37

42 6 0
                                    

Pesona cowok-cowok 12 IPS 3 bermain basket bagai magnet yang menarik perhatian para wanita di SMA 1 Jaya Bangsa. Terlihat kaum hawa sudah berdiri di pinggir lapangan sambil membawa botol minuman. Cowok-cowok sudah selesai bermain dan para wanita berdesakan maju untuk memberi minuman.

Orang yang lebih sering dikerubungi adalah pria memakai kaus hitam dengan headband merah melingkar di kepala. Saking banyak wanita centil membuat dia kelimpungan dan memanggil temannya. Pria dengan ciri khas kulit sawo matang datang. Kemudian laki-laki ikat kepala merah keluar dari kerumunan.

Dari koridor dekat lapangan, 5 wanita melintas sambil membawa masing-masing 1 buku tulis. Mereka hendak mengumpulkan Bu Risma, guru matematika peminatan.

Gadis paling kalem di geng menyenggol lengan perempuan memakai kardigan biru tua. "Doi lu dikerumuni cewek-cewek." Tari menunjuk pakai dagu.

"Biarin. Risiko punya doi terkenal dan yang paling dicari," jawab Crystal santai. Dia dan lainnya tetap melangkah sampai depan pintu ruang guru.

"Silakan masuk nona-nona." Gerhana membuka pintu kaca dan tersenyum manis. Ternyata setelah keluar dari cewek centil ia memperhatikan arah kumpulan itu.

Crystal tertawa geli karena ulah pacarnya. "Apa sih kamu. Ngapain di sini? Enggak jajan?" Laki-laki gede tinggi itu menggeleng.

Diam-diam teman-temannya masuk duluan. Sengaja meninggalkan dua sejoli yang sedang dimabuk asmara. Crystal sadar akan ada yang aneh dan ia langsung menyusul sambil mengomel karena ditinggalkan.

Geng Broken Flowers keluar dari ruangan. Cowok bernama Gerhana masih setia di depan sambil berdiri dengan kedua tangan dilipat di dada.

"Udahan?" tanya lelaki itu.

"Udah," jawab Crystal singkat.

"Habis ini mau ke mana?"

"Ke kantin. Perut aku keroncongan gara-gara pusing lihat angka." Gadis itu mengusap perutnya.

Gerhana terkekeh. Tangannya terulur untuk mengusap pucuk kepala gadisnya. "Biar enggak pusing lagi." Tangan pria itu turun dan langsung menggandeng tangan gadisnya.

Ara dan lainnya saling tatap melihat interaksi mesra temannya. Agak meledek di belakanf Crystal. Maklum namanya juga para jones yang mengharapkan punya ayang.

"Pacaran terus!" ledek Rania sambil menyalip dua sejoli. Kini ia berjalan memimpin bersama Kirei di sebelahnya.

Crystal terkekeh dan mendorong pelan tulang belikat gadis berambut gelombang bagian bawah itu. "Sirik ya. Kasihan enggak punya Ayang," ledek Crystal terdengar menyebalkan di telinga Rania.

"Ran, teman gua suka sama lu. Buruan gih pepet," timpal Gerhana.

Rania menoleh ke belakang. "Siapa?" Dia mengerut bingung.

"Billy. Dia suka sama lu."

"Eum ... cie-cie Rania." Tari yang masih di belakang Crystal dan Gerhana menggoda wanita yang mungkin salah tingkah.

"Apaan dah."

Sebisa mungkin gadis itu menutupi rona merah di wajah. Akhir-akhir ini dia mengagumi sosok tinggi berparas tampan dengan tampilan paling beda di gengnya. Cowok itu juga selalu berbuat baik seperti tiba-tiba memberi makanan ringan atau memberikan payung saat Rania lupa membawa.

Gerhana mencolek bahu gadis itu. "Gimana mau enggak? Kalau mau gua bakal suruh Billy nembak lu." Ia menaik turun alis berulang kali disertai senyum jahil.

"Enggak tahu ah." Gadis itu tiba-tiba lari dan membuat manusia di koridor bingung.

Kemudian gelak tawa menggema di tempat ini. Rania kalau salah tingkah sangat lucu.

☆☆☆

M

uka Crystal berubah datar ketika dihampiri lelaki berkacamata. Cowok itu tiba-tiba duduk di sebelah dan mengajak bicara. Sebenarnya malas menanggapi dia, tapi karena tidak enak jadi ya sudah ditanggapi seperlunya.

"Gimana pelajaran kelas dua belas? Ada yang susah enggak?" tanya Reyhan.

"Ada."

Reyhan mengangguk. "Mata pelajaran apa yang susah?"

"Kimia, fisika, matematika umum, matematika peminatan."

"Banyak juga ya. Mau enggak kita belajar bareng?"

Reyhan berharap jika gadis itu mau. Sudah lama ia tidak bicara sejak dia berpacaran sama adik kelas dan tiba-tiba hilang saat Crystal masih suka dengannya.

Crystal mengatur mimik wajah agar tidak terlihat kesal. "Enggak, Rey. Gua malas belajar sama cowok kayak lu!" Tanpa perasaan kalimat itu meluncur dari mulut Crystal.

Reyhan menaikkan satu alis. "Yakin enggak mau belajar bareng sama aku? Kapan lagi coba diajak doi kamu belajar," ucapnya percaya diri.

Idih, najis. Gua sudah punya Mas pacar yang baik dan enggak banyak bacot, batin Crystal.

"Enggak, Rey. Enggak dibolehin sama Papa kalau belajar sama cowok."

"Kamu ajak saja temanmu yang waktu itu temani pas sepedaan bareng." Tidak menyerah lelaki ini supaya mau menuruti modusnya. Reyhan berharap cara ini ampuh supaya gadis itu tidak ada alasan menolak.

Gadis itu mengetik pesan kepada seseorang. "Beda jurusan," jawabnya.

"Ya sudah kita belajar matematika umum. Itu sama kok IPA IPS." Berani sekali Reyhan memegang kedua tangan mungil Crystal.

Melihat wajah dingin seorang pria berjaket denim membuat Crystal meringis. Segera ia gendong tas dan pergi meninggalkan Reyhan yang belum diberi kepastian. Saat disamper, lelaki itu malah melangkah duluan membuat Crystal mengejar.

"RP. Tungguin dong." Ia masih mencoba menyamakan langkah dengan kekasihnya.

Gerhana masih enggan buka suara. Crystal tidak menyerah membujuk supaya pacarnya tidak merajuk. Sungguh kalau sudah cemburu pasti buat susah.

Setelah berusaha akhirnya gadis itu berhasil membalik tubuh tinggi pacarnya. "Diam. Kamu cemburu? Jangan cemburu dong," bujuk gadis itu.

"Kamu mau balikan sama dia? Kan dia sudah putus sama ceweknya," balas Gerhana dingin.

Crystal berdecak kesal. "Siapa yang balikan?"

"Tadi dia pegang tangan kamu. Terus senyum gitu."

Kedua tangan wanita itu menangkup pipi sang pacar. "Mas pacar, asal kamu tahu ya. Aku enggak bakal balikan sama dia. Tadi dia cuman mengajak belajar bareng aku sama Cherry tetangga aku."

Modus amat tuh cowok, batin Gerhana sensi.

Gerhana menurunkan tangan dari pipinya. "Kamu pasti senang mau diajak belajar bareng? Karena kali ini dia yang ngajak kamu, bukan kamu yang kejar dia. Lagian kamu juga gamon sama dia dan pasti berharap balikan sama Rehan." Tuduhan itu membuat Crystal kesal.

"Listen to me please. Aku memang masih ada sisa rasa. Bukan berarti aku mau balikan. Asal kamu tahu. Lagian aku juga proses move on dari dia. Dia juga sudah buat aku sakit hati. So, enggak mungkin aku akan sama dia."

Gadis itu tiba-tiba memeluk badan besar Gerhana. "Aku sudah punya kamu. Aku sudah mulai suka sama kamu. Aku juga sudah bertekad untuk tetap sama kamu. Akan terus bisa jatuh cinta sama kamu dan melupakan dia."

Bibir Gerhana berkedut mendengar kata itu. Baru sekarang ia mendengar Crystal bilang cinta untuk dia. Laki-laki itu membalas pelukan gadisnya erat. "Kamu benar mau sama-sama bareng aku? Kamu benar mau lupakan Reyhan?" tanya Gerhana parau.

"Iya, Mas pacar. Kamu itu cowok menyebalkan yang berhasil buat aku dag dig dug setiap ketemu. Kamu juga cowok yang berhasil buat aku bertekad lupain cowok wibu itu! I love you eclipse."

Gerhana mengecup puncak kepala Crystal. "Love you more, Aca."

Bersambung ....

Yuhuu next kuy

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang