31. Permainan Liar🔞

5.4K 335 55
                                    

"Bagaimana cara mu mendekatkan diri pada saudara-saudara mu?" Tanya Hye Kyo penasaran.

"Mungkin karena kami tidak punya orang tua, jadi mereka menganggap saya lah pengganti appa dan eomma, kami tumbuh besar di panti bersama itu mungkin yang membuat mereka menaruh rasa hormat pada saya"

"Orang tua mu kemana?" Rio menggeleng, karena ia juga tak tahu menahu akan keberadaan orang tua nya.

"Apa sesama saudara perempuan juga ada pertengkaran?"

"Pasti ada, Somi pernah bertengkar dengan Karina waktu kami awal-awal pindah ke apartemen"

"Dan apa yang kamu lakukan?"

"Saya menghukum mereka untuk selalu bergandengan tangan sepanjang hari, sambil melakukan tugas masing-masing, tak boleh di lepas sebelum saling meminta maaf"

"Dan hasilnya?"

"Belum genap setengah jam, keduanya sudah berpelukan dan saling memaafkan" cerita Rio, Hye Kyo tersenyum lucu membayangkan Somi dan Karina.

"Bagaimana dengan Yuna? Dia masih terlalu kecil, apa kamu tidak repot mengurusnya?"

"Tidak ada kata repot untuk dongsaeng-dongsaeng saya" jawab Rio yang membuat Hye Kyo semakin kagum pada nya, pemuda itu nampak gelisah menatap jam dinding di rumah Hye Kyo.

"Kenapa? Kamu bekerja hari ini?" Tanya Hye Kyo yang tahu jika sepertinya Rio tengah gelisah.

"Tidak, saya hanya ingin mengajak mereka pulang sekarang" alasan Rio yang sebenarnya telah membuat janji dengan Tiffany.

"Ayo kita lihat mereka" ajak Hye Kyo, ia bersama Rio pun menuju ke kamar Ryujin, dan melihat ketiga dongsaeng nya tengah bermain dengan aksesoris milik si empu nya kamar, Yuna terlihat beberapa kali mengibaskan rambut nya yang sudah diikat dengan pita warna warni, sambil terkikik malu-malu di depan cermin, sementara Karina mencoba beberapa jepit rambut yang ia tak pernah memiliki nya sama sekali, sementara Ryujin mencoba mendandani Somi dengan make up tipis.

"Kamu tega merusak kebahagiaan kecil mereka?" Tanya Hye Kyo, Rio tak bisa menjawab

"Jika kamu ingin pulang lebih dulu, pulanglah, biar mereka aku yang antar nanti" Hye Kyo sendiri juga senang dengan kehadiran Somi, Karina dan Yuna karena Ryujin jadi punya teman, Rio kebingungan untuk memutuskan nya.

"Somi-yaa, Karina, Yuna-yaa" panggil Hye Kyo.

"Ya madam" sahut ketiga nya.

"Kalian disini dulu tidak apa-apakan? Nanti aku antar" tanya Hye Kyo, ketiga gadis itu menoleh dengan tatapan penuh tanya pada sang oppa, dan Rio pun harus jujur.

"Oppa akan menemui teman di luar, nanti oppa kemari lagi" jelas Rio.

"Baiklah" jawab Yuna

"Oppa pergi ya" pamit Rio.

"Biar Fabio yang mengantar mu"

"Tidak perlu madam, saya bisa naik bus" tolak Rio.

"Fabio sudah menunggu mu di depan" Hye Kyo tak mau tahu, ia memperlakukan Rio dan keluarga nya seperti itu juga sebagai ucapan terima kasih nya juga karena telah membantu Ryujin.

Rio pun tiba di hotel The Horvejkul, ia langsung menuju ke lantai dua puluh, menuju ke kamar Tiffany, yang sudah memberitahu dimana ia berada.

Tok. . . Tok. . .

Ceklek

Tiffany memasang wajah masam nya pada Rio, pemuda itu pun merasa sungkan tentu nya.

"Kenapa lama sekali? Aku sudah menunggumu sejak tadi" kesal nya.

"Saya sedang dirumah teman nyonya" balas Rio.

"Alasan, aku sudah beberapa hari ingin merasakan sentuhan mu lagi, tapi begitu ada waktu, kamu malah tak kunjung datang" Tiffany lalu berbaring di ranjang nya, hanya dengan memakai bathrobe, libido nya sudah menguap, padahal ia tadi sudah menggebu-gebu ingin menuntaskan rindu nya dengan bercinta seliar mungkin.

"Maaf nyonya"

"JANGAN PANGGIL AKU NYONYA SAAT KITA SEDANG BERDUA!" Rio terkejut bukan main, ia lalu duduk di belakang Tiffany, sambil menelan ludah gugup, bingung harus berbuat apa, ia lalu berdiri, mengambil air dingin yang disediakan lalu meneguk nya sampai habis, otak Rio serasa diperas, berpikir keras untuk meluluhkan hati Tiffany yang terlanjur marah, berlahan ia pun mendekat dan berlutut diujung ranjang.

Tiffany terjengkit, merasakan sesuatu yang basah, empuk dan hangat menyapa jari-jari kaki nya, ada sensasi aneh yang ia rasakan, antara geli, merinding tapi juga nikmat, ia menunduk kebawah dan menemukan Rio tengah menjilat dan mengulum jari kaki kiri nya.

"Sialan" batin Tiffany merutuki Rio yang menatapnya dengan tatapan menggoda, tentu saja Rio yang seperti ini terlihat sangat sexy di hadapan nya.

"Aku harus melakukan nya, agar ia tak marah" batin Rio yang merasa kurang ajar pada Tiffany, wanita itu memutar tubuh nya menjadi terlentang.

"Aaakkkhh. . ." Desah nya sambil mendongak menikmati sentuhan Rio, pemuda itu mulai mencumbu kaki Tiffany dengan mengecup dan menjilat nya, dan sang wanita pun membuka tali bathrobe nya, rupanya ia sudah tak memakai sehelai benang sekalipun.

"Aww. . ." Pekik Tiffany nakal, saat Rio membuka paha kanan nya, dan menjilat lipatan paha kiri nya.

"Ooughh. . .Yesss. . ." Teriak nya, saat lidah Rio mulai menyapa vagina nya.

Kedua tangan Rio menahan paha Tiffany, ia mulai menjilat dan menghisap clitoris wanita hyper itu, yang pinggang nya langsung terjengkit saat Rio menggigit clitoris nya dengan ujung gigi.

"Yaaa disitu Rio. . . Aaakkkhhh. . . " desah Tiffany nikmat, tangan nya menekan kepala Rio agar lidah nya lebih dalam memasuki lubang vagina Tiffany.

"RIO. . . " Teriak Tiffany, ia mengangkat pinggul nya, dan mendekap kepala Rio erat kearah selangkangan nya, ia mendapatkan orgasme nya, tapi masih belum puas, nafas nya terengah, ia lalu menarik tangan Rio agar menidih nya, dan langsung meraub bibir nya dengan kasar, melumat dan mengulum lidah Rio, Tiffany memutar tubuh pemuda itu, jadi ia yang diatas sekarang, tapi apa yang terjadi, Tiffany malah duduk mengangkangi muka Rio, dan menggesek-gesekan vagina nya diwajah Rio, pemuda itu pun menjulurkan lidah nya, dan memasukan nya ke lubang vagina Tiffany, wanita itu menggila, ia sangat menyukai Rio yang cepat tanggap dengan keinginan dan kemauan nya, hal ini tentu membuat ia tak segan merogoh kantong nya dalam-dalam guna memberi uang jajan bagi Rio.

Tiffany duduk berjongkok diatas wajah Rio yang sibuk menjilati vagina nya dari bawah, tubuhnya gemetar merasakan sensasi nikmat luar biasa.

"Aaakkkkhhhh. . . " untuk kedua kalinya Tiffany menyemburkan cairan nya di mulut Rio, wanita itu jatuh terkulai diatas tubuh Rio, dan pria itu juga sudah sangat terangsang, ia lalu menurunkan celana nya.

Jleb

Lalu memasukan penis nya ke dalam vagina Tiffany dari bawah, lalu memompa nya, tak ada waktu istirahat untuk wanita itu yang kini hanya pasrah di setubuhi oleh Rio, yang butuh pelepasan.

Sret

Rio memutar tubuh Tiffany, menjadi dibawah tindihan nya sekarang.

"Aaaakhhh. . . Fanny-yaah. . . " desah Rio.

"Jadilah milik ku, aku suka dengan kenakanalan mu" ajak Tiffany, Rio tak menyahut, ia sibuk mengejar kenikmatan dengan terus menggerakan tubuh nya naik turun memompakan penis nya di vagina Tiffany.

"Jangan salahkan aku, jika aku akan lebih sering mengajakmu bercinta setelah ini" ucap Tiffany lagi.

"Ooouuggghhhh. . ." Erang Rio nikmat, ia menghentakan pinggulnya menyemburkan sperma nya kedalam rahim Tiffany.

"Aaaakkkhhh. . . Rio. . . Ini nikmat" erang Tiffany yang mendapatkan orgasme ketiga nya bersama Rio.


#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang