62. Kepikiran

1.4K 260 25
                                    

Tiffany mendiamkan Nickhun, hubungan mereka menjadi sedikit renggang, sang istri menjalani keseharian dalam kebisuan, ia masih melayani sang suami, tapi tidak banyak bicara, Nickhun banyak menghabiskan waktu di rumah, karena pekerjaan memang ia handle secara online lewat internet dan di bantu Jay Park di Korea sana.

Sementara di Negeri Ginseng sana, Rio mulai curiga, karena sudah lima hari Tiffany tidak ada kabar, ponsel nya tidak aktif dan tidak berani untuk bertanya pada Jessi.

"Kemana pergi nya nyonya Tiffany?" Batin Rio penuh tanya, seragam Yuna dan Karina yang dipesan waktu itu saja, diantar oleh pihak butik, sebab tak kunjung di ambil.

Saat ini Rio tengah istirahat makan siang bersama Jisoo, Sean, dan Seulgi, ia menatap kedatangan Jessi ke tempat para pegawai istirahat.

"Rio"

"Yaa nyonya?" Yang dipanggil langsung berdiri, Jessi memberi kode pada anak buah nya itu untuk berbicara sebentar, mereka pun sedikit menjauh dari pegawai yang lain.

"Apa kamu tahu dimana Tiffany?" Jessi malah bertanya pada Rio.

"Maaf nyonya, justru itu yang akan saya tanya pada nyonya, dia sudah lima hari tidak muncul, dan ponsel nya juga tidak aktif" jelas Rio, Jessi nampak berpikir keras.

"Kemana dia? Dia belum pernah menghilang seperti ini, apa kalian bertengkar?"

"Tidak nyonya, kami baik-baik saja"

"Rumah nya juga sepi, aku tekan bell pintu gerbang nya tidak ada yang membuka kan, begini saja, jika dia sudah menghubungi mu, beritahu aku ok, dan sebalik nya, jika aku yang lebih dulu di hubungi aku akan memberitahu mu" ide Jessi.

"Yaa nyonya"

"Lanjutkan istirahat mu"

"Baik nyonya, terima kasih" Rio membungkuk hormat pada majikan nya itu, Jessi kemudian menuju ke ruangan nya lagi, Jisoo, Sean dan Seulgi pun menatap, penuh tanya pada Rio yang nampak gelisah.

"Nyonya Tiffany menghilang" ujar nya pada ketiga sahabat nya itu, mereka terkejut, sebab tahu bagaimana hubungan Rio dengan wanita flamboyan itu.

"Kamu sudah menghubungi nya?" Jisoo

"Nomor nya tidak aktif"

"Ke rumah nya?" Sean

"Nyonya Jessi sudah kesana tapi kosong rumah nya"

"Ke tempat kerja nya?" Seulgi

"Aku tidak tahu dimana dia bekerja" jawab Rio dengan wajah polos nya, ketiga sahabatnya pun menggeleng tak percaya.

"Jadi kamu tidak tahu sepenuh nya tentang latar belakang para mommys itu?" Tanya Jisoo untuk memastikan, dan lagi Rio menggeleng lugu

"Astaga Rio, jadi apa yang kalian bahas setiap ketemu?" Heran Sean putus asa.

"Masalah mereka, dongsaeng ku, rencana masa depan ku" jawab Rio serius.

"Kamu tidak bertanya dimana ia bekerja, atau dimana rumah nya, atau siapa keluarga nya begitu?" Seulgi.

"Tidak"

"Astaga" kesal ketiga nya pada ketidak pekaan Rio.

"Dan sekarang, saat salah satu di antara mereka menghilang, kamu gelisah, aku bingung dengan mu" kesal Sean.

"Masalah nya, dia tidak memberitahu ku tentang itu semua" Rio membela diri.

"Itulah guna nya mulut mu" Seulgi.

Dan di Thailand, Nickhun telah membelikan ponsel yang baru untuk sang istri, dengan model dan warna yang sama dengan yang lama, dia juga sudah memasukan nomor ponsel Jessi, sahabat istri nya, karena hanya nomor dia yang Nickhun punya, tapi tidak dengan Rio, andai punya pun, dia tak akan memberikan nya.

"Semoga kamu nanti bisa memaafkan aku, dan mengerti kenapa aku memilih untuk membawa mu pergi" ujar Nickhun meletakan ponsel baru untuk Tiffany di meja rias saat sang istri yang sedang mengeringkan rambut nya setelah mandi.

Tahun ajaran baru telah di mulai, Somi, Karina dan Yuna kembali masuk sekolah, Rio sendiri yang mengantar mereka, terakhir adalah Yuna yang tiba di sekolah, Rio nampak murung, tentu saja karena ia masih kepikiran Tiffany, setelah mengantar para dongsaeng nya, ia pun segera berangkat ke gedung Baekhyun, untuk menjalani pelatihan.

Di tempat nya berlatih, Rio juga membantu mekanik lain dalam memperbaiki mobil pelanggan, dan karena ia tidak fokus, tangan nya terjepit kap mobil yang tadi ia sendirilah yang membuka nya, suara teriakan kesakitan Rio bahkan sampai terdengar ke lantai atas, Baekhyun dan Suzy yang sedang di ruangan sang oppa pun terkejut, mereka langsung keluar untuk mengechek nya.

"Rio, ada apa?" Panik Baekhyun, yang di tanya masih mengerang kesakitan sambil memegangi tangan kanan nya.

"Tangan nya terjepit kap mobil tuan" jawab Mark.

"Coba aku periksa" Baekhyun memegang tangan kanan Rio.

"Awww. . . Sakit hyung, jangan terlalu kuat" rintih nya

"Bawa ke rumah sakit saja ya?" Tanya Baekhyun cemas.

"Biar aku yang antar oppa" potong Suzy.

"Baiklah, langsung pulang saja nanti, aku memberi mu ijin" ujar Baekhyun, Akhirnya Rio di bawa ke rumah sakit oleh Suzy, mobil nya ia tinggal di bengkel.

Dan dokter sudah selesai memeriksa, tiga jari tangan kanan Rio mengalami pembengkakan dan lebam, jadi ia mendapat obat oles berupa cream penghilang nyeri dan agar lebam nya cepat memudar.

"Bagaimana kap nya bisa menutup tanpa oppa tahu? Bukan kah oppa sendiri yang membuka nya?" Tanya Suzy dalam perjalanan mengantar Rio pulang.

"Mungkin aku kurang konsentrasi" jawab Rio

"Oppa ada masalah?"

"Tidak" bohong Rio, padahal dari raut wajah nya saja sudah jelas terbaca, jika ia seperti memiliki banyak pikiran, tapi Suzy tak ingin memaksa Rio agar bercerita pada nya, dan mereka pun tiba di gedung apartemen Rio.

"Gumawo noona" ucap nya sebelum turun dari mobil Suzy.

"Sama-sama oppa, nanti biar Somi pulang dengan ku saja"

"Tidak perlu noona, aku akan menyuruhnya naik bus"

"Yunjin pasti senang punya teman pulang nanti" paksa Suzy.

"Baiklah" Rio pasrah, ia lalu memasuki lobby apartemen nya, dan merebahkan diri diatas kasur nya, dengan pikiran yang kembali pada Tiffany, si wanita atraktif yang sudah hampir seminggu  menghilang.


#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang