9. Agresif

4.1K 357 34
                                    

Rio mengayuh sepeda nya dengan kecepatan penuh karena banyak pesanan yang harus ia antar siang ini, sampai tiba-tiba, dari sebuah tikungan muncul dua mobil sedan melaju kencang dan berbelok mendadak saling berkejaran, Rio yang datang dari arah berlawanan pun terkejut bukan main, meski ia menggenggam kedua rem ditangan kanan dan kiri nya, tabrakan pun tak terelakan.


Brak


Rio jatuh tersungkur diatas aspal, beserta sepeda nya, mobil pertama yang menabrak nya itu pun melarikan diri, mobil kedua yang mengejar pun berhenti untuk menolong Rio.

Rio jatuh tersungkur diatas aspal, beserta sepeda nya, mobil pertama yang menabrak nya itu pun melarikan diri, mobil kedua yang mengejar pun berhenti untuk menolong Rio

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sang pengemudi menoleh ke belakang, nampak Rio berusaha bangkit dengan susah payah.


"Astaga, seperti nya Rio" cemas Seohyun, yang tadi nya mengejar mobil sang suami yang tengah bersama wanita lain, dan Yoong berusaha melarikan diri, hingga terjadilah kejar-kejaran yang berujung pada tertabrak nya Rio oleh mobil Yoong.


"Aaawww. . ." Rio meringis kesakitan.



"Rio" Seohyun keluar dari mobil nya dan menghampiri korban tabrak lari dari suami nya itu.


"Nyonya" balas Rio yang sedang membungkuk dengan menumpukan kedua tangan nya di lutut, darah nampak menetes dari hidung nya, serta lecet di lengan dan tulang kering nya.


"Kamu berdarah" Seo kembali ke mobil nya untuk mengambil tisu, Rio memakai helm, jadi kepala nya aman, hanya, hidung nya mungkin membentur bagian mobil Yoong yang menabrak nya tadi, sampai ia mimisan.


Dengan punggung tangan nya, Rio mengusap darah yang keluar dari hidung nya.


"Jangan gunakan tangan mu, ini, pakai tisu" Seo mengulurkan sekotak tisu pada Rio, ia meringis ngeri melihat darah di tubuh pemuda itu.


"Ayo duduk dulu" Seo menarik tangan Rio dan membuka pintu penumpang belakang mobil nya, dan mendudukan Rio di sana.

Sreet



Seo mengambil beberapa lembar tisu.


"Ini mungkin akan sakit, tapi memang harus di lakukan, tahan sebentar ne" ucap nya, Rio mengangguk, Seo kemudian menekan hidung Rio untuk mengeluarkan semua darah dan menahan nya dengan tisu yang ia ambil tadi, Rio memejamkan kedua mata nya menahan nyeri.


"Tunggu sebentar ne" pamit Seohyun setelah mengeluarkan darah di hidung Rio.


"Aku carikan obat sebentar" lanjut nya, Rio pun pasrah.



Sementara di Javo restauran, terjadi kepanikan karena kekurangan armada untuk mengantar pesanan, Jisoo cemas memikirkan Rio karena ia tadi mengantar ke tempat terdekat tapi belum kembali sudah lebih dari setengah jam.


"Ada apa ini?" Tanya Jessi yang baru datang dengan Tiffany.



"Rio belum kembali juga nyonya, jadi kami agak kerepotan" jawab Bobby salah satu driver bike juga di Javo.


"Kemana dia?"


"Mengantar pesanan ke toko bunga di depan sana nyonya, tapi sudah lebih dari setengah jam belum kembali juga" masih Bobby yang menjawab.


Dan Rio sendiri, Seo tengah berusaha untuk mengobati lecet di kaki dan tangan Rio.


"Biar aku sendiri yang melakukan nya nyonya" tolak Rio sungkan.


"Tidak apa-apa, kamu begini karena suami ku, jadi biarkan aku yang bertanggung jawab" balas Seo.


"Terima kasih nyonya"



"Di mana rumah mu, biar aku antar pulang?" Tanya Seo.


"Tolong antar ke Javo restauran saja nyonya, mereka pasti kebingungan nanti" jawab Rio.


"Kamu bisa menghubungi mereka nanti"


"Saya tidak punya ponsel"


"Baiklah"



Di Javo restauran Jessi masih mengomel, karena Rio yang tak kunjung datang.


"Jika dia tiba nanti, suruh dia menemui ku" pesan nya, belum juga Jessi beranjak, sebuah mobil berhenti di depan restauran nya, dan nampak lah Seo membukakan pintu penumpang depan, semua menatap tak percaya melihat Rio berjalan tertatih di bantu Seohyun berjalan menuju ke restauran, termasuk Tiffany.

"Rio" seru Jisoo, ia langsung berjalan cepat bersama Sean mengambil alih sahabat nya itu dari Seohyun.


"Apa yang terjadi dengan mu?" Bingung Jessi.


"Dan kenapa Seohyunie yang membawa mu?" Yaa, Jessi dan Seohyun memang tinggal di komplek perumahan yang sama, mereka bertetangga.


"Unnie maafkan oppa" Seohyun merasa tak enak.


"Yoong? Apa hubungan nya dengan Rio?" Jessi penasaran.

"Dia tadi yang menabrak Rio, unnie" Seohyun kemudian menjelaskan apa yang terjadi pada Jessi.


"Sepeda unnie besok aku ganti" ucap nya sungkan.

"Baiklah, biarkan Rio pulang saja hari ini, kembali lah bekerja jika sudah sembuh" ujar Jessi.


"Biar aku antar" ucap Seohyun dan Tiffany serempak, kedua nya saling bertatapan terkejut, yang lain pun tak kalah bingung menatap Seo dan Tiffany bergantian, termasuk Rio.


"Aku hanya menawarkan tumpangan, mungkin searah" alasan Tiffany yang ingin berkenalan lebih jauh dengan Rio, sedangkan Seohyun, ia hanya ingin melaksakan tanggung jawab nya, atas perbuatan sang suami.



"Biar Seohyunie saja, karena suami nya yang menabrak tadi" Jessi lah yang mengambil keputusan.



Mobil Seo mulai melaju meninggalkan restauran, Tiffany yang kesal dengan Jessi pun berjalan memasuki restauran sambil memasang wajah kesal nya.


"Bukan kah kamu hendak pulang tadi?" Tanya Jessi pura-pura tak paham.



"Tidak jadi, kamu sungguh tidak peka pada sahabat mu sendiri Jessi-yaa, menyebalkan" gerutu Tiffany, Jessi terpingkal mengikuti sahabat nya itu.


"Akan terasa aneh dan canggung jika tiba-tiba kamu yang mengantarkan nya pulang, aku tahu kamu penasaran dengan Rio, tapi jangan salah langkah, jika kamu terlalu menunjukan nya, bukan tak mungkin dia malah akan risih dengan mu nanti" jelas Jessi masuk akal.





#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang