55

41 4 0
                                    

Seluruh ujian dan rangkaian perjalanan selama masa putih abu-abu telah usai. Tibalah saat yang paling dinantikan oleh seluruh murid. Pelepasan di sebuah hotel mewah dan semua menggunakan jas untuk laki-laki serta kebaya modern untuk wanita.

Seorang wanita dengan gaun warna cokelat muda berjalan dengan ditemani sang Mama di sebelah kanan dan Papa di sebelah kiri. Senyuman manis terus ia tebar demi meningkatkan aura positif. Crystal mulai masuk ke dalam lobi. Di sana ia melihat anak-anak dari kelas lain yang kemungkinan sedang menunggu temannya terlihat tampan. Penampilan yang jarang ia lihat ketika sekolah. Rambut para lelaki itu diatur sedemikian rupa agar terlihat tampan.

“Crys, sini foto dulu.” Wanita paruh baya dengan gaun panjang menaik turunkan 4 jari tangan bersamaan. Gadis yang sekarang rambutnya diikat satu dan ada kepangan yang melingkari ikatan rambutnya itu langsung menghampiri kedua orang tuanya.

Mama Crystal meminta tolong kepada tetangga yang kebetulan anaknya 1 sekolahan dengan Crystal. Keluarga Aditama langsung memosisikan diri. Ilham di sisi kana, Crystal di tengah, dan Merliana di sisi kiri. Buket bunga yang dibawa dari rumah juga dipegang dengan baik supaya hasil fotonya bagus.

Dua kali jepretan sudah cukup. Tetangga pamit untuk duluan ke lantai atas, tempat di mana acara dilaksanakan. Marlina mengajak anak dan suaminya ke lantai atas. Masih harus tanda tangan di buku tamu dan mengambil snack serta kupon makan siang. Usai tanda tangan, Crystal dan keluarga masuk untuk mencari tempat duduk.

Awal mencari kursi sedikit bingung karena kemarin tidak ada gladi bersih di hotel. Hanya latihan saat dipanggil ke depan saja dan itu pun cuman 1 kelas. Berkat bantuan salah satu anggota OSIS, Crystal bisa menemukan tempat duduknya. Gadis itu membuka ponsel untuk membalas pesan-pesan dari teman Broken Flowers.

Semua pesan sudah dibalas. Sekarang ponsel kembali berada di dalam tas. Crystal menangkap sosok yang berdiri di sebelah kursinya. Tahu kalau ada yang mau duduk, Crystal langsung berdiri dan membiarkan sosok itu masuk dan duduk.

Perempuan yang duduk di sebelah Crystal sedikit ribet. Ponsel yang ada di tangannya terjatuh karena saking ribet membawa kotak snack dan buket bunga. Kalian tahu siapa orang yang duduk di sebelah Crystal? Perempuan riweuh nan rusuh. Siapa lagi kalau bukan Nirmana Rania. Meski hari ini gadis banyak tingkah memakai kebaya warna abu-abu agak biru dipadu dengan rok batik, tingkah prik plus rusuh masih keluar. Orang itu kalau berpakaian anggun pasti akan menyesuaikan tingkah laku juga.

Ponsel berlogo apel dipangku di atas paha. “Yang lain ke mana?” tanya Rania.

“Belum pada dateng kayaknya.” Crystal menyandarkan tas kertas berisi buket bunga di kursi depan. “Bosan. Keluar yuk, Ran.”

“Ayo.”

Rania dan Crystal kebingungan karena tidak tahu untuk apa keluar. Saat di luar ruangan, Crystal bertemu dengan Cherry—teman yang menemani saat sepedaan bersama Reyhan. “Hai  Cher,” sapa Crystal.

“Hai, Crys. Halo, Rania.”

Rania yang sudah kenal Cherry sejak SD membalas sapaan itu ramah. “Nunggu teman ya, Cher?” tanyanya.

“Cher, fotoin gua sama Rania dong,” pinta Crystal.

Cherry mengangguk mau. “Pakai HP siapa?”

Rania langsung menyodorkan ponsel. “Punya gua saja,” ucap wanita itu.

“Yang bagus ya, Cher,” pinta Crystal.

Ponsel Rania diangkat dan disesuaikan dengan objek. Dua sahabat itu berpose sok anggun. Semua foto sudah diambil dan Cherry langsung mengembalikan. Tak lupa ia juga berfoto dengan Rania dan Crystal.

Berhubung HP Cherry dan Rania sama-sama berlogo apel, mereka langsung saling mengirim melalui AirDrop. Sebagai pengguna Android, Crystal hanya menyimak. Foto sudah sukses dibagikan dan teman Cherry pun juga sudah datang. Rania dan Crystal yang tidak tahu harus melakukan apa memutuskan masuk—menunggu acara dimulai.

☆☆☆


Berhubung nama Crystal dan Ara jauh, jadilah tempat duduk mereka terpisah jauh. Ara duduk sendirian di tengah geng hits di kelas. Gadis itu hanya bisa diam, sok menyimak acara. Padahal dia bosan. Ara juga sedikit iri karena Crystal dan Rania malah asyik bercanda.

Peka ada yang memperhatikan, Crystal mencondongkan sedikit badan kemudian menoleh ke kiri. Matanya menyipit saat mulut Ara bicara tanpa suara. Harus dipahami apa maksud dari itu. Namun, karena Crystal tidak paham jadilah Ara mengetik sesuatu.

Ara


Bilangin sama yang samping Rania, mau enggak tukeran

Mana mau buset

Coba dulu

Oke

Tangan Crystal dipanjangkan dan mencolek lengan gadis terkenal anti sosial di kelas. “Mau tukeran enggak sama Ara?” Dengan cepat gadis itu menggeleng tegas.

“Oke.” Crystal menatap Ara dan memberi kode lewat kepala yang menggeleng. Dengan jahil perempuan bernama lengkap Aletha Crystal Aditama meledek lewat senyuman kepada Ara. Gadis yang terpisah dari gengnya hanya membalas dengan raut sebal karena diledek.

MC membacakan urutan acara setelah sambutan Kepala Sekolah. Tampilan kelas 12 adalah acara berikutnya. Semua murid berjalan menuju panggung dan baris 2 shaf. Hal yang ingin ditampilkan yaitu paduan suara dan dipimpin oleh Gerhana serta 2 siswi. Lagu “Hati-hati di jalan” mulai mengalun. Lagu yang membuat dada Crystal seketika sesak karena sedih sebentar lagi pisah dengan teman-temannya.

Tiga tahun cepat sekali berlalu. Belum puas rasanya bisa sekolah dan berkumpul bersama. Suasana ketika jam kosong dan juga KBM mulai muncul di otak. Bernostalgia bagaimana bertemu dengan 4 makhluk absurd dan saat kelas 12 muncul lagi 5 makhluk cowok. Semua kenangan, senyum, canda, dan kesedihan mulai menyatu seiring lagu berputar. Ingin sekali menangis di sini, tapi malu.

Semua murid kembali ke tempat duduk masing-masing. Crystal dan Rania lanjut bercanda.

Bersambung ....

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang