82. Tugas Negara

1.4K 254 108
                                    

Rio berpamitan pada ketiga sahabat nya, memeluk mereka bergantian.

"Aku titipkan mereka pada kalian ya" ujar Rio.

"Tentu, kami akan menjaga nya" balas Jisoo mewakili yang lain, Rio lalu berpamitan pada Ryujin.

"Nona, jangan lupa untuk mengunjungi mereka, maaf jika kami merepotkan mu"

"Tidak oppa, aku tidak merasa di repotkan, dengan senang hati aku akan mengunjungi mereka nanti" balas Ryujin dalam pelukan Rio.

"Madam. . ." Rio menunduk di hadapan Hye Kyo, ia tentu sungkan karena ada Ryujin di sana, tapi gadis itu cukup peka, ia bergabung dengan sahabat Rio yang mencoba menghibur Somi, Karina dan Yuna.

Set

Hye Kyo akhir nya memeluk Rio, karena setelah ini, mereka tak akan bisa bertemu sampai delapan belas bulan lama nya, sebab pemerintah telah mengubah kebijakan, setelah covid melanda, para tentara tidak di ijinkan libur atau menerima kunjungan dari keluarga, karena di khawatirkan tertular oleh virus, mereka hanya di ijinkan menelpon keluarga di saat-saat tertentu saja dan itu pun di batasi.

"Jangan khawatirkan tentang mereka, lakukan saja tugas mu, dan segeralah pulang" tutur Hye Kyo, Rio semakin erat memeluk pinggang madam Kyo, ia beberapa kali mengecup leher belakang wanita itu tanpa di ketahui yang lain karena posisi nya saling membelakangi.

"Ya, tunggu aku pulang" balas Rio, ia lalu melepaskan pelukan nya dan menghampiri yang lain.

"Oppa" Yuna kembali menangis dan memeluk Rio, begitu juga dengan Somi dan Karina, entah mengapa perpisahan ini terasa begitu berat bagi mereka, karena mungkin ini pertama kali nya mereka akan terpisah dalam jangka waktu yang sangat lama.

"Yang rajin belajar, makan yang baik, dan menurut pada mereka, mengerti?" Ucap Rio, mereka berpelukan sangat erat, tanpa sadar Ryujin yang melihat itu pun ikut terharu, berlahan ia mendekati sang mommy, dan menjatuhkan dagu nya di bahu kiri Hye Kyo, sang mommy terkejut, ia lalu mengusap-usap pipi Ryujin yang malah beringsut di ceruk leher Hye Kyo, dan mulai menangis, mungkin, ia mulai tersadar akan arti penting nya keluarga, setelah melihat Rio dan dongsaeng-dongsaeng nya.

Bus militer yang akan membawa Rio dan yang lain pun sudah siap, satu per satu dari calon prajurit itu pun mulai menaiki kendaraan yang akan membawa mereka ke camp militer, begitu juga dengan Rio, ia membalikan badan nya setelah melambaikan tangan nya.

Suara langkah kaki cepat terdengar, nafas tersengal dan terburu-buru.

"RIO!" Teriak Irene yang terlambat datang.

"RIO" yang dipanggil tak mendengar, meski Sean dan Seulgi sudah membantu nya meneriakan nama Rio, pria itu sudah memasuki bus, dan duduk di bagian belakang, ia tak mengetahui atau melihat kedatangan Irene.

Bruk

Irene menjatuhkan lutut nya diatas lantai, menangis penuh sesal atas keterlambatan nya, Seulgi pun menghampiri wanita yang ia tahu adalah kepala sekolah Yuna itu.

"Rio pasti bisa mengerti atas keterlambatan miss Bae, dia adalah orang yang baik" ujar Seulgi mengulurkan tangan kanan nya untuk membantu Irene berdiri.

Hari-hari tanpa Rio pun di mulai, Irene bukan nya sengaja datang terlambat, tapi ia dilema, antara ingin datang dan memberitahu Rio atau menyimpan sendiri kehamilan nya.

Yaa, Irene mengandung darah daging Rio yang baru berusia beberapa minggu, antara takut juga bahagia menghinggapi perasaan nya saat ini, siapa yang tidak bahagia, ada janin yang tumbuh di perut nya, calon bayi ini lah yang akan menjadi pelipur lara Irene, yang kali ini tak akan ia sia-siakan, seperti kehamilan pertama nya dulu yang kurang perhatian dari nya, tapi di sisi lain, ia takut jika Rio akan mengajak nya menikah nanti, padahal ia tak tertarik untuk menjalani komitmen dengan lawan jenis, karena masih trauma dengan masa lalu nya.

Somi, Karina dan Yuna pulang ke apartemen, di temani Ryujin dan Jisoo, Sean dan Seulgi berangkat bekerja, Hye Kyo ke kantor.

"Kalian lapar tidak?" Tanya Jisoo, tiga gadis tadi nampak lesu dan tak bersemangat.

"Kita bisa makan diluar kalau kalian mau, ayo, jangan sedih, kita sama-sama berjuang di sini, oppa dengan tugas negara nya, dan kalian dengan belajar, Somi-ahh, bukan nya kamu ingin jadi dokter? Karina, kamu ingin masuk KIS kan, dan Yuna, kamu juga ingin jadi astronot kan? Ayo semangat, jangan seperti ini" ujar Ryujin

"Oppa, ayo kita bawa mereka keluar makan siang" ajak nya.

"Ayo Yuna-yaa, atau oppa akan mengadukan nya pada Rio oppa, agar dia tidak pulang karena dongsaeng nya tidak mau makan" Jisoo berusaha menarik tangan Yuna, dan menggendong nya di belakang.

"Somi-ahh, Karina"

"Ya unnie" kedua nya langsung berdiri sungkan, takut Jisoo akan mengadu pada Rio.

"Astaga kamu berat sekali Yuna-yaa" canda Jisoo.

"Oppa saja yang lemah" ejek Yuna, ia melingkarkan lengan nya di leher Jisoo dari belakang, Ryujin terkekeh lucu.

Mereka memilih restauran bertema keluarga, dimana area nya outdoor, dengan suasana sejuk karena ada kolam ikan nya, bukan akuarium, Jisoo membawa Yuna untuk melihat ikan dan kura-kura disana sambil menunggu pesanan yang menjadi urusan Ryujin, Somi dan Karina.

"Mungkin kura-kura itu kuat menggendong mu Yuna-yaa" gumam Jisoo.

"Kurasa menggendong kita berdua pun kuat oppa, dia besar sekali" balas Yuna menatap takjub, pada kura-kura yang sedang memakan wortel itu, gadis kecil itu menyandarkan punggung nya pada Jisoo, yang duduk di samping nya, mereka memang sangat dekat semenjak pertama bertemu dulu.

"Yuna-yaa, oppa, ayo, makanan nya sudah siap" panggil Karina.

"Unnie, Yuna mau sup daging nya ya?" Pinta nya pada Ryujin.

"Okey, ini untuk Yuna semua" Ryujin mengambilkan sup yang Yuna mau.

"Hati-hati ne, ini panas" Jisoo mengingatkan Yuna.

"Karina mau apa lagi?" Tanya Ryujin perhatian.

"Sudah unnie, aku ingin es krim setelah makan nanti"

"Baiklah, habiskan dulu nasi mu"

"Somi?" Yang di tanya menggeleng, mungkin karena ia merasa sudah besar jadi malu dan sungkan.

Setelah makan siang, mereka kembali ke apartemen, kebetulan Sean dan Seulgi juga sudah pulang bekerja, mereka pun bercanda di apartemen Rio, sambil memakan camilan dan air soda, mereka tak sadar, Hye Kyo sudah memasuki unit Rio dan menatap mereka yang masih sibuk terbahak, terutama Sean dan Seulgi yang suara nya paling kencang.

"Madam" Yuna yang pertama kali menyadari kedatangan Hye Kyo, ia tersenyum membalas sapaan Yuna.

"Mommy" tawa Seulgi dan Sean pun langsung terhenti, wajah mereka memucat, begitu juga dengan Jisoo, mereka langsung menyahut minuman masing-masing dan berlari keluar karena sungkan dan takut pada madam Kyo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mommy" tawa Seulgi dan Sean pun langsung terhenti, wajah mereka memucat, begitu juga dengan Jisoo, mereka langsung menyahut minuman masing-masing dan berlari keluar karena sungkan dan takut pada madam Kyo.

"Jangan bilang kalian sengaja kabur untuk menghindari mommy" seru Ryujin menghentikan langkah ketiga pria tadi tepat di hadapan Hye Kyo, Jisoo langsung melotot tajam ke arah Ryujin, sedangkan Sean dan Seulgi kesulitan menelan ludah nya, melihat reaksi lucu ketiga nya, Ryujin, Somi dan Karina pun terpingkal, sedangkan Yuna yang belum paham apa-apa hanya mengerutkan kening nya kebingungan.


#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang