10. Apartemen

2.9K 337 38
                                    

"Kamu tinggal dimana?" Tanya Seo dalam perjalanan mengantar Rio pulang.

"Di gedung Nine Three nyonya" jawab Rio menyebutkan nama apartemen nya.

"Oh, yang itu" Seo mengangguk paham, ia pun melajukan mobil nya ke sana, dan setiba nya di apartemen Rio, ia pun mengikuti Rio sampai ke unit nya, untuk memastikan jika pemuda itu sampai dengan selamat.

"Nyonya mau masuk dulu?" Tanya Rio yang tak enak karena sudah diantar sampai ke unit nya.

"Baiklah" jawab Seo tanpa ragu.


Ceklek


Rio pun membuka pintu unit nya, ia mempersilakan Seo masuk.

"Maaf, tidak ada sofa di apartemen saya nyonya" sungkan Rio.

"Tidak apa-apa, aku bisa duduk dimana saja" balas Seo, Rio lantas mengeluarkan meja bulat andalan nya, dan mengambilkan segelas air putih untuk tamu nya itu.

"Silakan di minum nyonya, hanya ada air putih, saya ganti baju lebih dulu" pamit Rio, Seohyun mengangguk, ia masih berdiri, dan setelah Rio ke kamar nya, ia pun mulai berjalan mengelilingi ruangan sempit itu untuk melihat-lihat interior nya, dan. . .


Deg


Tanpa sengaja, Seo melihat Rio tengah bertelanjang dada hendak mengganti baju nya yang kotor, dari celah pintu yang tak tertutup sempurna.

Seo memalingkan wajah merona nya, jantung nya berdetak cepat, pikiran nya kacau, dan untuk menetralkan nya, ia pun buru-buru duduk dan meminum air yang di suguhkan Rio tadi, dan pemuda itu pun keluar dari kamar nya, Seo menunduk salah tingkah, men...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seo memalingkan wajah merona nya, jantung nya berdetak cepat, pikiran nya kacau, dan untuk menetralkan nya, ia pun buru-buru duduk dan meminum air yang di suguhkan Rio tadi, dan pemuda itu pun keluar dari kamar nya, Seo menunduk salah tingkah, mengingat pemandangan tadi.

"R-rio, aku harus pulang, waktu nya menjemput Kai ke sekolah" pamit nya beralasan, karena ternyata usaha nya menetralkan detak jantung nya gagal, dan semakin kacau kala menatap Rio.


"Baiklah nyonya, terima kasih sudah mengantar saya" balas Rio, ia lalu mengantar Seo keluar.

Wanita dewasa itu semakin gugup, saat memasuki lift, dan Rio masih menatap nya dari depan pintu unit nya.

"Tidak tidak, kamu sudah bersuami Hyunie" batin Seo menatap canggung ke arah Rio, yang malah tersenyum pada nya.



Dan di Javo restauran, Jessi menggeleng dengan tingkah Tiffany yang merajuk pada nya.


"Besok aku akan menjenguk nya, jika kamu mau ikut, datang lah jam makan siang" ujar Jessi, Tiffany menatap tak percaya pada sahabat nya itu.


"Terserah mau percaya atau tidak" acuh Jessi, Tiffany pun kemudian tersenyum lebar.


"Kamu yang terbaik" puji nya, Jessi memutar malas kedua mata nya.


Kembali ke apartemen Rio, ia berbaring sendirian di kamar nya, dan membiarkan pintu nya tetap terbuka, sampai ia tertidur, Yuna, Somi dan Karina pun pulang, mereka tak tahu jika sang oppa sudah di kamar nya, si bungsu lalu berlari memasuki kamar nya, hendak berganti baju, di ikuti kedua unnie nya, merasa aneh karena pintu kamar Rio terbuka, Karina pun menoleh.


"Oppa!" Seru nya terkejut melihat kaki dan tangan Rio yang terluka, Somi dan Yuna pun spontan ikut menoleh.


"Oppa!" Yuna langsung berlari memasuki kamar Rio, mereka urung mengganti baju.



"Oppa" Yuna berusaha membangunkan Rio sambil menggoyangkan tubuh oppa nya itu, dan mulai menangis.


"Hey, kalian sudah pulang" Rio mulai terbangun.


"Oppa kenapa?" Isak Yuna, Somi dan Karina hanya menatap cemas.


"Oppa tadi jatuh dari sepeda" jawab Rio menenangkan dongsaeng-dongsaeng nya.


"Sakit oppa?" Tanya Yuna, Rio menggeleng sambil tersenyum karena tak ingin membuat ketiga nya makin khawatir.

"Aku beli obat dulu oppa" pamit Karina.


"Tidak perlu, oppa sudah ada obat nya, ada di meja makan" ujar Rio.



"Kalian ganti baju dulu ne" perintah Rio.



"Jangan menangis, oppa baik-baik saja, ini hanya lecet biasa" Rio mengusap air mata si bungsu.


"Ayo Yuna, kita ganti baju dulu" ajak Somi, mereka bertiga pun memasuki kamar.



"Oppa sudah mandi?" Tanya Somi, Rio menggeleng.


"Ayo oppa mandi dulu, setelah itu kita obati lagi luka oppa" ajak Somi, Rio kemudian di papah kedua dongsaeng nya ke kamar mandi, setelah itu sambil menunggu, Somi memasak makan malam, Karina menyiapkan obat nya, dan Yuna berdiri menunggu di depan pintu kamar mandi, dan kegiatan itu berulang sampai keesokan hari nya.


"Yuna harus sekolah, oppa baik-baik saja, tidak perlu di temani" bujuk Rio, pada Yuna yang tak mau sekolah karena ingin menemani oppa nya.


"Atau mau oppa antar?" Tawar Sean ikut membujuk, ketiga sahabat nya itu baru sempat menjenguk keesokan pagi nya sebelum bekerja.


"Tidak mau, Yuna mau di rumah dengan oppa" ia tetap pada pendirian nya, sambil menyilangkan kedua lengan nya di dada, bibir manyun dan mata berkaca-kaca nyaris menangis.


"Baiklah baiklah, Yuna temani oppa, tapi jangan menangis" Rio akhir nya menyerah, dan Somi berangkat hanya bersama Karina.

"Kami pergi kalau begitu, kalian baik-baik di rumah ok" pesan Jisoo, berlima mereka pun keluar dari apartemen Rio.



"Ya, kalian juga, maaf sudah merepotkan" sungkan Rio, karena pagi-pagi mereka sudah datang membawakan sarapan untuk Rio dan ketiga dongsaeng nya.


Dan siang Jessi gelisah menunggu Tiffany datang, yang terlambat satu jam lebih, lalu muncul dengan wajah tanpa dosa nya.



"Aku harus menemani oppa makan siang lebih dulu" kekeh nya tak sabar untuk segera berangkat ke apartemen Rio, Jessi menghela nafas, ia sudah bertanya pada Jisoo di mana Rio tinggal, jadi mereka tinggal berangkat saja.




#TBC

Sugar BabyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang