44

38 5 0
                                    

Memang kampret punya kawan! Pergi ke kantin tidak ajak-ajak. Mentang-mentang belum kelar malah asal tinggal. Mana tidak menawari ingin titip atau tidak. Tugas banyak ditambah perut lapar adalah bencana besar.

Sebelum bencana ini semakin besar, Crystal segera keluar kelas. Gadis itu menelusuri lorong sendirian. Seperti biasa ia akan melihat-lihat kelas lain. Dimulai dari 12 IPA 3 yang masih belajar karena Bu Risma hobi korupsi waktu. 12 IPA 4 sudah pada istirahat dan kelas sedikit ramai. Di pojok ada Graha yang sedang dikelilingi teman perempuan.

Manik mata gadis kemeja pendek cokelat refleks mengarah kepada pria kacamata yang memandang keluar. Mereka saling berpandangan. Sorot di mata Reyhan sulit diartikan. Tatapan Reyhan terus mengarah Crystal tanpa dilepas oleh sang empunya.

Crystal memutus pandangan. Gadis itu kembali berjalan sambil bernyanyi pelan. Saat dekat pintu kantin mata gadis itu menyapu-mencari keberadaan 4 temannya. Tepat di barisan tengah curut-curut itu duduk. Asyik mengobrol dan tertawa. Mana si Rania bertingkah tidak jelas.
Langkah Crystal terhenti saat seseorang menahan bahunya. Gadis itu putar badan, lalu sebisa mungkin mengatur mimik wajah. "Reyhan? Ngapain lu?" tanya Crystal.

"Ngajak lu makan di kantin. Enggak sibuk kan?"

Crystal terdiam sejenak. Ingin sekali ia tolak tawaran lelaki kacamata ini, tapi jauh di dalam hati menyuruh meng-iyakan. Sisa rasa itu ternyata masih ada. Meski dalam hati sudah ada nama baru yang bersemayam di sana. Sebelum ia menjawab ada lagi sesuatu yang mendorongnya untuk menolak.
Kelamaan menimbang keputusan membuat lelaki itu agak kurang sabar. Reyhan menarik Crystal ke dalam kantin dan menitah duduk. Gadis itu bangkit dari kursinya. "Apaan sih lu! Gua belum jawab tahu!" Tanpa sadar gadis itu menggertak.

Kedua telapak tangan lelaki itu ditangkupkan. "Please temani gua makan. Gua lagi butuh teman. Soalnya gua lagi ada masalah. Mau ya? Cuman makan kok," kata Reyhan memelas.
Hati gadis itu menjadi iba melihat ada orang memelas. Jujur perasaan tidak tega yang turun dari sang papa membuat gadis remaja itu benci. Ia ingin menolak, tapi tidak bisa. Muka Reyhan semakin memelas membuatnya mau tidak mau menemani makan.

Cowok wibu itu bahagia karena berhasil. Ia menyuruh Crystal duduk saja sambil menunggu lelaki itu memesan. Gadis itu memainkan ponsel untuk mengusir rasa bosan. Nama Gerhana RP tumben tidak muncul di paling atas aplikasi chatting. Iseng wanita itu mengetik pesan untuk sang pacar.

Gerhana RP

RP
Mas pacar
Kamu lagi sibuk ya?

Gadis itu membalik ponsel dan mengetuk meja dengan telunjuk. Suara notifikasi membuat senyuman merekah. Untung tidak tertipu oleh ekspektasi karena memang benar Gerhana membalas pesan.

Gerhana RP

RP
Mas pacar
Kamu lagi sibuk ya?

Iya nih, my beloved girlfriend
Lagi diskusi buat tugas makalah
Biasa sosiologi nih.
Kamu dah makan? Kalau belum aku suruh Billy ke kantin

Yang harusnya nanya dah makan itu aku
Kamu dah makan?
Kalau aku udah di kantin

Ouh syukur deh kalau kamu sudah makan.

Jangan sampai telat makan. Soalnya mapel jurusanmu berat
Apalagi sekarang hari Rabu. Hitungannya banyak kan dari pagi.
Nanti aja deh makannya. Habis istirahat aku jamkos jadi bisa nanti
Iya bener. Jam pertama mtkp, terus lanjut fisika, sebelum bel kimia
Ck ck kacian anak IPA
Ya sudah nanti sore aku ajak jalan deh biar gak mumet

GAS
Mau ke mana? Taman?

Ke mana-mana hatiku senang 🤣🤣

Gaje

Udahan dulu ya. Aku mau urus tugas
Nanti tunggu di depan kelas kamu aja
Bye my beloved girlfriend yang cantul

Bye juga Gerhana bulan matahari

Aroma makanan menggelitik hidung. HP Android ditaruh di meja. Crystal melihat Reyhan yang mulai mengambil garpu dan sendok, lalu garpu dan sendok diletakan di atas 2 mangkuk itu. Reyhan menaruh mangkuk mi ayam milik Crystal dan jus melon ke meja gadis itu.

"Silakan di makan," ucap Reyhan. Saus dari botol kaca dituang ke mangkuk miliknya.

Crystal sedikit kikuk untuk makan bersama Reyhan. Canggung mulai datang. Sifat pendiam kedua manusia ini membuat suasana makan seperti mengheningkan cipta. Sunyi dan tanpa obrolan.

"Lu udah ulangan harian fisika, Han?" Mulutnya sudah gatal ingin mengajak bicara. Tidak enak begitu kalau misal satu meja terus saling bungkam.
Mi diaduk sampai rata. "Belum. Hari Senin paling. Lagian masih ada presentasi yang rangking-rangking itu," jawabnya.

"Oh." Gadis memakai kacu pramuka mengangguk. Ia kembali makan mi ayam. Kepalanya terus menoleh ke arah kursi di mana kawan-kawan freak berkumpul. Ingin join ke sana, tapi tidak enak sama Reyhan. Terpaksa makan sambil mendengar suara ricuh kantin dan juga kipas yang penutup baling-baling lepas.

Tanpa disadari seseorang bertubuh besar tengah menatap nyalang. Dada pria itu naik turun akibat napas yang tersengal. Muka sampai telinga memerah. Urat pada leher sedikit terlihat. Lelaki itu mengepal telapak tangan dan pergi dari kantin. Gawat sepertinya dia salah mengartikan!

Bersambung ....

Mari vote dan komen sebelum lanjut

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang