63. Menerima Keputusan Mu

1.5K 276 58
                                    

Kriiinnnggg. . .

Ponsel Rio berdering, suara nya membuyarkan lamunan Rio yang sedang memikirkan Tiffany.

"Hallo"

"Hallo, Rio, aku hanya ingin memastikan apa kamu sudah makan siang?"

"Belum sayang, aku di apartemen"

"Bukankah harus nya kamu di tempat pelatihan?"

"Aku mengalami kecelakaan kerja, dan hyung mengijinkan aku pulang"

"Kecelakaan apa? bagaimana keadaan mu? Aku kesana sekarang" panik si penelpon yang tak lain adalah Seohyun, wanita itu bergegas pergi dari bengkel nya, membelikan Rio makan siang dan mengunjungi apartemen nya.

Tink tonk

Ceklek

Seohyun langsung memegang tangan kanan Rio.

"Mana yang terluka?" Tanya nya cemas sambil memperhatikan Rio dari ujung rambut sampai ujung kaki.

"Aww. . . Aww. . . Sayang tangan ku yang sakit"

"Hah!" Seohyun spontan melepas tangan nya, menatap kaget kearah jari-jari Rio yang membiru.

"Maaf aku tidak tahu" sssal nya merasa bersalah.

"Apa kata dokter? Dan bagaimana ini bisa terjadi?" Seohyun menggandeng tangan kiri Rio menuju sofa.

"Dokter bilang ini hanya lebam karena benturan, jadi ada pembekuan darah di dalam, yang menyebabkan warna ungu ini, tangan ku tertimpa kap mobil tadi nya" jelas Rio.

"Apa ini obat nya?" Tanya Seo setelah mendengar penjelasan dari Rio.

"Sekarang makan dulu, nanti biar aku pakaikan cream nya" ujar Seo, ia langsung mencari piring untuk memindahkan makan siang Rio, serta mengambilkan nya minuman, lalu menyuapi pemuda itu.

Rio nampak serius menonton tv setelah makan, Seo membaca kertas yang berisi tentang dosis dan bahan dari obat milik Rio.

"Di kertas ini kita boleh memakainya sesering mungkin dalam sehari agar lebam nya cepat memudar, nanti jika aku tidak kemari, kamu bisa minta tolong pada Somi atau Karina untuk mengoleskan obat nya, mengerti?" ujar Seo, ia menarik pelan tangan kanan Rio, lalu ia letakan di pangkuan nya dan mulai nengoleskan cream dari dokter.

"Iya" jawab Rio.

"Setelah ini jangan pergi dulu, temani aku sampai waktunya menjemput Kai nanti" pinta nya manja, Seo terkikik gemas, ia menemani Rio menonton tv, pemuda itu berbaring dipangkuan nya.

"Jika ingin tidur, pindah saja ke kamar" perintah nya sambil mengecup pipi Rio, yang matanya sudah mulai sayu.

"Temani" rengek nya

"Iya ayo" Rio akan sangat manja saat bersama Seohyun, wanita yang berhasil membuat nya merasa nyaman, dan dengan bantuan nya, Rio tidur hanya dengan memakai celana pendek dan kaos saja, karena siang itu gerah.

Di Thailand, Tiffany memberanikan diri untuk menghubungi Jessi lebih dulu, tangan nya gemetar, antara takut, sedih, rindu pada Rio, semua jadi satu di hati Tiffany sekarang.

Kriiinnnggg. . .

"Nomor asing" batin Jessi penuh tanya menatap nomor tanpa nama yang menghubungi ponsel nya itu.

"Hallo"

"Jessi"

"Astaga Tiffany! Dimana kamu? Rio mencari mu kemana-mana, apa kamu baik-baik saja?" Cerca Jessi saat mendengar suara sang sahabatlah yang berada di seberang telpon, tapi Jessi langsung terdiam begitu terdengar suara isakan dari Tiffany, ia pun merasa cemas.

"Oppa mengetahui kehamilan ku"

Deg

Jessi membeku mendengar pengakuan Tiffany.

"Darimana dia. . .?"

"Aku juga tidak tahu, itulah kenapa ia membawaku pergi sekarang, kami menetap di Thailand, dan oppa menyita paspor ku" isak Tiffany, Jessi yang mendengar itupun merasa iba dan miris.

"Apa Dia bisa menerima kehamilan mu?"

"Aku tidak tahu, dia tak pernah membahas nya"

"Tiffany, dengarkan aku, mungkin ini memang keputusan terbaik buat kamu,  Nickhun oppa dan juga Rio, hubungan kalian tidak bisa dipaksa kan, ok kamu mencintai Rio, tapi apa dia juga mencintai mu? Belum tentu, pilihlah orang yang mencintai mu, karena ia pasti akan membahagiakan dan menjaga mu, jangan pilih orang yang kamu cintai, sebab belum tentu perasaan mu berbalas, saran ku, jalani kehidupan mu yang sekarang dengan oppa, dia pria yang baik Tiffany, tidak kah kamu bisa merasakan betapa takut nya ia kehilangan kamu, sampai-sampai harus membawa mu pergi ke Thailand? Rio biar menjadi urusan ku di sini" nasehat Jessi panjang lebar, tangis Tiffany pun makin menjadi.

"Aku mencintai nya Jessi"

"Aku tahu, tapi ada pria lain yang jauh lebih mencintai mu, yang memaafkan mu meski ia tersakiti, kembali lah pada Nickhun oppa Tiff, dia lebih layak untuk mendapatkan cinta mu" Tiffany meraung, hati nya dilema, antara Rio dan Nickhun.

Keesokan hari nya, Rio berangkat ke restauran Javo.

"Hey, kenapa dengan tangan mu?" Tanya Sean

"Terjepit kap mobil" jawab Rio.

"Lalu bagaimana cara mu mengantarkan pesanan nanti?" Tanya Seulgi.

"Aku ingin ijin dua hari, pada nyonya Jessi"

"Oh masuklah, dia sudah datang" beritahu Jisoo.

"Baik hyung" Rio pun lantas masuk ke dalam.

Tok. . . Tok. . .

"Masuk"

Ceklek

"Selamat pagi nyonya"

"Rio, kebetulan sekali, ada yang ingin aku bicarakan dengan mu" sambut Jessi, ia baru saja menyesap kopi nya.

"Soal apa nyonya?"

"Soal Tiffany, duduk lah, dia sudah menghubungi ku tempo hari, dia mengganti nomor telpon nya dengan yang baru" ujar Jessi, Rio memasang wajah serius nya, dan duduk di hadapan sang boss.

"Tiffany pindah ke Thailand bersama suami nya, jadi kamu tak perlu mencari nya lagi, dia memutuskan untuk memperbaiki hubungan nya dengan Nickhun oppa, dan saling menerima kesalahan serta kekurangan masing-masing" jelas Jessi, Rio menunduk, entah ia harus senang atau sedih atas kepergian Tiffany.

"Kamu bisa menerima keputusan nya kan?" Jessi menatap Rio penuh selidik.

"Jika ini sudah menjadi pilihan nya, saya bisa apa nyonya?" Pasrah Rio sendu.

"Kamu masih muda, juga tampan, aku yakin, kamu pasti akan menemukan pengganti nya, aku memberi mu cuti, terserah mau berapa hari, jika kamu merasa sudah lebih baik, bekerja lah kembali" ujar Jessi pengertian.

"Yaa nyonya, terima kasih, saya permisi" Rio meninggalkan ruangan Jessi, ia melangkah tak tentu arah, dan kedua kaki nya membawa Rio ke sekolah Yuna, ia bersandar pada pagar gedung sambil melamun.

"Rio!" Panggil Irene yang baru datang ke sekolah, ia menepikan mobil nya, dan Rio pun mendekat.

"Masuklah" Irene urung ke sekolah, dia melajukan mobil nya entah kemana bersama Rio pagi itu.

#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang