33. Miss Bae

2.1K 305 69
                                    

Keesokan hari nya, Rio kembali bekerja seperti biasa, dan saat pulang, ia lah yang bertugas menjemput Yuna, kecuali jika ia shiff siang, Yuna akan di jemput oleh Somi dan Karina.

Rio menunggu Yuna keluar dari kelas nya di pintu gerbang, dan sebuah mobil nampak berjalan keluar, yang rupanya adalah Irene.

Sang kepala sekolah itu pun menghentikan kendaraan nya saat melihat Rio berdiri menunggu sang dongsaeng, Irene keluar dari mobil nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang kepala sekolah itu pun menghentikan kendaraan nya saat melihat Rio berdiri menunggu sang dongsaeng, Irene keluar dari mobil nya.

"Rio-yaa" panggil nya sungkan, karena ia belum menjelaskan kejadian kemarin pada pemuda itu.

"Miss Bae" Rio membungkuk hormat, membalas sapaan Irene.

"Bisa bicara sebentar" ajak Irene.

"Tentu miss" jawab Rio, mereka pun segera melangkah menuju ke seberang jalan, di sebuah kedai kopi sederhana, Rio memesan susu coklat, dan Irene pun memesan Americano.

"Maaf atas kejadian tempo hari" ujar Irene.

"Jangan pikirkan itu miss, anda tidak bersalah, saya bisa mengerti" balas Rio

"Untung aku bertemu dengan mu malam itu, andai tidak. . . " Irene membuang tatapan nya, ia menunduk sendu, dan Rio menunggu gadis itu melanjutkan cerita nya.

"Sudah lupakan" Irene pura-pura tersenyum paksa.

"Apa miss Bae baik-baik saja?" Tanya Rio yang memang tak ingin mengusik masalah pribadi Irene, yang dibalas anggukan kepala.

"Baiklah, aku senang mendengar nya, lain kali jangan keluar sendiri jika sedang ada masalah, berbahaya untuk miss Bae" tutur Rio, Irene mentap sendu dan terharu atas perhatian Rio.

"Aku pulang, sekali lagi terima kasih atas bantuan mu malam itu" Irene tiba-tiba berpamitan, Rio pun dibuat bingung, ia takut salah ucap hingga membuat Irene tak nyaman.

"Tapi miss. . . " Rio tak mampu menahan Irene, wanita itu tetap berjalan meninggalkan Rio sendirian, lalu mengemudikan mobil nya pulang ke rumah.

"Oppa!" Seru Yuna dari seberang jalan, Rio pun melambaikan tangan kanan nya.

"Tunggu, oppa akan kesana" jawab Rio, ia lalu berlari kecil menyeberang jalan menghampiri sang dongsaeng.

"Mau tidak?" Rio menawarkan susu coklat nya yang masih menyisakan setengah nya pada Yuna, gadis kecil itu tidak menjawab, tapi langsung mengambil alih cup ditangan kanan sang oppa.

"Hari ini Yuna belajar apa?" Tanya Rio sambil menggandeng tangan sang dongsaeng, menyusuri trotoar menuju ke apartemen mereka, gadis itu malah sibuk nenyeruput susu pemberian Rio tadi, ia terkekeh lucu menatap dongsaeng nya, yang tanpa ia sadari, Irene rupanya tengah memperhatikan kedua nya dari parkiran restauran yang Rio dan Yuna lewati, ia kembali menangis sesenggukan sambil menyandarkan kening nya pada kemudi mobil, mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, dimana ia kembali bertemu dengan mantan kekasih nya, yang tengah menikmati makan malam bersama istri dan anak nya.

Irene kembali di ingatkan akan masa lalu nya yang menyakitkan, di tambah kematian sang ayah setelah berjuang melawan kanker prostat membuat Irene semakin kehilangan arah dan pegangan, ibu nya meninggal karena serangan jantung, beberapa tahun yang lalu, kini ia hanya hidup sebatang kara, tanpa saudara, tanpa keluarga, ia tak tahu harus berbagi dengan siapa, dan hanya bisa menangis sendirian.

"Kita beli lauk dulu ya, oppa tidak sempat memasak tadi"

"Ya oppa"

Seminggu sudah, Seo akhir nya kembali dari Amerika, bersama Kai, ia bersekolah di International School, jadi hari libur nya tidak sama dengan sekolah biasa di Korea, setiba nya di rumah, Kai langsung beristirahat di kamar nya, karena masih jetlag, sementara Yoong yang tadi menjemputnya bersiap hendak pergi lagi.

"Kai akan tampil disekolah nya saat acara perpisahan nanti, ia ingin tahu apakah daddy nya ada waktu untuk menyaksikan nya?" Tanya Seo dingin.

"Aku tidak yakin, akhir-akhir ini rumah sakit penuh, aku juga memiliki banyak pasien yang harus ku rawat" alasan Yoong.

Sore nya Kai keluar dari kamar, karena perut nya lapar.

"Momm, Kai lapar" adu nya pada sang ibu.

"Mommy belum sempat belanja sayang, bagaimana kalau kita makan di luar?" Tanya Seo.

"Baiklah, tadi mr Henry menghubungi Kai, momm, menanyakan kapan kami mulai latihan lagi?"

"Lalu?"

"Kami belum memutuskan nya, Soobin dan yang lain mengajak kami bertemu di ruang latihan sekolah hari ini"

"Jadi mau yang mana? Makan dulu atau langsung latihan?" Tanya Seo.

"Makan dulu momm" jawab Kai, mereka pun ke Javo restauran, dan Seo celingukan mencari keberadaan Rio, yang sangat ia rindukan karena sudah seminggu tak bertemu, pikirnya, hanya melihat dari kejauhan pun sudah cukup, tapi rupanya Rio masuk shiff pagi, jadi ia sudah tak di restauran tempat nya bekerja.

Setelah makan, Seo pun mengantar Kai untuk menemui teman-teman nya, ia tak memberitahu sang putra, jika ayah nya tak bisa menonton pertunjukan nya nanti, Seo takut akan merusak mood Kai  dan mengacaukan penampilan nya.

Merasa tak tahan lagi dan ingin segera bertemu, setelah mengantar Kai, Seo pun mengunjungi apartemen Rio.

Tink tonk

Rio pun membuka nya, ia hanya berdua dengan Yuna di rumah, karena Somi dan Karina belum pulang dari sekolah, sementara si bungsu sedang mandi.

Ceklek

Seorang wanita dewasa nampak berdiri di depan pintu, sambil tersenyum menatap Rio, yang sejujur nya juga merindukan Seo, tapi tak berani memulai untuk berkirim pesan, karena Seo sudah bersuami

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang wanita dewasa nampak berdiri di depan pintu, sambil tersenyum menatap Rio, yang sejujur nya juga merindukan Seo, tapi tak berani memulai untuk berkirim pesan, karena Seo sudah bersuami.

"Hey" sapa nya, karena Rio hanya diam di tempat, tersadar akan suara sang wanita Rio pun memasang wajah sendu nya, ia langsung memeluk wanita itu dengan manja, tanpa berkata apa-apa.

Seo tersenyum di balik punggung Rio, sambil mengusap kepala belakang pemuda itu, ia tahu, Rio pasti lelah entah hati, pikiran atau tubuh nya.

#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang