Berulang kali gadis memakai gelang hitam di tangan kiri mengecek HP dan juga ke lorong menuju gedung IPS. Tidak ada tanda-tanda kedatangan kekasihnya. Crystal menggigit kuku karena ia menunggu cukup lama. Sekitar 20 menit setelah bel pulang berbunyi.
Crystal mulai menelepon Gerhana karena sudah tidak sabar. Gadis itu juga sudah kepo ke mana lelaki itu. Ketika mendengar suara operator rasanya ingin membanting ponsel. Hatinya bertanya-tanya lantaran tumben sekali HP Gerhana tidak aktif. Otak setengah pintar mengingatkan untuk menelepon salah satu teman dari Gerhana.
“Halo.” Suara serak dari seberang sana membuat hati tenteram.
“Halo, Tam. Gerhana masih di sekolah enggak?”
“Udah pulang bocahnya, Tal. Dia badmood parah habis dari kantin. Satu kelas hampir dihancurin kalau tidak dilerai kami.”
Jantung mendadak berhenti berdetak ketika Tama menyebutkan Kantin. Curiga kalau Gerhana pergi ke kantin dan melihat dirinya duduk dan makan sama lelaki lain. Gerhana ini tipikal cowok yang sangat cemburuan dan lebai. Duh, Crystal jadi meringis sendiri karena itu.
“Oh begitu. Ya sudah. Gua tutup ya. Thanks, Tam.”
Sifat cemburu Gerhana sedikit merepotkan. Membuat Crystal secepat mungkin menjelaskan kejadian sebenarnya. Gadis itu langsung menarik tangan Tari untuk diantar pulang. Crystal masuk ke tempat parkir terburu-buru. Ia duduk di atas motor, lalu menunggu Tari untuk naik. Gadis itu mengantar Tari pulang terlebih dahulu baru ia pergi ke rumah Gerhana.
Saat ada motor biru kesayangan si Kembar terparkir di sana napas Crystal menjadi lega. Tanpa ragu ia meminta tolong kepada security untuk memanggilkan Gerhana. Crystal berdiri di depan pagar sambil menggigit kuku ibu jari.
Suara slot pagar yang digeser membuat perempuan itu berbalik. Crystal meneguk saliva melihat mimik dingin sang pacar. Gerhana keluar, lalu menutup pagar. Cowok itu bersandar pada pagar menjulang tinggi. Menatap gadisnya tajam.
Crystal meyakinkan diri untuk bicara. “RP, kita enggak jadi jalan?” Basa-basi dulu supaya tidak tegang.
“Enggak,” ketus Gerhana.
“Kamu kenapa? Lagi pusing kerkom?”
Gerhana menggeser badan agar tidak berdekatan dengan Crystal. “Bukan urusan lu.” Sesak ketika tahu-tahu lelaki ini mengubah panggilan aku-kamu ke gua-lu. Namun, Crystal harus memaklumi itu.
Gadis itu menaruh tas ransel di atas jok motor. Keberatan membawa banyak buku. Crystal kembali menghadap Gerhana dan menatap serius lelaki itu. “Apa yang lu lihat saat di kantin pas istirahat pertama?” tanya Crystal menginterupsi.
“Lu selingkuh sama Reyhan?” Bukan menjawab, tapi malah diberi pertanyaan.
Crystal menggembungkan pipi. Dalam hati ia tertawa kencang. “Ya enggak. Berapa kali coba gua bilang kalau gua sudah punya hubungan sama satu cowok enggak mungkin gua selingkuh. Lagian buat apa gua selingkuh sama cowok yang sudah dua kali menyakiti gua.”
“Bohong. Tadi kenapa makan berdua di kantin? Jangan-jangan Reyhan menyatakan perasaan ke kamu ya?”
Gadis berjaket hitam mendengkus. “Makan doang itu di kantin. Reyhan juga diam-diam bae. Itu juga aku ajak ngomong dulu. Malas lagian sama dia. Kek lagi jalan sama orang bisu,” jelasnya panjang.
“Kamu kenapa ajak mengobrol?” rengek lelaki kaus hijau army.
“Aku cuman nanya ke dia udah ulangan harian fisika atau belum. Siapa tahu udah terus bisa minta spill soal.”
Harus sabar saat berhadapan lelaki kekar, tapi memiliki sifat kekanakan. Sekarang muka Gerhana sok cemberut yang sok imut. Ingin Crystal cakar muka itu, tapi ia tahan.
“Jadi kamu enggak selingkuh?” tanya Gerhana lirih. Ia takut kalau ditinggalkan oleh orang tersayang.
Pletak
Crystal memukul lengan kekasihnya. “Enggaklah! Ish. Makannya jadi orang itu selalu berpikiran positif. Jangan negatif melulu,” omel gadis itu.
“Kamu lagian enggak bilang dulu. Kan jadi salah paham.”
“Kamu nyalahin aku?!” Tidak terima jika disalahkan.
Gerhana meringis menyadari kalau ada salah kata. “Enggak begitu. Ya udah iya aku yang salah. Aku terlalu negative thinking. Forgive me, please.” Mata lelaki itu sedikit berkaca-kaca.
“Iya aku maafin. Besok-besok jangan asal tuduh! Aku mau pulang sudah sore.” Gadis itu mendekati motor dan menaiki. Kunci motor ia putar, lalu Crystal menyalakan mesin.
“Yang, jadi jalan-jalan?” tanya Gerhana.
“Enggak. Udah enggak mood gara-gara ada yang ngambek.”
Gadis itu menoleh ke belakang. Memastikan tidak ada kendaraan atau anak-anak bermain. Pelan-pelan gadis itu putar balik. Saat mau jalan, ia sempat melambaikan tangan kepada Gerhana. Terus dibalas fly-kiss oleh Gerhana. Crystal menangkap udara seolah ada love melayang. Gadis itu menempelkan bekas tangkapan ke dadanya. Gerhana tertawa dan geleng-geleng karena kelakuan dia serta pacarnya.
Bersambung....
Jangan lupa vote
See you on the next part
![](https://img.wattpad.com/cover/300781267-288-k137851.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerhana Untuk Crystal (Udah Tamat)
Teen FictionGerhana Rajendra. Cowok tampan, kaya, dan berhati mulia. Dia punya prinsip tidak akan menyakiti wanita. Namun, suatu hari Gerhana main TOD dan dapat dare. Dare yang diberikan adalah menjadikan salah satu anak 12 IPA 2 yang kelasnya terkenal wanita s...