10

75 7 0
                                    

Sejak kejadian TOD membuat Crystal gundah gulana. Pasalnya pesan yang dia kirim untuk sang gebetan tak kunjung dibalas. Jangankan dibalas dibaca saja tidak. Crystal sejak tadi terus memeriksa ponsel kala ada suara notifikasi. Helaan napas selalu terdengar karena setiap pesan yang masuk bukan dari Reyhan melainkan dari grup kelas atau SMS random.

Crystal duduk bersama 4 sahabatnya di koridor. Mencari udara segar pagi hari. Mata indah itu seketika melek saat melihat pria yang tingginya tidak jauh dengan dirinya, memakai jaket biru, telinga disumpal earphone putih, dan tak lupa kacamata kotak. Crystal mengambil ancang-ancang menyapa. Namun, ketika mau menyapa, Reyhan melengos tanpa melihat kehadirannya.
Cepat-cepat gadis itu mengambil ponsel dan mengirimkan pesan.

Rca

Rey
P
P
P
Lu tumben melengos?
Lagi ada masalah ya?
Rey
Reyhan?

Lagi-lagi gadis rambut kucir kuda mengembuskan napas gusar. Sebenarnya ada apa coba? Mengapa tiba-tiba Reyhan cuek? Masa iya karena confess jadi begini. Memang salah jika perempuan lebih dulu mengatakan suka?

“Diem bae. Ada masalah?” Ara bertanya. Crystal hanya menggeleng. Perempuan itu malah mengalihkan topik dan ikut bercanda dengan yang lain.

Tanpa Crystal tahu, Reyhan sejak tadi mengamati perempuan itu dari depan kelas yang tak jauh dengan 12 IPA 2. Kepala Crystal tidak sengaja menoleh ke lorong. Di sana Reyhan dan Crystal saling beradu pandang. Seketika Reyhan memutus kontak mata dan segera masuk. Tatapan tadi membuat hati kecil Crystal bingung. Dia kenapa?

☆☆☆

“Bro, gua menyerah,” celetuk cowok topi hitam.

Terukir guratan kecewa pada wajah sahabat-sahabatnya terutama Tama. Dia paling kecewa.

“Enggak asik lu. Enggak mau mobil dan segala hadiah?” tawar cowok hoodie merah.

Gerhana menghela napas berat. “Gua ikhlasin hadiahnya.”

“Alasan lo nyerah kenapa?” Segumpal asap keluar dari mulut Jo.

“Karena gua enggak mau buat dia sakit hati. Semalam gua mimpi buruk. Jadi, gua kayak melihat ada cowok sama cewek awalnya harmonis terus tiba-tiba si cowok itu meninggalkan cewek dengan alasan cuman dijadikan dare. Cewek itu enggak terima dan mengungkapkan doa buruk yang membuat cowok itu menderita. Gua enggak mau kayak begitu.”

“Itu cuman dunia mimpi. Anggap saja angin lalu,” ucap Tama masih membela pendiriannya.

Jonathan menunduk dan mematikan rokok. “Yakin lu? Ayolah masa cuman karena mimpi lu jadi mundur. Lumayan anjir Lambo,” ujar Jo mendramatisi.

“Masalahnya bukan cuman itu. Bokapnya tuh cewek enggak kasih izin pacaran. Kemarin gua datang ke rumah sudah kayak di tempat sidang. Dingin, seram, tegang. Mana bapaknya enggak suka begitu kalau ada cowok.”

“Backstreet dong. Pokoknya lu enggak boleh menyerah. Karena lu ada keinginan menyerah jadi waktu lu gua potong seminggu. Masih ada dua minggu buat jadiin dia pacar.” Cowok hoodie merah berdiri sambil menenteng kaleng bekas untuk dibuang.

Jo menepuk pundak Gerhana. “Semangat, Ger. Dapatkan dia lalu tinggalkan. Anggap saja ini hiburan.”

Dari balik pohon ternyata ada kamera yang menyorot. Setelah sukses merekam orang dengan baju serba hitam dan topeng maling hitam kabur. Gua enggak akan biarkan sahabat gua sakit hati.

Bersambung ....

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang