2. Burger

4K 413 23
                                    

Rio bangun lebih dahulu, ia menyiapkan sarapan yang hanya berupa nasi putih hangat dan sayur asin, alat makan yang mereka gunakan pun juga terbuat dari plastik, karena lebih murah dan baru Rio beli semalam, sementara Somi mencuci baju mereka, sedangkan Karina membantu Yuna mandi dan berganti baju.

"Karina, mandilah lebih dahulu, setelah itu jemur cucian nya dan minta unnie mu mandi ne" interuksi Rio.

"Ne oppa"

Yuna duduk di ruang tamu dengan tenang, menunggu makanan mereka siap, dan Rio meletakan mangkuk plastik, sumpit dan lauk serta nasi nya, Somi yang sudah mandi dan berganti baju pun membantu sang oppa menyiapkan air minum, lalu Karina pun ikut bergabung, mereka makan berempat sebelum pergi ke sekolah.

"Jaga dongsaeng kalian, dan belajar yang rajin ne" pesan nya.

"Nanti Yuna biar oppa yang menjemput nya" lanjut Rio.

"Ne oppa" Karina berjalan lebih dulu sambil menggandeng tangan Yuna, dan Somi mengikuti di belakang nya, setelah mencuci bekas makan dan masak nya, Rio pun keluar rumah, untuk mencari pekerjaan baru.

Ceklek

Rio terdiam menatap tiga pria tetangga nya yang salah satu nya kemarin sempat berkenalan dengan nya.

"Pagi hyung" sapa nya.

"Pagi juga Rio, oh ya, kenalkan, ini Sean dan Seulgi, teman serumah ku" ujar Jisoo.

"Aku Rio"

"Sean"

"Seulgi"

Mereka saling bersalaman.

"Kamu mau kemana?" Tanya Jisoo

"Mencari kerja hyung" jawab Rio, keempat pemuda itu berjalan menuju lift bersama.

"Kamu tinggal sendiri?" Tanya Sean

"Tidak, dengan tiga yeojadongsaengku, mereka sudah pergi ke sekolah sekarang" jawab Rio.

Sesampai di bawah, mereka pun berpisah, Jisoo, Sean dan Seulgi menuju ke restauran tempat mereka bekerja, sementara Rio pergi ke arah lain.

Rio terhenyak, sudah tengah hari, dan ia harus menjemput Yuna, dengan terburu-buru, Rio pun berlari menuju ke sekolahan sang dongsaeng, nafas nya tersengal, tangan nya berpegangan pada pintu gerbang.

"Oppa!" Seru Yuna

"Oppa tidak terlambat kan?" Tanya Rio, sang dongsaeng menggeleng.

"Apa oppa sudah dapat pekerjaan?" Tanya Yuna polos, mereka sedang berjalan berdua menuju ke rumah, Rio menggandeng tangan dongsaeng nya itu

"Belum, doakan oppa ne" jawab Rio, Yuna mengayun-ayunkan tangan sang oppa.

"Tentu, Yuna selalu berdoa untuk kebahagiaan kita setiap malam oppa" jawab nya, Rio pun tersenyum haru mendengar jawaban sang dongsaeng, ia mengacak rambut si bungsu.

Saat melewati lampu merah, Rio melihat Jisoo sedang mengendarai sepeda nya.

"Rio" seru Jisoo menyapa tetangga nya itu.

"Hyung" balas Rio

"Sudah dapat pekerjaan nya?" Tanya Jisoo.

"Belum hyung"

"Siapa gadis kecil ini?" Tanya Jisoo lagi, Rio menunduk lalu menggoyangkan tangan dongsaeng nya, memberi kode agar memperkenalkan diri.

"Lee Yuna, 5 tahun oppa"

"Oh hi, oppa Jisoo, senang bertemu dengan mu cantik" puji Jisoo, Yuna terkikik malu-malu.

"Datang lah ke restauran Javo, tadi ada salah satu pegawai yang mengundurkan diri, ayo berangkat dengan ku" ajak Jisoo.

"Benarkah hyung?" Jisoo mengangguk, Rio lalu menggendong Yuna dan naik ke boncengan sepeda Jisoo, mereka pun melaju ke Javo restauran setelah lampu lalu lintas menyala hijau.

"Hyung" kaget Seulgi dan Sean yang melihat Jisoo datang dengan Rio, dan seorang gadis kecil.

"Kenalkan, ini Yuna, dongsaeng nya Rio" ujar Jisoo.

"Hi Yuna, aku Sean, dan ini beruang madu Seulgi" ujar Sean

Plak

"Aouch" Sean memegangi kepala belakang nya yang di pukul oleh Seulgi, Yuna tersenyum lucu.

"Hallo Yuna" sapa Seulgi 

"Hi oppa"

"Yuna ikut Seulgi dan Sean oppa dulu ne" pinta Jisoo pada sang bocah, Yuna menatap ragu pada Rio.

"Tidak apa-apa, oppa mau ke dalam sebentar" bujuk Rio

"Okey" Yuna mengangguk, Rio pun menurunkan sang dongsaeng dari gendongan nya.

"Kemarilah, ayo oppa buatkan minuman untuk Yuna" ajak Sean, pemuda itu menggandeng tangan Yuna memasuki ruang istirahat pegawai.

"Nah duduk di sini, dan tunggu sebentar" Sean mendudukan Yuna di sebuah bangku, Seulgi pun ikut duduk dihadapan gadis kecil itu.

"Yuna dari mana tadi?" Tanya Seulgi.


"Yuna dari pulang sekolah oppa" jawab nya


"Wah, Yuna sudah sekolah, pasti lapar sekarang, oppa buatkan makanan ya" kata Seulgi, Sean datang membawa segelas cola dingin untuk tamu kecil nya itu, sementara Seulgi pergi untuk membeli burger.


"Apa ini oppa?" Tanya Yuna penasaran karena melihat minuman nya berwarna pekat.


"Ini nama nya cola, Yuna belum pernah meminum nya?" Tanya Sean kaget, Yuna menggeleng.

"Ayo cobalah" Sean mengulurkan segelas cola pada Yuna, dan gadis itu pun lalu meminum nya.

"Hiiii. . ." Yuna bergidik setelah meminum soda nya.


"Lidah ku seperti tersengat listrik" seru nya takjub juga kaget, Sean pun terpingkal dengan reaksi lucu Yuna.


"Yuna-yaa" panggil Seulgi



"Ini burger untuk mu" Seulgi menyerahkan roti dengan isian daging dan sayur itu pada Yuna


"Wah, ini seperti yang di makan Minjoo di sekolah tadi" girang nya.


"Siapa Minjoo?" Tanya Seulgi.



"Teman sekelas Yuna, murid paling kaya di sekolah kami, hari ini dia berulang tahun, seluruh murid di kelas di beri nya burger seperti ini, tapi Yuna tidak" cerita nya polos.


"Kenapa Yuna tidak di beri?" Heran Seulgi, Sean ikut menatap penasaran menunggu jawaban dari Yuna.


"Karena hanya Yuna yang tidak memiliki appa dan eomma, jadi Minjoo bilang Yuna tidak boleh di beri burger" Sean dan Seulgi pun saling bertatapan kaget juga iba.


"Tidak masalah Yuna tidak memiliki appa atau eomma, jika Yuna mau, minta lah pada ku, oppa akan dengan senang hati membelikan nya untuk Yuna" ujar Seulgi.


"Nah, makan lah"


Sean menarik nafas dalam-dalam, merasa iba, menatap Yuna memakan burger pembelian Seulgi dengan lahap.



#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang