[Hanya fiksi]
•••••••
SM Entertainment menyatakan boy group NCT hiatus, berkabung atas meninggalnya lima member NCT Dream.
Semua member NCT maupun WayV pulang ke kampung halaman, atau pergi kemanapun untuk menenangkan diri.
Untuk Jisung, ia hanya bolak-balik rumah sakit dan rumahnya. Terkadang, ia pergi ke dorm NCT Dream yang sudah kosong.
Tidak ada yang bisa Jisung kerjakan. Ia masih dibayang-bayangi kenangan Hyungnya.
Saat merasa bersalah sampai ingin mati, Jisung pergi ke rumah sakit ke kamar rawat Mark. Ia merawat Mark, membersihkan tubuh Mark, dan lain-lain.
Tidak jarang juga Jisung pergi ke pemakaman, sekedar memandang foto Hyungnya.
Jisung ingin pergi ke China, untuk menemui Chenle, dan Renjun tapi masih belum terlaksana. Mungkin lain hari.Sekarang Jisung sedang berada di kamarnya, berdiam diri duduk di kursi yang ia letakkan di dekat jendela.
Tidak ada yang Jisung lakukan, hanya menikmati angin."Jisung-ah!"
Jisung menoleh ke arah pintu, eomma baru saja memanggilnya.
"Eoh?"
Jisung bangkit dari duduknya saat melihat seseorang yang tidak asing. Pria yang lebih tua darinya itu meminta ijin untuk diberi waktu.
Eomma Jisung pun pergi. Jisung mempersilahkan manajernya untuk duduk di kasurnya.
"Bagaimana kabarmu Jisung-ah?" ucap manajer berbasa-basi.
"Berusaha tidak apa-apa Hyung ... "
"Hyung kenapa kemari?"
Jisung tentu tau manajernya tidak akan ke rumahnya jika tidak memiliki urusan. Pasti ada sesuatu yang ingin manajer sampaikan, dari perusahaan.
Raut wajah manajer pun menjadi serius."Ini tentang kau di NCT."
Jisung menahan napasnya untuk beberapa detik. Ia tahu suatu hari pasti akan dibahas. Ini sudah hampir satu tahun NCT hiatus. Memang sudah seharusnya NCT kembali aktif. Jisung selalu berpikir, sepertinya perusahaan akan memerintahkannya untuk melakukan solo.
"Jadi apa keputusan dari perusahaan, Hyung? Apa aku harus debut solo?"
Manajer menggeleng pelan, membuat Jisung terkejut. Apakah ia akan dikeluarkan dari NCT? Atau, apakah ia akan dikeluarkan dari SM?
"Perusahaan ingin kau bergabung dengan 127."
Jisung membelalakkan matanya.
"Mwo?! Omong kosong apa itu Hyung?""Seperti itulah perintah perusahaan."
Jisung menggeleng kuat.
"Aku tidak akan melakukannya! Hyung, katakan pada mereka aku tidak akan bergabung dengan 127 Hyung. Aku bukan pengganti Haechan atau Mark Hyung. Aku, aku tidak ingin menjadi pengganti. Aku tidak akan pernah bisa menggantikan posisi mereka.""Aku tidak bisa melakukan apapun Jisung-ah ... "
Laki-laki itu berkata jujur. Ia hanya manajer asisten. Ia tidak bisa menyuarakan pendapatnya atau melakukan apapun.
"Ini tidak adil! Kalau Hyung tidak berani, aku akan mengatakannya sendiri. Pada siapa aku harus mengatakannya?"
Manajer mendongak, menatap Jisung yang nampak marah.
Jisung sudah berubah, ia kini sering marah. Dulu, ia bahkan tidak tau apakah Jisung bisa marah atau tidak."Youngjun daepyonim. Katakan itu padanya," jawab manajer jujur.
"Eoh?"
Jisung nampak gelagapan.
Jisung tetaplah Jisung. Ia tidak berani protes, apalagi atasan yang sudah sangat atas:v"Jisung-ah ... Itu jalan terbaik untukmu. Bergabunglah dengan 127, mereka akan menjagamu. Kau tidak akan kesepian."
"Hyung ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] 1. I'm Alone : Park Jisung
Fanfiction[Lengkap] Apa yang akan terjadi, jika Jisung tanpa Hyungnya? Bagaimana jika suatu hari, Jisung kehilangan Hyung-hyungnya? . . . ⚠️Don't PLAGIAT! Start : 4 Mei 2022 Finish : 17 Juni 2022