Chapter 33 - I'm so damn serious

78.5K 6.3K 3.6K
                                    

Ketika Damien melihat Rasheed menahan jabat tangannya dengan Starley cukup lama, ada perasaan tidak suka muncul. Dan tiba-tiba ada keinginan untuk segera menarik Rasheed agar tidak terlalu lama menyentuh tangan Starley.

Tapi dengan cepat, Starley segera menutupi kepanikannya dengan menjawab. "Apa kau pernah dengar, semua orang di dunia ini masing-masing memiliki tujuh kembaran yang belum pernah ditemui?"

Alis Rasheed terangkat ketika mendengar jawaban Starley. Untung Starley memakai topi sehingga mukanya tidak tertampang begitu jelas.

"Mungkin, kau pernah melihat atau berpapasan dengan salah satu kembaranku itu," tambah Starley santai.

Setelah itu Starley menarik tangannya dari genggaman Rasheed. Lalu Starley mengangkat dagunya seperti wanita-wanita dari kalangan atas. Tidak sulit untuk berakting menjadi seperti itu, ketika dia tumbuh dikelilingi orang-orang seperti itu.

Rasheed terlihat masih curiga, ia menatap Starley lalu menatap Damien. Damien sepertinya juga bisa merasakan kalau Rasheed terlihat curiga. Setelah itu Damien melingkarkan tangannya di pinggang kecil Starley dengan posesif.

Lalu Damien tiba-tiba berbicara dengan bahasa Arab. "Apa kau ada masalah dengan istri saya, Mr. Rasheed?" Dengan nada intimidasi.

Starley sedikit tertegun mendengar bahasa Arab yang terdengar sangat asing dari mulut Damien. Well damn, kenapa itu terdengar begitu seksi. Padahal Starley tidak mengerti Damien berbicara apa. Starley menelan ludahnya. Astaga dia harus fokus.

Rasheed terlihat sedikit kaget ketika tiba-tiba Damien berbicara dengan bahasa Arab.

"Tentu saja tidak ada, Mr. Karim. Istri anda begitu menawan, persis seperti yang anda ceritakan di telpon," jawab Rasheed dengan bahasa Arab juga.

Rasheed kelihatannya mencoba menguji Damien. Telpon adalah hal yang bersifat pribadi, hanya Rasheed dan Lorenzo asli yang tahu apa yang mereka obrolkan. Tapi Damien sudah memprediksi hal ini akan terjadi. Damien tersenyum miring dengan santai.

"Apa maksudmu Mr. Rasheed? Selama ini saya berbicara dengan asistenmu, kau sedang sibuk kan kemarin," jawab Damien dengan yakin.

Damien sudah mencari informasi kegiatan Rasheed selama dua mingggu ini. Lalu melihat dari flashdisk, kapan tanggal file tentang Lorenzo dibuat. Kalau prediksinya benar, Lorenzo baru menghubungi mafia ini seminggu yang lalu, dan itu bersamaan dengan waktu Rasheed tengah sibuk dengan hal lain. Maka kesimpulannya, yang menerima panggilan Lorenzo adalah asisten Rasheed. Sebenarnya prediksi ini kemungkinannya 50:50, tapi biasanya prediksi Damien jarang meleset. Accuracy-nya 90%.

Rasheed terlihat cukup puas dengan jawaban itu. "Maaf saya lupa akan hal itu, iya saya baru ingat asisten saya yang memberitahu saya tentang anda," jawab Rasheed.

Prediksi Damien benar.

Starley tidak tahu apa yang mereka berdua bicarakan tapi sepertinya Damien berhasil meyakinkan Rasheed. Sekarang Rasheed terlihat lebih yakin.

"Dan ini?" tanya Rasheed ketika melihat Josè.
"Dia anak buahku," jawab Damien. Josè menunduk sedikit kepalanya sopan. Rasheed mengangguk mengerti.

"Kalau begitu, mari masuk," ucap Rasheed. Lalu Rasheed berjalan mendahului mereka.

Damien mengangguk, lalu berjalan mengikuti Rasheed di belakangnya, dengan tangannya masih di pinggang Starley. Starley kali ini hanya bisa mengikuti arahan Damien karena dia tidak mengerti satu kata pun yang Damien dan Rasheed bicarakan tadi. Sedangkan Josè yang sejak tadi belum mengeluarkan suara berjalan di paling belakang mengikuti meraka.

Damien's Possession ✔️ (Mavros Series #2)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang