52

36 2 0
                                    

Halo semua. Apa kabar? Lama ya aku enggak update hehe. Maaf ya lagi sibuk. Sekarang aku update 2 bab nih. Do you excited for read this chapter? I hope you excited.

So, let's go to start

Happy reading guys

***

Riuh suasana kelas 12 IPS 3 tidak berhenti sejak jam istirahat kedua. Kebetulan sekali pada mata pelajaran Sejarah Peminatan gurunya tidak masuk. Jadilah mereka melakukan atraksi masing-masing.

Tek ... tretek ... tek ... tek ...tek

Billy memukul papan tulis menggunakan tongkat semaphore yang tergeletak di atas meja guru. Semua murid langsung berhenti dan mulai memperhatikan Billy. “Halo semua. Jadi, sekitar beberapa bulan lagi kelas dua belas mau mengadakan foto buku tahunan. Nah, buat buku tahunan ini diperlukan biaya. Di sini pada keberatan tidak?” tanya laki-laki kacamata oval itu.

“Gua enggak, Bil.” Gerhana yang duduk di barisan mepet dinding menjawab lantang, tapi tidak menatap si pemberi pengumuman. Dia sedang sibuk mengejar cintanya. Meski sudah putus, Gerhana tidak ingin kalau tidak akur dengan mantan.

“Yang lain pada setuju enggak?”

“Setuju!” jawab murid serempak.

“Oke kalau pada setuju. Untuk biayanya sekitar dua ratus lima puluh ribu. Itu udah dapet hard cover, tempat buat naroh album foto, properti.”

Satu anak mengacung. “Billy, tema yearbook-nya apa?”

“Belum tahu. Nanti minggu depan baru diumumin. Besok gua mau rapat sama panitia.”

“Oke.”

Billy mengangguk. “Ada pertanyaan lagi?” Beberapa murid terdiam dan beberapa menjawab dengan menggelengkan kepala. Billy melangkah ke arah bangkunya yang di samping Tama. Laki-laki itu menarik sebuah buku dan menuliskan sesuatu.

Pria berkulit cokelat mengintip apa yang ditulis Billy. “Mau nembak siapa tuh pakai acara mau beli bunga sama lightstick NCT?” ledek Tama.

Diledek seperti itu membuat jantung Billy akan pecah dan bibirnya berkedut. “Anak PKS yang galak, tapi kalau sama sahabatnya prik banget,” jawab Billy.

Tama mendorong pelan bahu sahabatnya. “Tinggal sebut Rania doang. Pakai acara dibuat ribet.”

“Hahaha. Biar panjang ucapan gua.”

“Omong-omong mau kapan lu tembak Rania? Buruan nanti diambil gua. Lu tahu kalau anak itu labil. Kadang bisa suka sama gua kadang suka sama lu.”

Billy terkekeh mendengar celotehan Tama. “Iya. Rencana besok habis gua rapat. Gua udah suruh saudara gua beliin itu lampu stik grup kesukaan dia,” balas Billy.

Dengan bangga laki-laki yang memakai jaket kulit hitam menepuk tulang belikat Billy. “Break a leg. Bismillah langsung tembus ya panah asmara lo,” ucap Tama menyemangati.

“Iya siap, Bang Tama.”

Kedua laki-laki itu tertawa. Billy menyusun acara dibantu dengan Tama. Ia yakin kalau hasil ide Tama pasti berhasil dan semoga ini semua sesuai harapan.

☆☆☆

Mumpung Rania sedang di toilet. Geng Aca-aca nehi-nehi berdiskusi yang dipimpin oleh Billy. Cowok itu mengumumkan ide brilian. Mengatur mulai dari persiapan sampai bagaimana dia akan mengungkapkan ini semua. Teman-temannya mengangguk setuju karena tidak ada ide di kepala mereka.

Mata tajam Gerhana melihat Rania yang sedang berjalan ditemani oleh Kirei. "Si judes datang." Semua langsung bersikap biasa.

“Hai, guys,” sapa wanita dengan rambut gelombangnya dicepol menggunakan jedai warna putih tulang.

Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang