56 (Ending)

123 13 2
                                    

“Berikut kami umumkan siswa dan siswi yang sudah diterima di universitas baik negeri maupun swasta.” Nada bulat seorang MC membuat semua mata langsung fokus.

Bu Eva selaku MC 2 mendekatkan mikrofon ke mulut. “Reyhan Chandra Aldino. Kelas dua belas IPA empat. Telah diterima di Institut Pertanian Bogor, jurusan Ilmu Komputer. Diterima melalui jalur SNMPTN.”

Pria pendek memakai kacamata langsung berdiri, lalu menangkupkan kedua telapak tangan dan tersenyum kepada para hadirin. Bu Eva melanjutkan kembali. Para siswa maupun siswi yang dipanggil langsung melakukan hal yang sama dengan Reyhan.

“Ayang beb lu tuh keterima di IPB,” ujar Rania.

“Udah tahu,” jawab Crystal ketus. Ia tidak suka kalau masih membahas Reyhan.

Layar di depan berpindah. “Zhafira Arabella Alexandra. Kelas dua belas IPA dua. Telah diterima di Universitas Indonesia, jurusan Kimia.”

Crystal beserta Rania langsung heboh tepuk tangan saat Ara berdiri. Begitu juga dengan Kirei dan Tari yang duduk di depan. Ara kembali duduk dan MC kembali membacakan.

“Berikutnya adalah Aletha Crystal Aditama. Kelas dua belas IPA dua. Telah diterima di Universitas Negeri Sebelas Maret, jurusan Psikologi melalui jalur SNMPTN.”

Crystal berdiri dan tersenyum ramah sambil menangkupkan kedua tangan. Pak Ilham dan Bu Marlina tersenyum bangga atas prestasi anaknya. Bahkan Ilham memotret sang anak untuk dijadikan status WhatsApp. Bisa ditebak caption yang akan digunakan adalah 'Selamat ya anak gadisku. Semoga selalu sukses'.

Bisa ia lihat di sisi kiri ada Reyhan yang menatapnya dengan tatapan aneh. Senyum miring serta tatapan congkak langsung ia lemparkan untuk pria yang tega meninggalkannya dulu. Tepat 5 baris setelah Reyhan ada Gerhana yang mengacungkan kedua jempol dan love dengan jari-jarinya.

Pembacaan siswa siswi lolos SNMPTN sudah berakhir bertepatan nama Guntur dipanggil. Masih ada pengumuman siswa siswi yang diterima di swasta maupun di luar negeri.

“Nirmana Rania Kayla. Telah diterima di Universitas Utara Malaysia, jurusan Manajemen bisnis melalui jalur rapor.”

Rania berdiri dan tersenyum bangga. Pada angkatan ini baru satu murid yang sekolah ke luar negeri dan Rania—murid tak terkenal—bisa mewakili. Sungguh ini adalah pencapaian paling baik dalam hidupnya. Tak sia-sia rasa malas untuk mengikuti tes.

Pintu utama mulai dibuka setelah acara selesai. Dengan terburu-buru semua murid keluar. Mereka ingin cepat-cepat mengabadikan momen selama wisuda. Crystal dan kawan-kawan celingukan mencari tempat sepi. Di dekat tangga yang tak jauh dari tempat acara tampak sepi. Bisa digunakan untuk berfoto.
Kamera ponsel langsung disandarkan pada jendela. Karena tidak ada yang memegangi kamera, mereka merekam saja dan nanti di screenshoot. Video aneh mereka sudah diambil. Kini mereka mengambil swafoto.

Puas berfoto, mereka kembali lagi ke koridor. Banyak sekali murid yang foto. Ada yang foto bersama pacar, orang tua, dan teman.

Crystal merasakan tubuhnya tertarik ke samping dan dibawa menjauh. Ketika sampai di suatu tempat baru merasa tangannya bebas. Badan Crystal diputar sehingga berhadapan dengan seseorang yang tubuhnya tinggi. Jantung Crystal berdetak kencang melihat sosok di depan.

Tampan dan berwibawa. Dua kata itu mampu mewakili pujian yang harus dilontarkan kepada laki-laki yang memakai setelan jas merah. Rambut berantakan, bedak tipis, dan memakai pewarna bibir yang tidak tebal. Aroma mint khas pria ini menyeruak masuk ke hidung. Hari ini cowok itu menggunakan kacamata oval persis punya Billy. Image anak berandal seketika hilang.

Cowok itu mengeluarkan sesuatu dari balik punggung. “Happy graduation.” Sebuah buket uang merah entah berapa lembar terlihat menggiurkan. Gerhana masih setia memegangi buket itu sambil tersenyum manis.

Mata Gerhana menyipit saat gadis di depannya masih bergeming. “Ambil, dodol.” Buket itu dimajukan.

“Lu serius kasih gua buket ini? Ini terlalu gede anjay gua enggak berani ambil.”

Kelamaan. Gerhana menarik tangan Crystal dan menuntun tangan kecil itu untuk memegang buket. “Biasa saja. Masih murah itu. Tadinya gua mau kasih hadiah saham buat kelulusan lu.” Laki-laki ini bercanda.

“Iya ini murah. Harusnya benar lu kasih gua saham aja. Lumayan.” Crystal membalas candaan itu. Dia tidak matre seperti perempuan di luar sana.

“Nanti aja gua kasih lu saham. Buat jadi mahar nikahan kita.” Gerhana tersenyum lebar sambil menaik turunkan alis.

Crystal terkekeh mendengar hal itu. “Emang bakal nikah sama gua? Kayak kuat aja lu LDR sama gua. Mana tanpa status, mana lu kuliah di Malang yang katanya gitu.”

Tangan besar itu merangkul badan kecil erat-erat. Pelipis mantan kekasihnya dikecup singkat. “Harus berapa kali coba gua bilang. Kalau gua kuat LDR sama lu. Mau Bapak Ilham minta gua nunggu lu selesai S3 pun gua sanggup.”

“Oke. Gua pegang omongan lu.”

“Pegang saja. Kalau gua nikah sama orang lain, lu bisa langsung penggal kepala gua di hari nikahan gua. Kalau perlu sebelum Ijab.”

Crystal memberikan cubitan pada pinggang Gerhana. “Bukan cuman gua penggal kepala lu, tapi gua bakal mutilasi lu kalau lu bohong sama gua,” gemas gadis itu.

Pria jangkung itu tertawa renyah sekali. Hidung mancung ke dalam milik gadis kebaya cokelat langsung dicubit gemas. “Cie pengennya kamu yang aku nikahin. Tenang aja, Bu. Gua jamin sekitar ya lima tahun lagi gua bakal datang ke rumah lu.”

“Ngapain ke rumah gua?” tanya Crystal tidak konek.

“Maling burung jalak Bapak lu!” Gerhana bercanda lagi. Dua insan itu saling tertawa karena ada saja pertanyaan dan juga jawaban absurd.

Gerhana merogoh saku jas. Ia melepas rangkulan dan mulai fokus pada layar. Tangannya diluruskan sambil ponsel mahal itu dimiringkan. “Foto dulu.” Crystal langsung berpose. Banyak gambar dengan gaya formal dan juga bebas. Setelah mati gaya sesi foto berhenti. Gerhana mengirim foto itu melalu aplikasi WhatsApp.

Senyum manis terlukis indah pada wajah memiliki tone sawo matang. Mata Crystal melirik ke arah pria yang sedang bersandar di dinding sambil menatap lurus. Laki-laki itu. Laki-laki yang awalnya berengsek ternyata adalah cahaya dalam hidupnya.

Laki-laki itu menolong dari mulai Crystal disakiti mantan gebetan dengan memarahi Reyhan dan juga mengajak ke suatu tempat seru. Laki-laki yang Crystal tidak mau kalau dia jadi pacarnya karena nakal. Namun, seiring berjalan waktu semua sifat nakal pria itu lenyap begitu saja di matanya. Berganti dengan sifat manis yang membuat Crystal bisa jatuh cinta untuk kedua kalinya.

Gerhana Rajendra Pradipta. Laki-laki yang membuktikan statement kalau ‘masa lalu adalah pemenangnya’ itu salah. Yang sebenarnya menang adalah orang baru karena pada akhirnya masa lalu itu hanya sebagai kenangan dan orang yang bersama saat ini adalah masa depan.

Kepada Tuan Muda Gerhana aku mengucapkan terima kasih.
Terima kasih Tuhan karena telah mengirimkan Gerhana untuk Crystal.

Semoga kita bisa selalu bersama sampai mata kita berbarengan terpejam untuk selamanya.
 
The End

Alhamdulillah tamat.

Sekian kisah cinta dari Gerhana dan Crystal. Semoga pada terhibur dengan cerita absurdku ini.

In sya Allah akan ada seasons 2 Gerhana dan Crystal. Doakan cerita ini ramai. Biar cepat juga GUC 2.

Oh iya, terima kasih buat para readers yang sudah baca, vote, dan komen. Terima kasih udah setia menunggu cerita ini update sampai tamat.

Did you know guys. Cerita ini banyak banget kejadian based on true story. Reyhan, Crystal, dan geng Broken Flowers itu ada. Aku sih berharap Reyhan enggak baca cerita ini. Jujur aku malu kalau Reyhan asli baca cerita ini wkwk.

See you guys. Nantikan Gerhana Untuk Crystal 2.
 

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang