Seorang gadis memakai kemeja kotak-kotak panjang sedang asyik dalam dunianya. Dunia fiksi. Aktivitas malam ini adalah menyelesaikan satu novel. Masa bodo kalau besok ulangan harian, Crystal memilih membaca novel.
Bagi Crystal belajar masih bisa besok. Besok subuh atau besok saat di sekolah. Kalau bisa lagi dia akan mengerjakan soal dibantu Brainly dan sejenisnya. Kupu-kupu di perut semakin menjadi kala membaca adegan mesra sang tokoh. Tokoh ini dingin, tapi dia sudah bucin sama cewek yang dia suka. Bahkan, tokoh lelaki ini rela keluar malam hanya untuk mencari kunang-kunang.
Lembar demi lembar sudah ia habiskan. Sisa 4 lembar lagi menuju epilog. Saat hendak akhir tiba-tiba air mata Crystal menetes membasahi buku. Dalam cerita itu tokoh tidak bisa bersatu. Sang cowok akan dijodohkan dengan cucu teman kakeknya, jika tokoh laki-laki ini tidak bisa mengajak tokoh perempuan masuk ke agamanya. Tokoh perempuan menolak ikut cowoknya. Dia memilih putus dan sebelum putus mereka melakukan dansa terakhir sebelum akhirnya pisah.
Drtt ... drtt ....
Crystal berdecak sebal saat mendengar dering telepon. Ia menghembuskan napas saat melihat nama di kontak. “Kenapa, Ran?” tanyanya.
“Crys, lu tolongin gua dong. Temani gua ke sekolah lagi.”
“Ngapain buset malem-malem?” Crystal mulai tidak santai.
“Buku SEJINDO gua ketinggalan. Besok mana mau ulangan. Nanti gua tunggu di depan sekolah ya.”
Rania sedikit panik sekaligus merengek agar Crystal mau menurutinya. Suara berat campur cempreng sedikit menusuk telinga. Mau tidak mau Crystal mengiyakan kemauan Rania. Gadis itu mematikan telepon dan melipat novel sebagai batas.
Di lain tempat, 2 cowok memakai jaket parasut hitam tos bersama Rania. Gadis itu ternyata bisa memancing Crystal untuk ke sekolah.
“Pokoknya besok lu pada traktir gua. Minimal lima jajanan di kantin,” omel Rania. Dia kesal karena saat sedang membeli nasi goreng untuk makan malam malah bertemu trio menyebalkan dan berakhir disuruh oleh mereka.
“Lu mending cepat-cepat sana ke sekolah. Ayo gua antar.” Tama menyambar kunci motor di atas meja dan bangkit. Ia menghampiri penjual nasi goreng untuk tidak terburu-buru memasak pesanan mereka.
Tidak ada respons membuat Tama menarik tangan Rania dan memakaikan helm. Gadis itu terpaksa naik ke motor, lalu berpegangan pada besi belakang. Tama membawa motor ini tidak terlalu kencang karena jarak dari tukang nasi goreng ke sekolah cukup dekat.
Saat melihat motor hitam milik Billy, Tama tersenyum puas. Cowok itu menepikan motor sedikit jauh dari sekolah. Rania berjalan sendiri ke depan sekolah, sementara Tama memantau gadis itu dari jauh. Memastikan agar aman.
Motor matic hitam sudah berhenti. Tanpa menaruh curiga karena melihat motor hitam besar, Crystal langsung melepas helm dan menghampiri perempuan kemeja merah kotak-kotak dengan kancing dibuka semua.
“Nyusahin lu!” Crystal langsung nge gas.
Rania hanya menyengir kuda. “Ya maaf. Gua lupa ges. Ayo masuk keburu malam.”
Mereka berjalan menyusuri lorong dengan bantuan senter HP. Rania melingkarkan tangan pada lengan Crystal. Dia sangat ketakutan karena gelap.
“Tal, lu masuk duluan ya. Gua mau pipis dulu.”
Crystal menggerakkan kepala ke samping. “Berani lu sendirian?” goda gadis memakai kemeja flanel putih hitam.
“Berani. Sudah buru lu masuk. Nanti gua susul.” Rania mendorong tubuh Crystal sampai ke dalam. Mata tajam itu menatap Billy yang sudah mengacungkan jempol dari arah depan gerbang.

KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)
Teen FictionGerhana Rajendra. Cowok tampan, kaya, dan berhati mulia. Dia punya prinsip tidak akan menyakiti wanita. Namun, suatu hari Gerhana main TOD dan dapat dare. Dare yang diberikan adalah menjadikan salah satu anak 12 IPA 2 yang kelasnya terkenal wanita s...