna lantas duduk di samping oppa nya.

"Kalian hanya tinggal berdua?" Tiffany menjadi pendengar obrolan Rio dan Jessi, sambil memperhatikan wajah Rio yang menurutnya menarik.

"Tidak, masih ada dua lagi dongsaeng saya, Somi lima belas tahun dan Karina sepuluh tahun, tapi mereka belum pulang dari sekolah" jawab Rio

Kruukkk. . .

Semua langsung menatap ke arah Yuna, gadis kecil itu pun menunduk takut dan malu karena perut lapar nya mengeluarkan suara.

"Yuna makan saja" Rio menyodorkan makan siang pemberian Jessi tadi, si kecil menggeleng.

"Tidak apa-apa, oppa bisa makan yang lain nanti" bujuk Rio.

"Maafkan aku Rio yaa, aku tidak tahu jika kamu bersama dongsaeng mu tadi, jadi aku hanya membeli satu porsi" sesal Jessi.

"Tidak apa-apa nyonya"

"Ayo Yuna makan ya, nanti kalau Yuna juga sakit siapa yang akan membantu oppa?" Rayu Rio lagi.

"Makan saja sayang, tidak apa-apa" Tiffany akhir nya bersuara.

"Gumawo nyonya" lirih Yuna, sambil mengobrol Jessi dan Tiffany melirik iba pada Yuna yang tengah melahap nasi nya, terlihat jika jarang makan daging dari cara nya makan.

Yuna pamit untuk membuang sampah ke bawah, dan dia bertemu Seohyun, kedua nya menaiki lift yang sama, tapi tidak saling mengenal jadi tak ada obrolan, Seo nampak menenteng kantong berisi bahan makanan, di tangan kanan nya.

Ting

Lift berhenti di lantai sepuluh, Yuna mengikuti langkah Seo tanpa curiga, sampai wanita itu berdiri dan hendak menekan tombol pintu unit nya.

"Nyonya mencari siapa?" Tanya Yuna, Seo mengurungkan niat nya dan menoleh ke arah Yuna.

"Saya tamu yang akan mengunjungi teman, kamu sendiri siapa?" Tanya Seo lembut, sebagai ibu, ia tentu lebih tahu cara memperlakukan anak kecil.

"Aku Lee Yuna, lima tahun, penghuni unit ini" jawab nya.

"Aku Im Seohyun, tapi unit ini kemarin di huni oleh seorang pria muda bernama Rio" Yuna terkekeh dengan jawaban Seo.

"Itu oppa ku" Yuna mulai menekan angka kode untuk membuka pintu unit nya, Seo terkejut karena rupa nya anak kecil ini tidak berbohong.

Ceklek

Seo sedikit tersentak mendapati Jessi dan Tiffany duduk di hadapan Rio, ia tentu tak menyangka akan bertemu kedua nya di apartemen Rio.

"Nyonya Seo" sapa Rio, Tiffany dan Jessi pun menoleh, ketiga wanita itu pun saling bertatapan curiga, dan mungkin mereka bisa saling membaca isi kepala masing-masing.

"Hyunie" Jessi yang pertama tersadar dan menyapa tetangga nya itu.

"Unnie" Seo membalas dengan canggung, ia meletakan kantong yang tadi di bawa nya, beberapa belanjaan nampak keluar, dan Tiffany melirik nya, ia lalu menatap Seo yang menganggukan kepala nya menyapa Tiffany.

"Sial, dia pasti akan memasak untuk Rio di sini" rutuk Tiffany dalam hati, ia salah start dengan Seo yang sepertinya lebih tahu dalam mendekati lawan jenis.


#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang